GARIN
Memandang wajah ibu membuatku mulai bimbang. Galau. Menjadi wanita kuat seperti ibu atau menjadi wanita sabar seperti Mama.
Merelakan suami untuk wanita lain atau mempertahankan suami. Mereka memeliki cara mereka sendiri untuk bahagia. Dua wanita perkasa yang menjadi contoh baik untukku.
Sosok dua orang yang saling berbeda namun bisa menemukan kebahagiaan dan kekuatan mereka sendiri. Sekarang giliranku.
Waktuku untuk memutuskan. Harus bertahan atau mengalah. Banyu Aron Wicaksono, aku masih mencintainya.
Aku menggelengkan kepalaku. Mencoba menghapus bayangannya. Bukankah aku kabur ke sini untuk melupakan sejenak bayangannya.
"Tante!" Panggil keponakanku.
"Iya! Kenapa Sagra?"
"Aku mau ambil perlengkapan berenang."
"Kamu mau les? Ya udah ambil aja!"
"Iya Tante!"
"Tante boleh ikut? Bosen nih!"
"Tanya Bunda aja. Kan Bunda yang antar."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com