webnovel

Antara Cinta Dan Pengorbanan

Luna si gadis miskin yang apa adanya, menjalani hidup sebagai karyawan kafe di pinggir kota Depok. Rekan kerjanya Rudy, selalu memperhatikannya diam-diam tanpa Luna sadari. Suatu hari Luna bertemu dengan Randy, cowo tajir dan tampan yang sombongnya bikin Luna geregetan. Setiap kebetulan, mereka selalu bertemu. Sampai satu keadaan, Luna menyadari perasaannya pada Randy begitupun sebaliknya. *Baca juga cerita lainnya : UNCOVER POLIGAMI BUKAN SALAH RASA POLIGAMI New Generation UNCOVER (English Version) Jika Takdir Berkehendak *IG author : @authoraisha_

SA_20 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
20 Chs

13

"gw tau, gw tau ini akan terjadi. Karna itu gw minta lo janji tentang perasaan lo, tapi ternyata mereka tetap menjebak kepolosan lo." balas Randy sendu.

Randy melepas pelukannya, dan ia menatap Luna langsung dengan serius.

"Luna, gw mohon. Jangan sakiti diri lo sendiri, gw gak mau lo sedih dan menderita. Kalo emang mereka akan ngirim gw keluar negeri, gw siap kok. Asal lo gak harus nikah sama bang Rudy karna terpaksa, gw mau lo hidup bebas dan dapetin cinta dari cowok yang bener-bener tulus sama lo." tukas Randy penuh harap.

"tapi gw gak bisa Randy! Lo udah masuk ke dalam hati gw, mana bisa gw jauh dari lo. Gw gak akan bisa biarin lo ngejauh gitu aja, biarin gw berkorban buat lo yah." balas Luna dengan senyum paksanya.

Randy kembali memeluk Luna dengan erat, membiarkan emosi dan perasaan mereka mengalir melalui air mata yang menetes dari mata mereka.

"maaf, maafin gw yang gak berguna ini. Gw gak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk cinta gw sendiri." ucap Randy pada Luna.

"lo gak salah, ini memang takdir yang harus kita lewatin." balas Luna mulai tenang.

"Lun, lo yakin mau nikah sama bang Rudy?" tanya Randy lagi dengan sendu.

"gw gak punya pilihan lain Ran, gw gak mau lo ngejauh dari gw. Gw udan nyaman sama kita yang sekarang, gw harap lo ngerti yah." jelas Luna sedih.

Randy membiarkan Luna bersandar pada bahunya, ia pun mengelus kepala Luna dengan sayang.

Tanpa sadar Luna tertidur di bahu Randy, kelelahan fisik dan batin membuat Luna terbuai begitu jauh dalam tidurnya. Randy yang menyadari itu langsung menggendong Luna, dan membawa Luna ke kamarnya. Membaringkan Luna dengan lembut, dan menciun keningnya dalam.

"selamat tidur sayang" ucap Randy, lalu meninggalkan Luna sendiri.

Randy lalu mengambil jaketnya dan keluar dari apartemannya, ia mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata yang seharusnya.

"brengsekkk!!! Awas aja lo"

.

.

.

.

.

Hujan mengguyur deras jalan kota ini, Randy akhirnya sampai di kafe milik kakaknya itu. Tanpa pikir lagi, Randy menerobos hujan dan masuk ke dalam kafe. Hening dan sepi, tidak ada siapapun disana. Randy naik ke lantai 2, dimana kamar Rudy berada. Dan benar saja, sang kakak sedang tersenyum sambil menatap foto Luna disana.

"bajingan brengsek!" emosi Randy memuncak.

Tanpa ba bi bu lagi Randy langsung menghajar kakaknya itu, tentu saja Rudypun melakukan perlawanan.

"kenapa? Kenapa lo sejahat itu si bang? Gw gak nyangka lo jadi licik kayak gini." sindir Randy tajam.

"semua berlaku dalam cinta bro, begitu juga gw. Gw terlalu cinta sama Luna, apa salah kalo gw mau nikah sama dia?" balas Rudy dengan seringainya.

"kalo sama-sama cinta itu gak masalah, tapi kalo terpaksa itu masalah!" tekan Randy dingin.

"terus mau lo apa? Mau gw ngelepas Luna buat lo gitu? Mimpi lo! Gak akan pernah gw lepasin Luna buat lo!" balas Rudy kesal.

"lo kenapa jadi jahat gini si bang? Dulu lo baik, pengertian, gak pernah maksa orang." ungkap Randy tak habis pikir.

"semua ini gara-gara lo! Lo yang udah bikin gw kayak gini, lo udah rebut semuanya dari gw." teriak Rudy dengan marah.

"rebut? Apa yang gw rebut dari lo bang, hah apa?" balas Randy tak kalah sengit.

"lo ambil perhatian ayah, lo ambil harta keluarga, dan sekarang lo ambil juga hatinya Luna. Lo kenapa harus hadir sih Ran, kenapa? Lo gak puas apa udah ambil perhatian dan hartanya ayah? Kenapa lo ambil Luna juga dari gw?" teriak Rudy frustasi.

Randy terdiam, ia merasa bersalah sekarang. Ia tidak tau jika apa yang ia lakukan selama ini membuat sang kakak merasa tersaingi, Randy sama sekali tidak berpikiran sampai kesana.

"gw minta maaf kalo gw udah rebut perhatian ayah, gw sama sekali gak tau kalo itu bikin lo gak suka. Tapi Luna? Kenapa lo harus nyakitin dia bang? Dia tulus sayang sama lo sebagai kakak, kenapa lo harus maksa dia buat nikah sama lo?" balas Randy sendu.

"hahah, kakak kata lo? Gw yang selama ini ada saat dia butuh, gw yang selalu jaga dia, gw yang selalu nemenin dia kala sepi, dan dia hanya anggap gw sebagai kakak. Kenapa? Sedangkan lo, orang yang baru aja datang di kehidupan dia tiba-tiba merebut cintanya? Hidup ini terlalu lucu Ran,.." tukas Rudy dengan tawa mengejeknya.

Randy terdiam, ia merasa kasihan pada kakaknya itu. Ia tidak tau jika sang kakak mencintai Luna sebegitu dalamnya, bahkan Randy sendiri tidak yakin apakah cinta sedalam itu atau tidak.

"maafin gw bang, gw gak tau kalo lo mencintai Luna sejauh itu. Gw juga gak tau kenapa Luna mencintai gw, tapi gw mohon jangan buat Luna tersiksa dengan menikah karna terpaksa." tekan Randy sedih.

"pergi! Pergi dari pandangan gw Ran, pergi!" usir Rudy pada Randy.

Rudy membelakangi Randy, ia tidak ingin sisi lemahnya ini dilihat oleh adiknya itu. Sedangkan Randy yang melihat punggung rapuh itu tidak kuasa menahan perasaan bersalahnya, ia ingin memeluk kakaknya itu. Tapi sang kakak malah mengusirnya, dari pada terus bertengkar. Randy memilih pergi, meninggalkan kakaknya dalam tangisnya.

"gw tau Ran, cinta gak bisa di paksa. Tapi sekali aja gw pengen bahagia, apa itu salah?"

.

.

.

.

Randy kembali ke aparteman dengan keadaan tubuhnya yang basah kuyub, Randy membiarkan air hujan menyentuh kulitnya. Sesampainya di aparteman ia langsung masuk dan mendudukkan dirinya di sofa tamu, lalu suara gadis tercintanya membuat lamunannya buyar seketika.

"lo udah balik? lah kok ujan-ujanan sih, nih lap dulu badannya." tegur Luna, lalu memberikan handuk pada Randy.

Randy menerima handuk yang di berikan oleh Luna, lalu ia mengeringkan tubuhnya yang sebelumnya basah karna air huja.

"gak apa-apa kok, emang tadi di luar ujannya deres banget. Jadi pas keluar mobil, kehujanan deh." jawab Randy dengan senyumnya.

"makanya hati-hati, harusnya bawa payung." omel Luna.

"iya maaf, kan lupa." balas Randy bersalah.

"ya udah, langsung mandi ya biar gak sakit ntar. Gw masak dulu buat makan malam, mau reques?." tanya Luna pada Randy.

"gak, terserah lo aja. Ya udah gw mandi dulu, jangan kangen ya?" goda Randy pada Luna.

"dih siapa juga yang kangen, dah ah gw mau masak. Bye!" balas Luna mengelak.

Randy langsung masuk ke kamar mandinya, dan menangis sejadi-jadinya.

"jika emang kebahagiaan bang Rudy bersama Luna, maka biarkan sebulan ini gw membuat kenangan indah bersama Luna. Dan gw akan dengan ikhlas melepas Luna untuk lo, bang." gumam Randy bersamaan dengan air mata yang jatuh.