Manusia menyebut mereka dongeng.
Manusia menyebut mereka monster, jahat, dan salah satu bentuk iblis.
Manusia menggunakan nama mereka untuk menakut-nakuti anak-anak yang nakal.
Jadi... apakah mereka benar-benar ada?
*
*
*
Eden Grey, gadis 17 tahun, manusia. Tingginya hanya 165 cm dengan berat 50 kilogram. Dia memiliki dua warna iris mata yang berbeda, hijau seperti peridot, dan biru seperti safir. Hijau di sisi kiri dan biru di sisi kanan. Seorang gadis cantik dengan gigi kelinci yang lucu.
"Oh, Sial! Aku harus cepat!" Eden berlari dengan cepat tanpa peduli dengan manusia lain, ia baru saja ketinggalan kelompok belajar karena perutnya terlalu sakit, so … dia harus membuang kotoran itu ke toilet.
Hari ini, sekolahnya pergi ke museum. Mereka sedang mempelajari sejarah dunia, khususnya di negara mereka. Makalah untuk ujian semester.
"Dasar laktosa sialan!! Aku seharusnya tidak minum susu pagi ini. Sekarang, perutku sakit!!" dia mengerutuki dirinya sendiri karena minum banyak susu pagi ini sebagai sarapan.
"Sial, di mana mereka?!" gumamnya sambil terus berlari melewati ruang pamer museum—gadis yang sangat ceroboh.
Museum sejarah nasional ini sangat besar. Eden harus berlari dengan cepat jika ingin menjangkau teman-teman sekolahnya.
"Hei, jangan lari!" Keamanan berteriak padanya. Tidak boleh membuat kegaduhan di dalam museum.
"Maaf, aku harus cepat!" Eden terus berlari, ia hanya membalas teriakan sekuriti dengan teriakan yang tak kalah kencang.
TAP …
Entah bagaimana, Eden menghentikan kakinya di patung serigala taksidermi. Eden tercengang. Dia melihat ke bawah ke mata serigala. Satu berwarna biru, dan yang lainnya berwarna hijau, mirip dengan miliknya.
"Alpha?" Eden membaca deskripsi patung ini. Serigala itu adalah pemimpin dalam kawanannya. "Jadi, dia yang terkuat." Eden selesai membaca artikel itu.
"Woaah, aku tidak punya waktu untuk ini!" Gadis itu dengan ceroboh mulai berlari lagi.
Tetapi...
BRUK!!
Tanpa sengaja tubuh mungilnya menabrak dada seseorang. Begitu keras sampai hidungnya terasa bengkak.
"Aduh! Hidungku! Kenapa keras sekali!! Apa aku menabrak batu?" katanya dengan kesal.
Pria berjas hitam itu hanya menatapnya datar. Tubuhnya yang atletis berhenti ketika dia mengamati gadis itu — berseragam sekolah menengah atas — yang berdiri di depannya sekarang.
"Hei!!" Nada suara Eden meninggi. Ketika Eden mendongak untuk melihat siapa dia, mata mereka bertemu, saling mengunci. Pria itu memiliki mata yang tajam, dua manik-manik hitam yang indah yang begitu gelap seperti langit malam.
Tidak hanya matanya, tetapi rambutnya juga gelap dan berkilau. Tubuhnya begitu tinggi dan atletis, terbungkus jas hitam. Eden bisa melihat betapa berkharismanya penampilan pria ini.
Situasi tenang yang menegangkan. Eden merasa lidahnya mati rasa. Dia tidak bisa berbicara karena aura pria ini terlalu gelap, kaku, dingin, dan kejam.
Pria itu membungkuk sedikit untuk menghirup fenomena manis yang menggelitik hidungnya sembari tadi, aroma itu berasal dari leher Eden, aroma bunga lilac putih bercampur vanilla yang manis. Begitu menggoda... begitu menarik... dan begitu memabukkan.
"Jadi... kau Lunaku?" Tanya pria itu sambil memegang dagu Eden. Dia menatap matanya dalam-dalam; iris indah itu terlalu mempesona.
"Luna?" Eden bingung dengan kata-katanya.
"Aku seorang Alpha, dan Luna adalah sebutan bagi mateku," katanya.
"APA??" Eden berteriak tak percaya. Mereka belum pernah bertemu sebelumnya, tiba-tiba dia datang dan memberi tahu bahwa Eden adalah pasangannya. Mate.
"Siapa nama Anda, Tuan? Dan siapa Anda?"
"Namaku Alexander Lupo dan aku raja dari manusia serigala." Alexander menjawab pertanyaannya.
"Woah … wahai Tuan Lupo yang terhormat. Apakah Anda sudah gila??"
******
Novel terbaruku tentang werewolves. Ada Alexander yang sangat kuat dan juga Eden yang sangat lemah. ❤️❤️❤️ dukung kisah mereka dengan memasukkannya ke dalam koleksi kalian ya gaes. Jangan lupa juga vote dan commentnya, banyakkin 😘😘