Luna sedang merapikan meja yang baru saja di tinggalkan pelanggan, lalu seseorang datang dan mengejutkan Luna. Karna orang itu adalah, orang yang pernah Luna lihat sebelumnya. Orang yang bertengkar dengan Randy saat itu, ayahnya Rudy dan Randy.
"bisa kita bicara?" tanya orang itu pada Luna.
Luna terlihat bingung, namun ia tetap bersikap sopan dan mencoba tenang.
"iya bisa, silahkan duduk." jawab Luna bingung.
Orang itu duduk di kursi yang baru saja Luna bersihkan, lalu ia meminta Luna untuk memanggil Rudy dan berbicara bersamanya.
Rudy pun datang, dan duduk di samping Luna. Bertingkah seakan ia tidak tau apapun yang sedang terjadi, dengan wajah bingungnya.
"kenapa ayah kesini?" tanya Rudy langsung.
"Luna, apa kau mau menikah dengan Rudy?" tanya Ayah Rudy langsung.
Luna terkejut bukan main saat ayahnya Rudy menanyakan hal yang sama sekali tidak terpikirkan olehnya, dan ia bingung harus menjawab apa sekarang. Apalagi Rudy ada disampingnya, dan menatapnya penuh harap.
"aku,, a-aku tidak tau." jawab Luna ragu.
Rudy merasa sedikit kesal dengan jawaban Luna, tapi ia tau kenapa Luna seperti itu. Sepertinya Luna sudah mulai menyukai Randy, karna itu ia tidak menerima Rudy langsung seperti dulu.
"ayah, kenapa ayah bilang begitu? Aku jadi tidak enak dengan Luna ayah." tegur Rudy pada sang ayah.
"bukankah kau menyukainya?" tanya ayahnya pada Rudy.
"memang benar, tapi jika Luna menolak aku tidak bisa memaksanya." jawab Rudy sedih.
"lihatlah Luna, Rudy sangat mencintaimu. Apa kau tidak mau menerima dirinya?" tanya ayah Rudy lagi pada Luna.
Sepertinya Luna paham maksud perkataan Randy semalam, Randy pasti sudah mengetahui hal ini duluan. Karna itulah ia meminta Luna berjanji untuk menjawab sesuai keinginan hati Luna sendiri, dan memang itulah yang akan terjadi.
"maaf, aku tidak bisa. Rudy memang sangat baik padaku, aku menghargai itu. Aku menyayangi Rudy, tapi hanya sebagai kakak." jelas Luna apa adanya.
"benarkah?" tanya ayah Rudy memastikan.
Sedangkan Rudy yang mendengar jawaban Luna merasa kesal, ia mengepalkan tangannya sangat erat. Dan ia merasa kalah dari adiknya, ia kalan dari Randy yang memiliki hati Luna.
"iya, aku tau ini mengecewakan. Tapi maaf, aku tidak bisa menerimanya." jawab Luna yakin.
"berarti kau harus siap kehilangan Randy" tukas ayah Rudy dengan dingin.
Luna mengernyit bingung, ia merasa ada yang salah disini. Ini masalah lamarannya dengan Rudy, lalu kenapa nama Randy tersangkut disini?
"maaf, apa maksud anda?" tanya Luna penasaran.
Rudy yang tau jika Luna mulai terpancing akhirnya memanfaatkan kesempatan ini untuk menghasut Luna, agar menerima lamarannya.
"Luna, ayah tau kamu dan Randy dekat. Ayah tidak suka, dan ayah akan membawa Randy ke luar negeri jika kamu menolak lamaranku hari ini." jelas Rudy dengan wajah seakan-akan menyesal.
"ap-apa?! Kenapa begitu?" tanya Luna tidak terima.
"kau pikir siapa dirimu, mau bersanding dengan Randy, pewarisku? Jika kau menolak pernikahan ini, maka aku akan membuatmu menjauh dari Randy selamanya." jawab ayah Rudy dengan tajam.
Luna terdiam, hatinya tertusuk duri tak kasat mata. Ia ingin sekali menolaknya, menolak pernikahan yang sama sekali tidak pernah ku inginkan. Tapi, jika ia menolaknya ia dan Randy akan terpisah. Randy akan menjauh darinya, Luna tidak bisa membiarkan itu terjadi.
Luna menyadarinya, ia mencintai Randy. Ia tidak ingin jauh dari pujaan hatinya itu, tapi kenapa hal ini terjadi. Sekarang apa yang harus Luna lakukan?
"kau tidak bisa menolak Luna, atau kau tidak akan pernah bertemu dengan Randy lagi setelah ini." tekan ayah Rudy, lalu ia meninggalkan kafe.
Luna masih terdiam mematung, ia bingung harus apa sekarang. Pikirannya kosong, dan hatinya hancur. Cintanya tak direstui, dan ia harus menikahi orang yang tidak ia cintai. Luna hancur, ia benar-benar hancur.
"Luna, aku tidak memaksa. Terserah kamu mau terima atau tidak, tapi yang aku tau ayah tidak akan main-main dengan ancamannya. Ia pasti akan membuat Randy pergi ke luar negeri dan tinggal disana, lalu tidak membiarkan Randy kembali untuk selamanya." jelas Rudy dengan hasutannya.
Luna membayangkan hidupnya tanpa Randy, Randy yang selalu bertingkah konyol dan menghibur hari-harinya itu pergi meninggalkannya sendiri. Luna menggelengkan kepalanya, menjauhkan pikiran yang berputar di otaknya.
"gak, gw gak bisa jauh dari Randy" gumam Luna yang membuat Rudy merasa kesal, namun setelahnya ia tersenyum puas.
"aku,, aku,, menerima pernikahan ini" ucap Luna ragu.
.
.
.
.
.
Luna kembali ke aparteman lebih awal dari biasanya, hal itu membuat Randy yang baru saja keluar dari kamar mengernyit heran.
"tumben pulang cepat" tegur Randy santai.
Luna terdiam, mendengar suara Randy membuatnya terluka. Sekarang ia harus apa?
Randy merasa ada yang aneh dengan Luna, sejak ia pulang tadi. Luna hanya menonton drama, lalu mengambil air. Sama sekali tidak bertanya, ataupun menjawab pertanyaannya. Ada apa sebenarnya?
Luna terkejut saat Randy duduk di sampingnya, ia kan bangkit jika saja Randy tidak menahan tangannya untuk tetap diam.
"lo kenapa si? Ada masalah di kafe?" tanya Randy khawatir.
Luna terdiam, ia bingung harus jawab apa sekarang. Pasalnya ia telah melanggar janjinya pada Randy, dan ia juga mengingkari perasaannya sendiri. Luna tidak mengerti, ia bingung harus apa.
Randy menggenggam tangan Luna, dan meyakinkan Luna untuk bercerita padanya. Randy tau apa yang sedang terjadi, hanya saja ia ingin Luna yang jujur sendiri.
"gw, gw di lamar Rudy. Dan, kita akan menikah bulan depan." jujur Luna dengan ragu.
Sesak, Randy merasa sesak pada hatinya. Ia tau ini akan terjadi, tapi tetap saja sangat menyesakkan. Randy tersenyum getir, perasaannya hancur sekarang. Ia berharap Luna tidak terjebak rencana ayah dan kakaknya itu, Luna pun sudah berjanji akan jujur terhadap pilihannya. Tapi tetap saja, mereka terjebak dalam situasi yang licik.
"terus kenapa? Kok malah sedih, harusnya kan senang?" tanya Randy mencoba tenang.
Luna menangis, ia benar-benar menangis sekarang. Luna tidak tahan lagi dengan kehancuran hatinya, ia memilih untuk membiarkan tangisannya ini.
"gw, gw gak mau Ran. Tapi gw gak bisa nolak, gw terlalu cinta sama seseorang sampe gw terjebak dalam situasi ini." jelas Luna sambil menangis.
"apa yang bang Rudy dan ayah bilang sama lo?" tanya Randy serius.
"mereka akan membuat gw jauh dari lo, dan gw gak bisa Ran. Gw sadar, gw cinta sama lo. Gw gak bisa jauh dari lo, dan mau gak mau gw harus terima Rudy biar lo gak di bawa pergi sama mereka." jelas Luna dengan tangisnya yang semakin menjadi.
Randy memeluk Luna, membiarkan Luna menangis di dadanya. Ia mencium pucuk kepala Luna, dan membelai lembut kepala Luna.