JALAN-JALAN DI KOTA MOSCOW, SIBERIA DAN SAINT PETERSBURGH
"Apa ini ?" tanya yang lain. Ketika sebuah mangkuk berisi sup berwarna merah di sajikan di meja sebagai makanan pembuka.
"Oh itu namanya Sup Borscht !" jawab Zalena, sup ini terbuat dari buah Bit dan Kubis merah. Sup ini di sajikan bersama roti dan keju.
"Hmmm ... ini enak! walau gue engga suka sayur sebenarnya !" ujar Alena. Semua mengangguk setuju. Setelah itu makanan selanjutnya yang dihidangkan adalah Beef Stroganoff itu adalah masakan daging sapi yang di olah dengan saus khusus bersama makaroni mirip makanan italia. Dan minumannya adalah anggur khas Rusia.
"Makanan yang enak dan lezat !" puji kami semuanya.
Kami pun memutuskan jalan-jalan di sekitaran hotel, pemandangannya sangat menajubkan gedung-gedung tua dan bergaya Eropa di mana-mana. Walau ada yang moderen juga, terutama di pusat kota, mungkin itu kawasan bisnisnya. Setelah puas kami pun menuju ke hotel kembali untuk istirahat. Sorenya kami mandi dan makan malam dengan makanan yang enak lainnya.
Kali ini Zalena mengajak ke pusat hiburan di Moscow, alias tempat nongkrong kaula mudanya di sini. Barang bermerek ada disini butiknya, kafe dan restoran adalah tempat paling banyak di kunjungi. Selain itu juga klub-klub malam. Udara cukup dingin di sebuah mall kami membeli jaket tebal, karena konon Zalena akan membawa kami mengunjungi tempat terdingin di Rusia yaitu Siberia. Setelah kunjungan di Moscow. Baru pulang dari sana menuju Saint Petersburgh.
Kami memutuskan masuk ke dalam sebuah klub khusus remaja seperti kami. Lagi-lagi kami bisa melihat klub ini bagian dari milik keluarga besar Zalena. Karena semuanya kenal dan masuknya lewat belakang khusus tamu VIP. Kami menikmati minuman khas Rusia yaitu Vodka. Rasanya gimana gitu, itu bagi kami semuanya adalah yang pertama dan memang jarang minum-minuman keras. Dan untuk Alkohol ada tingkatannya, Vodka mungkin termasuk yang paling keras.
Tapi memang harus di akui ini enak. Tiba- tiba Zalena di tantang oleh sekumpulan anak muda untuk minum Vodka dalam sebuah gelas kecil. Bagi mereka mungkin minum ini sudah biasa. Zalena pun tak keberatan. Ada 10 gelas kecil sebagai awalan tantangan. Tapi Zalena minta lima gelas saja, tapi dia ingin bartender ingin mengisi gelasnya dengan cepat. Untuk awal satu botol Vodka dahulu.
"Siap ?" tanya seseorang sebagai jurinya. Zalena dan lelaki berusia 19 tahun itu mengangguk. Bartender pun menuangkan Vodka ke dalam gelas. Mereka akan minum selama lima menit. Dan akan di hitung berapa gelas yang di minum.
"Satu, ... dua, ... tiga !" dan keduanya mulai minum, sorak sorai pun terdengar di dalam bar, setiap gelas yang habis di isi lagi, begitu seterusnya sampai semuanya habis.
"Stop !" seru jurinya. Zalena tersenyum. Sedang di lelaki mukanya sudah merah, tanda sudah agak mabuk, bajunya pun basah.
"Pemenangnya ... Zalena !" seru bartender.
"Hei ... tunggu !" seru si pemuda protes, tapi ketika hendak berjalan, langsung ambruk. Semua tertawa. Zalena menghabiskan 25 gelas dalam 5 menit. Sedang si lelaki 23 gelas.
"Kamu hebat! kok tidak mabuk ?" tanya seseorang kepada Zalena.
"Iya, padahal masih muda !" seru yang lainnya.
"Wah, pasti ada triknya tuh !" kata yang lain. Zalena mengambil botol Vodka dan meminum sisanya sampai habis.
"Kalau kalian mau bermain yang lain ?" tanyanya dan mengeluarkan pisau kecil. Semua tertegun dan terdiam. Lalu Zalena meletakan tangannya di meja, dan mulai memainkan pisau di antara sela-sela jarinya. Awalnya pelan, makin lama makin cepat. Para wanita merasa ngeri takut gadis itu terluka. Sedang para pria terdiam.
"Bagaimana? mau mencoba ?" tanya Zalena. Kemudian mengeluar uang 100 dollar dan meletakannya di meja.
"Untuk satu putaran, berarti dua kali! dua putaran, akan aku tambah kelipatan dari 100 dollar menjadi 400 dan seterusnya, tentu gerakan pisau akan tambah cepat sekali !" tantangnya, sambil menggerakan pisau di tangannya dengan ringan dan santai. Dia mengambil jeruk lemon dan memotongnya dengan cepat dan terbelah! bisa di pastikan pisau itu sangat tajam. Dia menatap para pengunjung klub. Sampai ada seorang lelaki mengajukan diri dengan berani. Zalena pun tersenyum.
"Kemarilah !" panggilnya dan menuju sebuah meja kemudian duduk, lelaki itu menghampiri.
"Siapa namamu ?" tanya Zalena, menatap lelaki bertubuh tegap dan berambut pendek di depannya.
"Dimitri !" jawabnya singkat. Zalena memintanya duduk di depannya. Kini keduanya berhadapan.
"Sudah siap ?" tanya Zalena menatap lelaki di hadapannya. Lelaki itu terlihat ragu. Kini para pengunjung melihat antusias permainan ini. Semua tahu dan menyadari, konon permainan ini dulunya hukuman bagi para pembelot di dalam para anggota mafia. Tapi mereka sekarang menutup mulut, tak mau berbicara sepatah kata pun.
Permainan ini sangat berbahaya, pada akhirnya bila tak hati-hati bisa tertusuk tangan oleh pisau yang tajam. Lelaki itu mengangguk.
"Letakan tanganmu di meja dan jangan bergerak !" katanya tersenyum. Dia melirik ke salah seseorang.
"Pegang tangannya dengan erat !" serunya. Seorang lelaki bertubuh lebih besar dan kuat pun datang, kemudian memegang tangan lelaki itu dengan sangat erat. Si lelaki itu terkejut dan secara reflek berusaha menarik tangannya tapi tak bisa.
"Buka tanganmu! terimalah tantangan ini !" ujar Zalena tegas. Muka si lelaki mendadak pucat. Zalena tersenyum.
"Santai saja, mungkin hanya tergores sedikit! makanya buka dengan lebar !" katanya, lelaki itu mukanya merah dan kemudian pasrah.
"Siap? kadang tanganku tak beraturan !" katanya menatap lelaki itu. Dia pun hanya mengangguk.
Zalena mulai memainkan pisaunya di sela jari lelaki itu, yang awalnya lambat dan mulai mempercepat gerakannya. Mata lelaki itu pun melotot, keringat dingin pun terlihat di wajahnya.
"Aaahhhh .... sudah cukup !" teriak si lelaki. Zalena tersenyum, dan menghentikan gerakannya.
"Boleh juga, keberanianmu !" serunya dia pun mendapat uang 800 dollar dari gadis itu, tak lama si lelaki malah pingsan.
Kami melanjutkan berdangsa dan bersantai, sebelum akhirnya pulang. Selama itu mereka memperhatikan kami semuanya. Tapi semua cuek saja. Akhirnya sampai di hotel dan kemudian beristirahat.
Keesokan paginya kami sarapan dan kemudian jalan-jalan ke berbagain objek wisata terkenal di Moskow. Makan siang di sebuah restoran cepat saji, kami makan sandwich dan juga burger. Setelah itu kembali ke berwisata dan mengunjungi tempat lainnya, sambil berfoto ria.
Setelah puas kembali ke hotel untuk berisirahat. Sorenya makan malam dan nongkrong di Cafe sambil minum kopi dan cemilan. Dan saling mengobrol tentang apa pun itu. Terutama tentang masa kecil Zalena.
Zalena sejak kecil di asuh olen bibinya, tidak dengzn mamanya yang ternyata sakit-sakitan. Ayahnya adalah salah satu anak dari beberapa istri kakeknya. Kakeknya mempunyai 3 istri. Dari masing-maaing mempunyai 4 anak dari dua istrinya dan satu anak dari istri yang lain. Dan Ayah Zalena anak bungsu dari istri ke tiganya.
------------------------'
Hubungan antar ketiga istrinya sebenarnya cukup baik tak ada konflik sama sekali. Hanya mungkin dari anak-anaknya yang lain mempunyai ambisi tinggi untuk menggantikan ayah mereka menjadi The Big Bos Mafia. Dari kelima anaknya hanya ada satu perempuan, kakak ayahnya. Namanya Mayorska. Dialah yang mengasuhnya sejak kecil.
"Walau dia perempuan, jangan salah !" katanya sambil tersenyum.
"Seperti kamu sekarsng ini kan ?" tanya Alena menebak, Zalena tertawa.
"Gue belum setengahnya dari dia! bibi gue itu mendapat julukan Spider Black Lady atau sengatan wanita laba-laba hitam! kenapa ? karena dia lebih kejam dari semua klan mafia di keluarga gue !" jawab Zalena. Semua terdiam, kini kita sedang berada di bar hotel sedang bersantai.
Zalena mengungkap, kenapa bibinya yang sangat cantik dan seksi itu menjadi berbahaya.
"Karena di tolak cintanya !" ujarnya santai.
"Masa sih ada lelaki yang menolak perempuan cantik dan seksi ?" tanya Marcello heran.
"Bukan karena kecantikannya Marcello tapi karena perbedaan status dia dan pacarnya! apa lagi rumor mengatakan, lelaki itu mendekatinya karena sesuatu !" jawab Zalena.
Tantenya pernah menikah satu kali dengan seorang pengusaha kaya raya dari Jerman di usia 20 tahun dan suaminya 40 tahun. Tapi sayang hanya bertahan 3 tahun saja. Konon di usia 17 tahun Mayorska bibi Zalena sudah merantau ke berbagai negara di Eropa.
Dia tidak mau sekolah di salah satu yang paling elit di Perancis. Dia menjadi model di usia 18 tahun, karena wajahnya yang cantik, anggun dan tinggi badannya memang sesuai. Dia sering menghadiri pesta atau acara kaum celebritis dunia atau orang kaya.
Dari pernikahannya itu dia dikaruniai seorang putra, kata Zalena sih putranya Max masih ada tapi tidak terkenal alias menjadi orang biasa. Yaitu sebagai pendeta atau pastor. Semua tertegun.
"Betul! uncle Max kini menjadi pastor di kota di salah satu negara di Eropa !" ujar Zalena.
"Lalu lo kok? bisa di asuh sama bibi lo ?" tanya yang lain.
"Karena kedua orang tua gue bercerai !" jawabnya. Semua terdiam.
"Mama gue tahu profesi papa! dan dia tidak kuat dalam menghadapi keluarga besar papa yang cukup keras dalam adat budaya! bukan sombong atau angkuh! hanya keluarga besarnya sepeti membentengi diri dari orang lain! ya, pasti lo tahu kan sebagai seorang klan mafia !" ujarnya sambil menatap kami semua. Dan di angguki oleh orang lain. Kecuali aku, yang mungkin berbeda dari mereka. Tapi entah itu perasaanku saja atau seperti itu ?
"Mamaku berasal dari keluarga baik-baik! dia berasal dari Amerika! kalian sendiri tahu sejak dulu kedua negara ini tidak akur dalam politik! sejak Uni Soviet dan kemudian hancur sampai sekarang menjadi Rusia! dia merasa tak tenang dengan hal ini, apalagi di tambah dengan siapa keluarga papa !" lanjutnya.
"Mama kembali ke Amerika! gue bersama papa! yang karena kesibukannya di titipkannya di bibi gue! hubungan gue dengan mama baik! kini dia menjadi penyanyi di hotel Las Vegas! yang memang milik papa, dan mama yang menjalankannya selain menyanyi di sana! saat ini gue tinggal bersama mama! tapi sejak umur 8 tahun bersama bibi! yang kemudian ikut menjadi klan mafia bersama papa !" jelas Zalena.
"Sampai saat ini baik mama maupun bibi gue tak menikah lagi !" katanya.
"Bibi gue, orangnya memang keras! bila sudah mempunyai keinginan tak bisa di halangi oleh orang lain! dia pun mendidik gue agar menjadi wanita tangguh! menurutnya lelaki hanya ingin tubuh kita saja! selain itu tidak! mereka sering menganggap remeh perempuan! entah itu mungkin pengalaman buruk, ketika merantau atau tidak sehingga mengatakan hati-hati dengan kaum lelaki! gue tahu, dan itu tak semuanya! tapi sayangnya semua yang gue temui seperti itu !" ujarnya, di angguki Alena dan perempuan lain, yang cowok hanya diam saja.
"Oke, yang lelaki jangan tersinggung ya! gue bilang tidak semuanya loh !" ucap Zalena tersenyum.
Setelah puas, kami kembali ke kamar untuk istirahat. Dan keesokan harinya kami pun berangkat ke Siberia. Ya, ingin mencoba menggunakan jalur kereta terpanjang di Rusia yaitu Kereta Api Trans Siberia yang terkenal itu. Awalnya ketika di kapal, Zalena cerita tentang itu, entah kenapa kami pun tertarik dan akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan naik kereta menaiki kereta Trans Siberia ini. Zalena pun sudah jauh-jauh hari memesan tiket dari kapal pesiar. Sehingga ketika sekarang di Moscow, tiket pun sudah di tangan.
Kami beranggapan kenapa engga bertualangan saja di sini. Dan Zalena pun sepertinya tidak keberatan.Justru sangat senang. Kami pun menuju stasiun terbesar di Moscow. Bangunannya luar biasa besar dengan lorong panjangnya. Bayangkan kami akan berada di kereta selama 8 hari ! melewati 10 kota besar, melintasi 7 zona waktu yang berbeda. Dengan jarak 9.259 kilometer. Dan konon ini adalah jalur kereta terpanjang ketiga di dunia.
Semua sangat antusias dengan perjalanan ini. Kami di bagi dua rombongan lelaki dan perempuan di pisah. Kami menggunakan kamar tipe first class, supaya lebih nyaman, satu kamar berdua, agar tidak menggunakan banyak kamar di pakai oleh kami yang memang rombongan. Akan ada 10 kota pemberhentian utama yaitu. Yaroslavl, Perm, Yekarenburg, Tyumen, Omsk, Novosibirsk, Krasnoyark, Irkursk, Ulan Ude dan Vladivostov ibu kota, Khabrovsky Krai.
Ini akan menjadi petualangan yang luar biasa, dan memang terjadi. Kami merasakan suatu perjalanan yang luar biasa. Walau terus menerus di kereta tapi kami singgah di berbagai kota hanya satu atau dua jam saja. Dan itu cukup berjalan-jalan di sekitar stasiun. Rupanya Zalena memesan tiket, dua kali perjalanan. Kami turun tengah salah satu kota, yang indah yaitu Novosibirsk. Kami turun dan beristirahat di sebuah hotel yang merupakan ibu kota Siberia.
Ketika kami singgah udara cukup dingin yaitu 10 derajat celcius, padahal rekor terdingin bila musim dingin menyentuh minus 51 derajat celcius. Untunglah kami sudah membeli mantel musim dingin, jadi cukup hangat.
---------------------
"Wow ... luar biasa !" seru yang lain melihat keindahan kota ini. Di angguki oleh semuanya. Harus di akui, perjalanan kali ini sungguh berbeda dengan yang lainnya. Dari segi luasnya negara Rusia bila di bandingkan Eropa atau Amerika. Terutama pemandangannya yang menakjubkan. Di sini kita menuju museum, gedung opera dan lainnya sebelum akhirnya berangkat lagi lusanya naik kereta kenbali menyelusuri sisa kota dari Trans Siberian. Sebelum akhirnya tiba di Vladivistok
Vladivostok adalah kota pelabuhan di samudra pasifik, ujung dari perjalanan kereta Trans Siberia yang cukup melelahkan tapi sangat senang luar biasa. Karena letaknya di tepi pantai maka pemandangannya pasti jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Zalena mengajak menginap di sebuah resort mewah milik keluarganya di sini. Kami meniknati semua fasilitas yang ada di sini, salah satu yang di incar adalah makanan seafood yang sangat terkenal di sini.
Setelah beberapa hari di sini, kami menuju kota Saint Peterburg. Konon keluarga Zalena tinggal di sini dibanding kota lainnya di Rusia. Kami pergi menggunakan pesawat terbang dari Vladiastok.
Bersambung ....