Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi para murid sudah pada pulang sebagian, termasuk dua orang gadis yang masih berdebat di dalam kelas.
"Serius, lo ga mau gue temenin?"tanya Caca.menatap temannya intens.
"Hemm,"balas Alisa sebari membereskan alat tulisnya.
"Tapi, gue khawatir, gimana kalau gue ikut aja?"tanya Caca lagi. Di selanya berdiri.
"Ga, nanti lo ngerepotin,"sarkas Alisa. Tidak melihat raut cemberut wajah temannya.
"Enak aja lo kalau ngomong, kapan gue ngerepotin elo,hah!"pekik Caca kesal. Lalu meninggalkan Alisa sendiri di kelas.
Alisa pun hanya menggeleng kepalanya saat melihat kelakuan temannya itu, katanya mau nemenin dia bertemu ibunya. tapi sekarang apa tu anak malah pergi, dia kan hanya bercanda. Yah Alisa sudah kasih tau caca setelah pulang, dirinya akan pergi ke rumah ibunya.
Alisa berjalan ke arah parkiran tapi , setelah dia sampai di parkiran dia berhenti sejenak lalu memutar mata malas saat melihat caca melambaikan tangan ke arahnya yang sudah duduk manis di samping kursi pengemudi.
Entah kapan gadis manis itu mengambil kunci mobilnya yang jelas dia merasa jengkel dia kira temannya itu sudah pergi pulang.
"Lo Ngapain di mobil gue,?"tanya sinis Alisa setelah dirinya masuk ke mobil.
"Hehe, gue kan udah bilang mau nemenin lo,"balas caca cengengesan.
Alisa hanya menatap jengah lalu menyalakan mobilnya dan meninggalkan are sekolah.
"Sa, lo yakin mereka bisa bantu keluarin bokap lo?"tanya caca. Karena sudah 5 tahun mereka tidak bertemu,dan sekarang mau bertemu juga hanya meminta bantuan.
"Entahlah, gue juga kangen sama ibu dan bang zefran ayah selalu ngelarang gue ketemu sama mereka, gue ga tau alesannya apa."balas alisa dengan pandangan fokus ke depan.
Caca yang mendengar sedikit heran, kenapa ayah Alisa melarang bertemu ibunya sendiri, itu yang di benak caca sekarang.
****
"Alister,!"teriak tuan Razka saat melihat putra sulungnya pulang ke mansion biasanya dia tidak mau walau di paksa sekali pun.
"Apa yang sudah kau lakukan pada gedung papa?,"tanya tuan Razka menatap nyalang putranya.
"Alister bosan,"balas alister dingin.
Tuan Razka tercengang mendengar dua kalimat dari putranya itu. Dia berpikir apa dia sedatar itu dulu.
"Dasar anak tidak tau di untung malah mau buat usaha orang tuanya hancur,"gerutu tuan Razka.
Alister tidak mendengar gerutuan papahnya dia melangkah lalu masuk ke dalam lift, dia bisa liat raut wajah papahnya menahan kesal saat pintu akan tertutup.
Tapi dia tidak peduli, alister pun sampai di kamarnya dia lalu mengambil barang yang menjadi tujuan nya datang kesini.
Setelah barang itu di tangan alister, alister langsung melangkah ke arah jendela lalu meloncat ke bawah, padahal kamar alister berada di lantai tiga tapi dia dengan santainya meloncat dari atas.
Alesannya dia tidak mau bertemu papahnya yang sekarang mode cerewet seperti bundanya. Alister pun menelpon salah satu temannya.
" Markas sekarang," ucapnya lalu mematikan ponselnya.
Alister mengambil motor nya lalu melaju dengan kecepatan tinggi tanpa takut jatuh atau tertabrak.
Alister sampai di markas besar Gelper tempat perkumpulan anggotanya, alister pun turun dari mobil lalu masuk ke dalam pintu markas terlihat usang. Saat sampai di dalam terlihat rapi, bersih dan luas, alister menghampiri tiga anggota inti Gelper.
Sett ....
Alister melempar flash disk ke arah aldo sang ahli IT, aldo yang menerima lemparan flash disk pun langsung menangkap nya dan dia mengerutkan keningnya heran.
"apa ini bos?"tanya aldo tidak paham. Daffa yang mendengar kalimat yang keluar dari mulut aldo dia merasa geram.
"Itu flash disk namanya bego,"balas ketus daffa.
"Gue tau ini flash disk anak tk juga tau ini namanya flash disk, tapi maksud gue kenapa bos ngasih ni flash disk ke gue,"jelas aldo kesal.
"Cari pria tua yang ada di flashdisk itu, lalu sebarkan cctv yang ada di sana, gue ga mau tau selesaikan ini semua dalam waktu sepuluh menit!"tegas alister menatap aldo datar.
Setelah itu alister menaiki tangga dan menuju kamar khusus ketua Gelper, dia jarang sekali kesini karna dia lebih banyak diam di apartemen atau mansion miliknya.
Alister berbaring di kasur oversize lalu memejamkan matanya sejenak tidak lama suara hp berdering dia mengangkat tanpa mengubah posisinya itu.
"Alister tolong bunda,"ucap lirih bundanya.
Alister membuka mata yang terpejam lalu mendengar suara lirihan bundanya, jarang sekali bundanya seperti ini alister takut terjadi apa-apa pada bundanya, orang pertama yang akan alister salahkan yaitu ayahnya karna tidak becus menjaga bunda.
"Bunda dimana" tanya alister yang sudah berubah posisi duduknya lalu menajamkan pendengarannya.
"Cepat ke mansion alister tolong bunda sayang,"teriak bundanya.
Alister tanpa pikir panjang dia langsung pergi keluar dari kamar, tidak memedulikan teriakkan sahabat yang memanggilnya.
Membawa motor dengan kecepatan tinggi di malam hari, alister melirik jam di tangan nya sudah pukul 07.43, setelah itu terus melaju tanpa mengurangi kecepatan. Dengan lihainya alister menyelip mobil mobil di hadapannya.
Sampai di mansion utama keluarga Avender, alister turun lalu melihat sekeliling mansion setelahnya rahangnya mengeras dan tangan terkepal kuat. Dimana para pengawal yang dia utus menjaga bundanya di mansion sekarang tidak nampak dan terlihat sepi setelah ini dia akan menghabisi para pengawal nya yang tidak becus menjaga bundanya.
Alister masuk ke dalam mansion saat di ruang tamu di berhenti melangkah saat bundanya sedang bergurau bersama orang yang tak di kenalnya. Akhirnya alister tau bundanya membohongi nya walaupun pun begitu dia merasa lega saat melihat bundanya baik baik saja.
Alister pun menghampiri bundanya ysng yang fokus bergurau dengan tamunya mungkin.
"Bunda,"suara berat alister memanggil bundanya.
Bunda Clarissa yang merasa di panggil pun memalingkan wajahnya setelahnya dia terlihat senang saat putra sulungnya datang ke mansion.
"Putra bunda akhirnya kamu pulang sayang,"ucap lembut bunda Clarissa.
"Sini duduk, bunda mau kenalkan kamu sama seseorang,"ucap lembut bundanya lagi.
Alister pun hanya menurut dan duduk di sebelah bundanya, jika dilihat seperti ini alister dan bundanya seperti sepasang kekasih karna bunda Clarissa yang masih terlihat muda dan tingginya hanya sebatas bahu alister. Oleh karena itu ayahnya sangat melarang bundanya pergi berdua bersama nya.
"Cla, ini serius anak kamu?"tanya wanita setengah paruh baya, menatap temannya tidak percaya.
"Iya, ini anak aku Rin dia jarang pulang ke mansion soalnya suka pulng apartemen nya."balas ramah bunda Clarissa.
"Ouh, yaudah sekarang gimana anak kamu setuju kan di jodohkan sama anak saya,?"tanya wanita setengah paruh baya lagi.
"Dia setuju kok",ucap bundanya sambil tersenyum.
"Bundaa"desis alister melirik bundanya.
Bunda Clarissa tidak mendengar desis anaknya dia malah mengalihkan pandangannya pada gadis cantik yang sedari tadi diam.
"Hai cantik,nama kamu siapa?"tanya lembut bunda Clarissa.
Gadis yang di tanya pun tersipu malu karna dia di bilang cantik oleh orang yang berpengaruh di negara ini.
"Diana tante,"balas gadis itu dengan tersenyum manis.
DIANA PUTRI ANDROMEDA anak dari pasangan DITO ANDROMEDA dan ARINA SONY ANDROMEDA keluarga yang cukup terkenal karna ke harmonisanya.
"Kamu mau kan jadi mantu tante?"tanya lagi bunda Clarissa.
Diana yang mendengar pun hanya tersenyum lalu mengangguk beda halnya dengan Arina ibunya dia mengulum senyum akhirnya dia akan berbesan dengan keluarga terpandang di negara ini.
"Kenalin nama anak bunda alister,"ucap lembut bunda Clarissa pada diana.
"Hem, aku udah tau tante, kita kan satu sekolah"tutur diana.
Yah, Diana sekolah di SMA PRAJA satu sekolah dengan alister tadi pagi dia tidak masuk, karna diana di skor tiga hari karena sudah membully siswi sampai koma.
Seharusnya gadis itu di keluarkan dari sekolah tapi, karena orang tua nya salah satu donatur sekolah dia hanya menerima skorsing tiga hari dan memberikan uang kompensasi pada korban bully.
****
Jarak rumah ibunya agak lumayan jauh dari sekolah, mereka pun sampai di rumah lumayan mewah. Alisa dari tadi tidak berhenti tersenyum setelah sampai di sana dia tidak sabar bertemu ibunya dan abangnya.
"Woyy, kenapa lo senyum senyum sendiri sih, ini itu udah malem kalau ada hantu nyasar gimana,"ketus caca melihat alisa tersenyum dari tadi.
"Ca, gue ga sabar ketemu sama mereka,"ucap Alisa sambil tersenyum manis.
Caca hanya diam tidak merespon dia bingung,dia harus bicara apa lagi.
"Hmm, gue nunggu aja di mobil yah sa gue ga enak nanti gangu kangen kangenan elo sama nyokap lo,"tutur caca, dia juga ngantuk dan mau tiduran di mobil.
"Yaudah, gue masuk nya, kalau lo bosen masuk aja,"ucap alisa lalu bergerak menuju gerbang dia bisa liat rumah ibunya yang terlihat nyaman.
Dia lalu memencet tombol di samping pintu, tidak lama seseorang membuka pintu dia art rumh ibu Alisa.
"Maaf, cari siapa?"tanya sopan pembantu paruh baya.
"Saya alisa bi mau ketemu sama ibu Cynthia,"balas alisa pada pembantu itu.
"Oh non alisa toh, non sudah di tunggu sama ibu di ruang tamu," tutur pembantu ibunya.
Alisa sedikit heran tapi tidak lama dia merasa senang saat ibunya sedang menunggu nya.
"Mari non bibi antar,"ucap pembantu ibunya.
Alisa hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Art ibunya itu, setelah sampai di ruang tamu dia melihat seorang wanita setengah paruh baya yang sedang fokus membaca majalah.
Alisa pun menghampiri ibunya, kebetulan Art itu sudah pergi ke dapur. Alisa tidak berhenti tersenyum dia sangat ingin memeluk ibunya.
"Ibu,"panggil alisa lembut sambil berdiri.
Wanita paru baya itu merasa ada yang memanggilnya dia pun mengalihkan pandangannya dari majalah.
"Alisa, akhirnya kamu kesini sayang,"ucap wanita paru baya sambil berdiri dan bergerak memeluk gadis itu.
"Ibu, alisa kangen sama ibu,"tutur alisa pada ibunya di sela dia masih memeluk ibunya erat.
"Ibu juga sayang,"ucap ibu alisa,tidak lama senyum miring muncul di pipi tirus wanita setengah paruh baya.
Alisa melepaskan pelukan lalu menatap ibunya, saat ini tujuannya meminta bantuan pada ibunya.
"Ibu, alisa minta tolong keluarin ayah dari pejara, alisa yakin ayah tidak bersalah ibu,"mohon alisa yang masih memandang ibunya. Alisa bisa liat raut wajah ibunya berubah datar.
Brukk ...
Alisa terjatuh ke lantai setelah di dorong oleh ibunya sendiri, alisa terdiam dia heran kenapa ibunya mendorong nya.
"Apaa kau bilang keluarkan dia dari penjara, itu mustahil,"sarkas Chintya, menatap alisa tajam yang masih berada di bawah.
Alisa yang mendengar ucapan ibunya pun terdiam sejenak kenapa ibunya berbicara seperti itu di benak ara.
"Ibu, lisa mohon bantu ayah keluar dari sana,ayah ga salah bu,"ucap alisa lagi sambil berdiri menatap ibunya.
"Dasar gadis bodoh, untuk apa aku keluarkan bajingan itu,"cerca Chintya, menatap alisa tajam.
"IBUU,"pekik alisa tidak sadar.dia menatap ibunya aneh kenapa ibunya bisa menyebut ayahnya bajingan.
"Jaga nada bicara mu gadis bodoh,"sarkas Chintya, menunjuk wajah alisa.
"Ibu, ayah bukan bajingan, alisa mohon ibu, bantu alisa keluarkan ayah dari sana,"lirih alisa memohon pada wanita setengah paruh baya.
Plakk...
"Bajingan itu sudah mengusir ku untuk apa aku membantunya,"teriak Chintya setelah menampar alisa dengan tangannya.
Deg ...
Gadis cantik itu memejamkan matanya lalu memegang pipinya yang terasa kebas setelah di tampar oleh ibunya, tidak lama cairan bening mengalir di pipi mulusnya. Alisa menatap ibunya tidak percaya bertahun-tahun dia tidak pernah mendapatkan tamparan baik dari ibunya atau ayahnya. Tapi sekarang dia dapat tamparan itu dari ibunya orang yang dia rindukan.
"Ibuu, kenapa,"ucap lirih alisa, tidak melepaskan tangannya dari pipinya.
"Ha ha ha, kau memang gadis bodoh pantes saja bajingan itu selalu memprioritaskanmu, karena dia tidak ingin rahasia besar nya di ketahui oleh mu,"pungkas Chintya.alisa hanya menatap ibunya bingung rahasia besar apa maksudnya.
"Ibu_____"ucap Alisa.
Plakk...
"Berhenti memanggilku seperti itu gadis bodoh,"sarkas Chintya, memotong ucapan alisa.
Brukk ...
Alisa yang mendapat tamparan lagi pun langsung terduduk ke lantai karna tidak kuat menahan beban tubuhnya. Untuk yang kesekian kalinya alisa merasakan dua pipinya kebas dan terasa perih. Alisa hanya menangis tersedu-sedu menatap ibunya tidak percaya bisa melakukan ini padanya.
"Kau harus tau sialan, kenapa saya bisa melakukan ini padamu karna saya bukan ibu kandung mu dan zefran, dia putraku bukan kakak kandung mu ,kau hanya anak haram dari wanita yang ayahmu cintai itu."sarkas Chintya lagi menunjuk wajah alisa.
Deg...
Untuk kesekian kalinya jiwa alisa terguncang tubuhnya bergetar hebat,air mata tidak berhenti mengalir di pipi mulus alisa. Alisa menggeleng kepalanya menatap ibunya tidak percaya dengan kenyataan ini.
"Ibu, alisa mohon jangan seperti ini, ini sangat menyakiti alisa,"lirih alisa memegang dadanya.
"Itu memang kenyataannya gadis bodoh, saya muak selama ini melihat perhatian bajingan itu padamu gadis bodoh, sampai waktu itu saya punya rencana untuk mengungkap siapa dirimu sebenarnya,tapi bajingan itu malah mengusirku dan putranya sendiri hanya demi anak haram, sepertimu,"maki Chintya.tidak memedulikan tanggisan alisa.
Alisa yang mendengar itu pun menangis sejadi jadinya kenapa semua ini harus menimpanya, berarti ibunya hanya pura pura menyayangi nya waktu dia kecil dan abangya juga bukan kakak kandungnya. Lalu siapa ibu kandung nya dan dimana dia?,itu yang ada benak alisa.
Gadis itu berdiri dengan sisa tenaganya lalu dia menatap ibunya dengan campur aduk antara marah, sedih, dan benci.
"Lalu, dimana ibu kandung ku,"tanya lirih alisa dengan mata sebab, tidak lupa dengan tubuh sedikit bergetar.
"Kau yakin ingin tau dimana ibumu?,"tanya remeh Chintya, dengan tangan disilangkan di depan dada.
"Ya, dimana ibu kandung ku sebenarnya."ucap alisa dengan wajah datar.
"Ibumu sedang berbahagia di neraka kau yakin mau mengunjungi ibumu?"tanya sinis Chintya. Menatap remeh alisa.
Deg ...
Tangan alisa mengepal kuat Kenyataan apalagi ini ibunya sudah meninggal?.alisa menundukkan kepalanya saat air matanya turun kesekian kalinya.
"Dimana ibuku di makamkan?," tanya alisa.dengan tangan yang masih mengepal kuat.
"Mana saya tau Tanyakan saja pada bajingan itu,"balas sinis Chyntia setelah itu mengambil ponselnya di saku.
Alisa pun berlari meninggalkan ibu tiri nya di ruang tamu, dengan air mata bercucuran deras,di pipinya. Alisa berlari saat sampai pintu dia menabrak seseorang saat tubuh alisa terpental ke belakang tangan seseorang menahan pinggang nya. Lalu gadis cantik itu mendongak menatap seseorang yang menahan nya.
Deg ...
Lima tahun lamanya baru kali ini dia bertemu lagi dengan Abangnya.
"Lisa?,"ucap terkejut pemuda yang menahan pinggang alisa.
"Hiks.. Abang..."lirih alisa melihat Abangnya, alisa pun memeluk abangnya erat, tidak beda pula pemuda itu juga memeluk alisa tidak kalah erat, karna sudah lama mereka tidak bertemu.
Tidak lama alisa teringat dengan kenyataan siapa dirinya, lalu gadis cantik itu mendorong abangnya keras, setelah itu berlari meninggalkan abangnya yang terkejut .
Alisa berlari menuju mobilnya lalu masuk ke dalam mobil, caca yang melihat alisa keluar dari rumah ibunya dengan keadaan menangis, caca cepat cepat turun tapi alisa langsung masuk ke mobil tidak memedulikan teriakkan dirinya.
Tuk...tuk...
"Sa, hei buka pintunya lo kenapa,"teriak caca,di luar pintu mobil.
Alisa tidak mendengar teriakkan sahabat nya dia pun menyalakan mobilnya lalu pergi dari sana dengan kecepatan rata-rata. Alisa memukul mukul stir mobil lalu menarik narik rambut nya.
"Hiks.. kenapa, kenapa sesakit ini kenapa harus sekarang hiks"ucap alisa di sela memukul dadanya.