Kenyataan pahit

Suara ketukan pintu rumah membuat gadis yang sedang berkutat dengan ponselnya buru-buru membukakan pintu, betapa terkejutnya Alika saat melihat Wahyu bersama seorang wanita seumuran dengan Linda. Ia mengenalinya, sangat mengenalinya.

Jangan bilang dia adalah selingkuhan Ayahnya, jantung Alika berpacu sangat cepat, patokan udara yang ia hirup serasa akan habis. Alika masih menatap kedua orang itu, mencoba memastikan bahwa ini hanyalah mimpinya, bukan kenyataan.

"A-ayah?"

Tapi, apakah Alika masih pantas menyebutnya dengan panggilan Ayah? Pikiran Alika kalut seketika, masih tidak menyangka Wahyu melakukan ini semua.

"Alika, izinkan Ayah masuk, Nak,"

Alika masih dengan tatapan tak percayanya ia menyingkir dari depan pintu seolah mengizinkan Wahyu dan wanita itu masuk.

Langkah wahyu terhenti ketika mendengar suara Alika yang terdengar sangat rapuh.

"Jangan bilang kalo dia selingkuhan Ayah," ucap Alika dengan air matanya yang kembali mengalir.