webnovel

Fix You

Dalam perjalanannya menyusuri jalanan sekitar hotel, Awan beertemu dengan salah satu pengamen. Jangan bayangkan pengamen seperti di Indonesia, yang cenderung tampil dengan pakaian lusuh dan setelah diberi uang langsung pergi tanpa menyelesaikan lagu yang dia mainkan. Sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia, pengamen yang ada di London berpenampilan bersih dan menarik, serta permainan musiknya pun indah. Awan lalu berhenti sejenak untuk mendengarkan permainan musik yang dibawakan oleh pengamen itu.

Berlatar belakang kota London yang sedang memasuki musim panas dipadukan dengan kerlap-kerlip lampu kota dan musik yang indah, Awan menikmati momen itu dan larut di dalamnya.

"Is there a song you want to play?", tanya pengamen itu kepada Awan.

Awan cukup terkejut mendengar pertanyaan itu. Diberi pertanyaan seperti itu secara mendadak dan diperhatikan oleh orang lain di sekitarnya, membuat lelaki itu bingung.

"Wait a moment. I'm trying to think of a song", sahut Awan sembari mencoba mengulik bank lagu yang dia punya di otaknya.

Terkadang ketika ditanya request lagu apa, justru kita menjadi bingung dan seakan kumpulan lagu-lagu yang ada di memori kita hilang.

Setelah memikirkan sekitar satu menitan, Awan akhirnya menemukan satu lagu yang ingin dimainkan.

"Fix You from Coldplay, please".

Pengamen itu kemudian langsung memainkan lagu yang diusulkan oleh Awan. Seiring lagu itu dimainkan, Awan ikut bernyanyi pelan. Belum sampai refrain, pengamen itu berhenti memainkan alat musiknya.

"Why did you stop?", tanya Awan dengan raut wajah bingung.

Dengan wajah tersenyum, pengamen itu menjawab "it will be interesting if you sing along. I've heard you sing, and I think you have a good voice."

"No, I don't have a good voice", sahut Awan langsung menolak tawaran tersebut.

Namun semakin dia menolak, semakin dia diminta untuk ikutan bernyanyi. Bahkan pengamen itu langsung bertanya kepada orang-orang yang menonton di sekitarnya apakah setuju jika Awan ikutan bernyanyi. Lalu tanpa berlama-lama, semua orang yang berada di situ mengiyakan.

Berada di situasi tersebut sebenarnya membuat Awan merasa tidak nyaman. Sebenarnya lebih tepat jika dikatakan jika dia tidak merasa percaya diri. Namun dia tidak bisa lari dan kalaupun bisa, pasti dia akan lebih malu lagi untuk lewat daerah situ karena dianggap pengecut.

Dengan wajah yang cukup tegang, dia akhirnya memberanikan diri untuk mengambil tantangan itu. Dia tahu bahwa kemampuan bahasa Inggrisnya belum terlalu bagus, tetapi itu adalah tantangan yang cukup menarik untuk dicoba. Seiring dengan dia maju, riuh tepuk tangan penonton tambah meriah dan banyak dari mereka yang memberikan dukungan. Awan yang tadinya malu-malu, kini menjadi lebih percaya diri dan merasa ini adalah panggung miliknya.

Ada satu hal yang mengejutkan terjadi. Tanpa diminta, Awan kemudian malah berbicara banyak sebelum bernyanyi.

"Lagu ini saya persembahkan untuk seorang wanita yang saat ini sedang berada di salah satu kota di Indonesia, yaitu Yogyakarta. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, mungkin sekitar dua tahunan. Seharusnya bulan ini, dan bahkan minggu ini aku bisa bertemu dengannya, tetapi karena urusan pendidikan, akhirnya sekarang aku justru berada di sini.

Lagu ini aku persembahkan khusus untuknya karena masih teringat jelas di ingatan aku terakhir kali bertemu dengannya di saat dia sedang dalam masalah. Namun betapa bodohnya saya dahulu yang tidak langsung bilang cinta kepadanya dan tidak menemaninya dalam masa-masa sulit itu. Sekarang aku ingin bilang padanya bahwa aku bisa ikut membantu dia berproses dalam menyembuhkan dan memaafkan dirinya. Aku akan menjadi orang yang menyembuhkan setiap luka di hatinya. Jadi semoga saja lagu ini bisa tersampaikan kepadanya"

Ketika Awan mengucapkan kalimat itu, banyak penonton yang terdiam karena terbawa dalam suasana. Bahkan ada beberapa penonton yang masih muda meneteskan air mata.

Setelah saling memberikan kode, Awan kemudian langsung bernyanyi diiringi oleh band yang ada di belakangnyam yang mana itu adalah pengamen tadi. Tidak terlihat bahwa pemuda itu tegang saat bernyanyi. Pemuda yang tadinya tidak mau tampil karena malu-malu, sekarang justru bernyanyi dengan penuh penghayatan.

Sorak sorai tepuk tangan begitu meriah setelah Awan selesai bernyanyi. Sepertinya dia mampu mencuri perhatian di situ. Tempat yang tadinya lumayan ramai, sekarang menjadi lebih ramai. Memang jika kita melakukan sesuatu dari hati, hasilnya akan bisa dirasakan oleh orang lain.

Awan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan-pelan. Dia sungguh tidak percaya dengan apa yang telah dia lakukan. Ada rasa senang karena dia mampu membuat orang lain senang, namun di sisi lain rasa rindunya kepada Eunike juga semakin bertambah. Setelah selesai bernyanyi, dia kemudian memberikan uang kepada pengamen tadi.

"Just save that money for you. In fact, we thank you for being able to invite so many people here", sahut salah satu anggota grup band jalanan itu.

"But you have wanted to accompany me to sing", sahut Awan.

"That's different my bro. We asked you to sing. You are not the one who asked for our services"m sahut mereka lagi.

Daripada lama berdebat tentang siapa yang harus berterimakasih, akhirnya Awan menuruti perkataan mereka. Sebagai kenang-kenangan, Awan meminta mereka untuk foto bersama. Dengan senang hati, mereka mengiyakan permintaan pria asal Indonesia itu.

"Suaramu bagus juga", ucap bu Tina memuji.

Awan tersenyum malu mendapatkan pujian itu. "Masa iya bagus sih Bu? Justru malah fales kurasa"

"Ahh kamu memang selalu tidak percaya diri, Wan Wan. Tadi sebelumnya kamu juga bilang ke mereka kalau tidak mau bernyanyi karena suaramu jelek kan? Tetapi setelah memegang mic, kamu seperti kesurupan. Tiba-tiba aja raut wajah gugupmu perlahan hilang dan suara indahmu keluar", ucap Pak Yosua menimpali.

"Jadi kalian tadi lihat dari awal?", tanya Awan mencoba memastikan.

Pak Yosua dan Bu Tina mengangguk bersamaan.

Awan sekarang menjadi malu karena pasti mereka mendengarkan ucapannya sebelum bernyanyi.

"Kami juga mendengarkan kalimat-kalimat romantismu sebelum bernyanyi", ujar Bu Tina.

Tanpa diberitahupun Awan sudah tahu hal itu. Kalau menonton dari awal sudah pasti mereka mendengarkan juga kalimat yang dia ucapkan entah darimana datangnya.

"Harusnya kalian tidak mendengarkan itu karena menurutku terlalu aneh untuk diucapkan", sahut Awan yang merasa malu.

"Tidak apa-apa, menurutku itu tidak aneh kok. Justru beruntung sekali wanita yang kamu cintai karena mempunyai seseorang yang menyayanginya dengan tulus. Jarang sekali Ibu mendengar ada orang yang tetap mencintai seseorang yang belum jadi pacarnya setelah tidak bertemu selama dua tahun lebih. Ibu doakan kamu bisa segera bertemu dengannya dan kalau Tuhan berkehendak, kamu bisa menjadi seseorang yang tepat untuknya", sahut Bu Tina sembari menepuk-nepuk pundak muridnya itu.

Awan hanya tersenyum sambil mengaminkan doa itu.