Bagian Seratus Sembilan Belas

Aku kembali ke rumah Mei Ling. Dia mengajakku kesebuah kamar di lantai atas. Ada balkon yang nenghadap luar. Kamarnya tradisional Tiongkok sekali, dari kamar tidur yang bertirai, lukisan dan jendela serta pintunya bukan dari kaca tapi sebuah kertas khusus. Walau begitu sangat kuat tahan cuaca. Di dalamnya sudah ada kamar mandinya. Satu lagi Mei Ling sekarang sudah menikah, punya dua putra dan putri. Sayangnya mereka sedang menemani neneknya ke dunia muggle.

"Kamu tidak apa-apa tidur di sini kan ?" tanyanya. Aku mengangguk

"Engga kok, justru aku senang !" kataku.

"Oke, kamu istirahat! setelah itu kita makan malam ya ?" katanya, aku mengiyakan. Setelah itu dia pergi.