Sean menghela nafas gusar melihat sepupunya-Angkasa terbaring di ranjang empuk rumah sakit. Saat menuju rumah Sindi, tiba-tiba Angkasa menjatuhkan kepalanya dan tidak sadarkan diri. Sean langsung banting stir menuju rumah sakit. Setidaknya Sean masih mau bertanggung jawab karena memukuli Angkasa.
Marah. Itulah yang mendominasi hati Sean saat melihat wajah Angkasa, yang sialnya masih saja tampan dengan banyak luka lebam di wajahnya. Sean masih tidak menyangka apa yang telah Angkasa lakukan pada Lily, gadis yang selalu Sean jaga sepenuh hatinya. Sebenarnya Sean juga mulai mempercayai Angkasa untuk menjaga Lily, tapi tidak lagi setelah mengetahui fakta bahwa Angkasa telah merusak Lily.
Dan sekarang, Sindi hamil? Dan Angkasalah yang di tunjuk Sindi sebagai ayah dari bayi yang ada di dalam kandungannya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com