webnovel

Awal dari segalanya

Di sebuah ruangan mewah bernuansa white and glow dengan dekorasi khas wedding. Di ruangan itu sudah ramai dengan para tamu undangan.

Nampak seorang pria remaja dengan setelan tuxedo putih dan gadis remaja dengan kebaya putih senada dengan jas mempelai pria tengah duduk di depan penghulu. "Saudara Alaskar apakah anda siap?" Tanya pak penghulu seraya mengulurkan tangannya.

Gadis cantik yang bersanding dengan pria itu nampak tegang, ia menundukkan kepala, kedua tangan mungilnya saling pertautan dengan memejamkan mata lentiknya rapat. Mimpi apa dia semalam, ia yang seorang ketua osis sekaligus murid teladan bisa bersanding dengan kakak kelasnya yang minus akhlak dan terkenal sebagai brandal di sekolahnya, terlebih pria di sampingnya ini selalu mengganggunya disekolah.

Pria remaja dengan nama lengkap Alaskar Elvaro Adijaya itu menghela nafasnya, perlahan tangan kekarnya terulur untuk menjabat tangan pak penghulu.

"Saudara Alaskar saya nikahkan engkau dengan Alana Revalina Binti Ferdian Winata dengan maskawin uang tunai sebesar 200 juta, satu buah mobil sport Lamborghini dan seperangkat alat solat di bayar tunai!"

Alaskar menarik nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya "Saya terima nikahnya Alana Revalina dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!" ucap Alaskar lantang tanpa kesalahan sedikitpun.

"Bagaimana para saksi?" Tanya pak penghulu kepada para tamu undangan.

"SAH!" jawab mereka serempak.

Alaskar membuka kelopak matanya dan menghela napas lega lantaran telinganya mendengar kata sah dari mulut seluruh tamu undangan.

Pria itu menolehkan kepalanya menatap Alana yang menunduk, mata eagle Alaskar tak sengaja menangkap satu bulir air mata yang jatuh membasahi pergelangan tangan gadis itu. Nangis?

"Mama tolongin Ana" cicit Alana pelan, ia menolehkan kepalanya ke arah Alaskar dan menatap pria itu dengan memelas.

Alaskar mengangkat alisnya sebelah "Lo ngapain liatin gue kaya gitu?" tanyanya sinis.

Alana tidak menjawab pertanyaan dari pria yang baru saja menjadi suaminya beberapa menit yang lalu, gadis cantik itu kembali menundukkan kepala dengan kedua tangan mungilnya saling bertaut.

Alaskar menatap gadis itu bingung, apakah dia membuat kesalahan? "Lo kenapa sih?"

Alana perlahan mengangkat kepalanya menatap Alaskar dengan mata berkaca-kaca "Plis, talak gue sekarang" ucapnya memelas.

"Gila!"

***

Usai melaksanakan ijab qobul yang menurut Alaskar dan Alana adalah hal yang konyol bagi anak muda seperti mereka.

Bagaimana tidak? usia Alaskar baru menginjak delapan belas tahun sedangkan usia Alana baru menginjak tujuh belas tahun, harus di paksa membangun rumah tangga yang entah jadinya seperti apa nanti.

Menikah dengan Alaskar tidak pernah terlintas di otak Alana sebelumnya, menikah dengan seorang cowok yang sangat nakal dan selalu membuat onar. Alaskar adalah makhluk hidup yang paling di benci oleh Alana, tapi takdir seakan mempermainkannya, sekarang ia telah menjadi seorang istri sah dari lelaki yang paling di bencinya.

"Hufttt" menghembuskan napas kasar meratapi nasibnya yang malang.

"Nih minum" Alaskar datang dan menyodorkan satu gelas jus jeruk kepada Alana.

Alana berdecih pelan "Sok banget nih cowok," batinnya seraya merotasikan matanya.

"Gue tau lo haus dan lo malu buat ambil minuman. Jadi, gue yang baik hati ini bersedia untuk mengambilkan segelas minuman kepada my queen" ucap Alaskar dengan senyum terpaksanya.

"Gue gak suruh lo ambil minuman buat gue, gue gak malu, kalo gue mau, gue udah ambil satu ceret minuman yang gue mau" jawab Alana sinis.

Alaskar menatap Alana datar, jika saja manusia di depannya ini bukan spesies perempuan, sudah di pastikan tulang rusuk Alana akan berpindah ke pantat.

Alaskar menolehkan kepalanya saat telinganya mendengar tawaan di samping kursi pelaminannya, di sana sudah ada Gama, Raka, dan juga Vano.

Mereka adalah teman baik sekaligus member Wolves geng, yang di ketuai oleh Alaskar. Mereka menertawakan nasib teman mereka yang menikah muda.

"Guys! kayaknya ada yang seneng bakal belah duren nanti malem!" ucap Vano sedikit menaikkan volume suaranya. Cowok itu memandang Alaskar dengan tatapan jahil.

"Bagi link lah kalo udah selesai malam pertamanya" Raka menaik turunkan alisnya.

Alaskar menatap tajam teman-temannya, ingin sekali ia mengumpat dan mengabsen semua nama-nama hewan di kebun binatang kepada teman-teman laknatnya itu.

"Hahaha kenapa Al? udah kebelet pengen malam pertama lo?" celetuk Vano dengan tawa cemprengnya.

Gama menggeplak pelan bibir Vano. "Mulutnya,"

Vano yang tak terima bibir manis nan indahnya di geplak, membalas dengan menggeplak bibir Raka dengan kuat. Kenapa Raka? ya karena Vano tidak berani dengan Gama. Siapa yang berani dengan vice chairman Wolves itu, kekuatannya sebelas dua belas dengan sang ketua.

"Awshh sakit goblok!, lo ngapa mukul bibir gue anjing!" sentak Raka mengusap-usap bibirnya yang terasa sakit akibat geplakan maut dari Vano.

"Pembalasan"

"Heh Gama yang mukul bibir lo, kok jadi gue yang kena!" ucap Raka tak terima.

Vano menggaruk kepalanya yang tak gatal "Yaa lo pikir aja, mana berani gue sama Gama."

Gama hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua temannya, mungkin di ajang pembagian otak, Vano dan Raka tidak datang makanya jadinya kaya gitu, gak waras.

Alaskar mengusap wajahnya frustasi lalu menatap ketiga temannya bergilir "Gue gak ada ngundang kalian disini. Mau ngapain lo pada ke sini?" tanyanya sinis.

"Kita ini sohib! senang dan sedih kita lalui bersama, sekarang lo kan lagi bahagia, yoi gak?" Raka mencolek dagu Alaskar membuat cowok dengan setelan tuxedo putih itu bergidik ngeri.

Alaskar beralih menatap ketiga sohibnya dengan tajam, "Kalian pulang atau gue bogem di sini?"

"I-iya Al, sekali lagi, selamat membela duren malam ini," ucap Vano sembari memundurkan langkahnya sedikit demi sedikit.

"VANOANJING!" pekik Alaskar.

Semua tamu undangan yang berada di sana sontak menolehkan kepalanya kaget, yang sedang minum reflek tersedak dan juga ada yang terlonjak kaget. Alaskar membukam mulutnya, mengapa ia bisa sebar-bar ini sih.

"Ngapain lo liatin gitu?" sinis Alaskar saat menangkap Alana yang menatapnya dengan tatapan tidak bisa di artikan.

Alana merotasikan bola matanya. "Demi apa gue bisa nikah sama setan kaya lo."

***

Usai akad yang menegangkan tadi, Alana langsung saja merebahkan tubuhnya di atas kasur kingsize milik Alaskar.

Mata lentik gadis itu menilisik seluruh kamar Alaskar. Kamar cowok itu sangat rapih, berbeda dengan kamarnya yang berantakan seperti kena serangan bom panci. Ia melentangkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar Alaskar. Sampai kapan ia bisa tahan menjadi istri dari Alaskar? sikap dan sifatnya saja spek iblis. Mungkin setelah orang tua nya pulang dari luar negeri ia akan bercerai dengan Alaskar.

Setelah beberapa menit merenung, Alana akhirnya bangun dari tidurannya, gadis itu menyaut handuk yang tersampir di atas kursi, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

"Gue duluan," entah sejak kapan Alaskar datang dan menghalangi langkah Alana.

"Apaan? gue duluan! gue yang pertama di sini, dan gue yang pertama mau masuk kamar mandi," ucap Alana.

"Kamar mandi ini milik gue, pemilik adalah penguasa, jadi gue yang harus duluan,"

Alaskar mendorong bahu Alana pelan, kemudian ia hendak melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi, sebelum tangan mungil milik Alana menarik lengannya.

"Tamu adalah raja! dan lo harus ngalah sama cewek, apalagi lo suami gue, lo harus ngalah sama istri!"

Smirk muncul di bibir tipis Alaskar "Kalo mandi bareng gimana hm? kan udah sah," Alaskar tersenyum miring dan menaik turunkan alisnya.

"ALASKAR! KELUAR LO MESUM!"