"Kau sudah menyalakan genderang perang, Arumi!" Wijaya menatap Arumi dengan tajam.
"Tentu saja. Kau pasti sudah mulai panik ya? Karna kali ini aku yang akan memenangkan perang," sindir Arumi.
Wijaya semakin naik pitam di buatnya, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku.
Satria segera menghentikan sang Ayah.
"Ayah, tolong janga—"
"Diam kau, Anak Bodoh!' Bentak Wijaya pada Satria.
Seketika Satria terdiam, sebenarnya dia tak ingin terjadi perkelahian di sini. Tapi sepertinya perkelahian sudah tak bisa terelakkan.
Sebuah pisau ia keluarkan dari dalam sakunya. Tanpa berpikir panjang dia menggunakan pisau itu untuk menyerang Arumi, dan malangnya Arumi tak sempat menghindar.
Hingga serangan Wijaya berhasil melukai perut wanita itu.
"Akh!" Arumi memegangi perutnya.
Seketika Charles meraih tubuh sang istri.
"Arumi, apa kau baik-baik saja?" Charles tampak panik.
Melihat sang Ibu yang terluka, David pun tak mau tinggal diam, dan dia membalas serangan Wijaya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com