webnovel

16

Hari terus berlalu, tidak terasa jika kisah 30 hari Randy dan Luna akan selesai. Luna akan menikah 3 hari lagi, dan itu artinya tepat malam ke 30 hari kebersamaan mereka ini Randy dan Luna harus berpisah. Mau tidak mau, suka tidak suka mereka harus berpisah.

Dinner romantis sudah Randy siapkan di sebuah taman. Kini Randy tengah menunggu Luna yang masih bersiap di kamarnya, sekali lagi Randy memperhatikan penampilannya pada kaca di depannya. Jeans naby gelap, kaos putih polos dan jaket hitam yang Randy gunakan terlihat cocok sekali dengan tubuhnya.

Luna keluar dari kamarnya dan melangkah mendekati Randy, Randy pun berbalik saat mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Masing-masing dari mereka terpesona dengan penampilan keduanya, Luna terlihat cantik dengan dreess merah maroonnya dan Randy terlihat tampan dengan pakaian casualnya.

"lo cantik banget Lun, makin cinta gw." celetuk Randy jujur.

"terima kasih, lo juga keren banget Ran. Bikin gw gagal fokus." balas Luna terkekeh.

Randy mengulurkan tangannya, dan Luna menerima dengan tangannya. Merekapun saling menggenggam dengan penuh perasaan, lalu berangkat ke tempat yang sudah Randy siapkan.

20 menit perjalanan mereka, kini Randy meminta Luna untuk menutup matanya. Dengan sedikit protes, akhirnya Luna menyetujui permintaan Randy. Mereka pun melangkah perlahan menuju bagian tengah taman, dimana disana sudah di siapkan meja bundar dan dua kursi.

Lilin menyala mengelilingi tempat ini membentuk sebuah bentuk Love, lalu di jalan yang mereka lalui di penuhi oleh kelopak bunga mawar merah. Randy menghentikan langkahnya di tengah-tengah lilin yang membentuk Love itu, tepan 2 meter menuju meja bundar tempat mereka makan nanti.

Untuk sesaat, Randy menatap Luna dalam dan penuh cinta. Lalu Randy membuka penutup mata Luna, karna melihat Luna yang sudah tidak sabar ingin segera melihat dimana mereka sekarang.

Perlahan tapi pasti, Luna membuka matanya yang tadi tertutup. Kilauan lampu taman membuat Luna mengerjab beberapa kali, lalu setelahnya hanya tatapan kagum yang bisa Luna berikan.

Taman yang sengaja di desain khusus oleh Randy, jalan yang di penuhi kelopak bunga mawar serta lilin yang mengitari mereka. Di pertengahan jalan ada lilin yang membentuk Love, dan di ujung jalan ada meja dan kursi yang benar-benar di hias secantik mungkin.

Tanpa sadar Luna meneteskan air matanya terharu, ia belum pernah merasakan hal seindah ini. Dan kini, Randy telah kembali memberikan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Luna.

"semua ini, lo yang buat Ran?" tanya Luna dengan tatapan berkaca-kaca.

Randy mengangguk dan tersenyum tulus, melihat hal itu Luna ikut tersenyum dan langsung memeluk Randy dengan erat.

"terima kasih Ran" ucap Luna senang.

"gw senang kalo lo suka, terus tersenyum ya Lunaku sayang." goda Randy.

Luna memukul pelan dada Randy, hal itu membuat mereka tertawa bersama. Lalu Randy mengajak Luna untuk duduk di kursi dinnernya, dan mereka pun mulai menikmati santapan dinner yang di persiapkan.

.

.

.

.

.

Seusai menyantap makan malam, Randy dan Luna kini berbaring di tumpukkan kelopak mawar merah. Menatap langit, sambil merenungi perasaan masing-masing.

Randy berbalik menatap Luna, lalu ia membelai pipi Luna dengan penuh rasa sayang. Luna memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan Randy yang mungkin saja akan jadi yang terakhir untuk mereka. Mengingat waktu mereka ini hanya beberapa jam lagi, dan setelahnya Luna akan pindah ke rumah Rudy.

Mengingat hal itu, membuat Luna kembali membuka matanya dan bangun dari aksi berbaringnya. Meninggalkan Randy yang masih berbaring, Luna memeluk lututnya erat lalu menatap kelopak mawar dengan sedih.

"gak kerasa yah, waktu kebersamaan kita sudah hampir abis." ucap Randy memulai pembicaraan.

"yah, dan gw membenci hal itu." balas Luna sendu.

Randy terkekeh, dan ikut bangun dari posisi berbaringnya. Randy membawa Luna ke dalam pelukannya, lagi dan lagi Randy terus mengecup pucuk kepala Luna dengan sayang.

"gw ragu Ran, gw ragu dengan pernikahan ini. Gw gak yakin kalo ini benar, gw takut gagal dalam pernikahan gw Ran." ungkap Luna dalam pelukan Randy, matanya menatap sendu udara yang berhembus.

"Luna, hidup gak akan berjalan sesuai dengan apa yang kita mau. Tapi kita harus percaya, dalam hidup ini apapun yang kita dapatkan itulah yang terbaik untuk kita. Gw yakin lo bisa, karna lo itu kuat." balas Randy bijak, walau sebanarnya hatinya pun teriris saat ia mengingat akan melepas Luna.

Mereka kembali terdiam, menikmati waktu yang terus melangkah maju. Tanpa terasa kini, kejutan terakhir dari Randy untuk Luna tiba. Ribuan kembang api memancar indah di langit, membuat Luna menatap mereka dengan berbinar.

Namun ada salah satu yang membuat Luna menangis seketika, sebuah kembang api yang juga menuliskan sebuah kata. Kata yang membuat hati Luna bahagia, sekaligus terluka. Kata yang selalu membuat Luna tersenyum kala mengingatnya, kata yang selalu akan Luna kenang dalam hatinya.

I love you Luna, For Randy

Randy memeluk Luna dengan erat, dimana ia pun ikut menitikkan air matanya bersama Luna disana. Waktu perpisahan mereka telah tiba, waktunya Luna untuk meninggalkan Randy sudah di depan mata. Luna terus memeluk Randy sambil menangis, menumpahkan segala perasaannya pada air mata itu. Agar besok ia terbangun dengan perasaan yang kuat, dan teguh bersama hatinya.

"terima kasih Randy, I love you too" balas Luna masih dengan tangisannya.

Randy melepaskan pelukan mereka, dapat di lihat wajah Luna yanh sembab akibat terus-menerus menangis. Dan jika di perhatikan, Randy pun sama. Matanya membengkak, hanya saja ia bisa menutupinya dengan senyumannya.

Mereka menyatukan kening mereka, saling menatap dalam dan menguatkan satu sama lain.

"Luna, terima kasih untuk 30 hari ini. Lo udah berikan yang paling indah untuk gw, sangat indah. Walaupun sakit untuk melepas lo, tapi gw gak mau egois dengan memaksakan kehendak gw sendiri.

Luna, gw bahagia. Bahagia saat senyum lo terus terukir, pipi rona lo yang bikin gw geregetan. Terima kasih udah kasih kenangan terindah di 30 hari kebersamaan kita, I love you so much Luna" ungkap Randy tulus.

Luna kembali menangis mendengar penuturan Randy, hatinya membuncah bahagia. Namun juga terasa sesak, mengingat takdir mereka tidak bisa bersatu.

"jangan lagi menangis Luna, gw gak suka liat air mata ini mengalir dipipi lo. Gw terlalu sakit untuk melihatnya, jadi jangan keluarkan lagi." ingat Randy sambil menghapus air mata Luna.

"Randy, terima kasih. Terima kasih udah jadi seseorang yang berharga dalam hidup gw, terima kasih udah menjaga dan membuat gw tersenyum. Gw bahagia, kebersamaan kita selama ini terasa sangat indah. Gw bersyukur di beri kesempatan bertemu sama lo, manusia sombong yang super nyebelin tapi akhirnya bikin gw jatuh Cinta." ungkap Luna dengan suara seraknya, dan terkekeh.