Ceklek....
Pelan-pelan Arthur membuka pintu kamar Mesya. Kemudian dia masuk ke dalam.
"Jadi ini, Anak Emas, di keluarga ini," gumamnya.
"Awalnya aku bisa terima jika Ayah dan Ibu menggunakan dia sebagai senjata untuk mengalahkan Paman Wijaya. Tapi semakin lama aku melihat tingkahnya yang manja dan suka membangkang, membuatku benar-benar ingin sekali menghabisinya,"
Arthur berjalan lebih mendekat lagi kearah Mesya.
"Tidurnya pulas juga... bagus, dengan begitu aku akan membunuhnya, dan membuat dia mati seolah-olah karna bunuh diri,"
Arthur mengeluarkan sebuah pisau lipat dari dalam sakunya.
Dia mengangkat tangannya lebih tinggi dan bersiap untuk menghunjamkan mata pisau itu ke bagian perut Mesya.
Tapi tepat di saat itu seseorang membuka pintu kamar.
Ceklek!
Arthur tersentak lalu segera menyembunyikan pisau itu di dalam sakunya.
Setelahnya Arthur membalikkan tubuhnya, untuk melihat siapa yang datang kemari.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com