webnovel

Bab 33. Membeli bra.

Qin Kexuan mengangkat dagunya ke arah A'Lang yang tertegun, "Kemarilah."

A'Lang tiba-tiba merasakan aura yang tak tertandingi menyelimuti dirinya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berjalan dengan patuh ke depan Qin Kexuan. Dia bertanya dengan hati-hati, "Apa perintahmu?"

"Gendong dia dan ikuti aku." Qin Kexuan berjalan keluar dari Kantor Kepala Sekolah.

A'Lang buru-buru melingkarkan lengan Yin Xudong di lehernya. Setengah menggendong dan setengah menyeretnya untuk mengikuti Qin Kexuan. Sebelum pergi, dia masih sempat berkata kepada Kepala Sekolah yang tidak bisa bereaksi, "Kepala Sekolah, maaf mengganggu, permisi."

Qin Kexuan berjalan jauh sampai ke sudut sekolah. Berdiri di bawah pohon, dia meminta A'Lang untuk membaringkan Yin Xudong di tanah, kemudian melemparkan sebotol air mineral ke A'Lang dan berkata dengan datar, "Bangunkan dia."

A'Lang menangkap botol air mineral. Hatinya sangat bimbang, "Kamu benar-benar ingin aku melakukan ini?"

"Kalau tidak, apakah kau punya cara yang lebih baik?" Qin Kexuan tidak mengerti.

"Dia tidak akan gegar otak, kan?" A'Lang sedikit ragu-ragu.

Gegar otak? Dia tidak paham. Qin Kexuan dengan santai melambaikan tangannya, "Dia tidak akan mati. Jangan bertele-tele, cepat lakukan."

A'Lang memejamkan matanya dan meremas botol itu dengan erat, siap membenturkannya ke kepala Yin Xudong. Qin Kexuan mengulurkan tangan untuk menghentikannya, menatapnya dengan heran, "Aku menyuruhmu menyiramnya, bukan memukulnya."

"Eh? Bukankah maksudmu aku harus membangunkannya dengan botol?"

Qin Kexuan tanpa daya mengambil alih botol itu, membuka tutupnya, lalu menuangkan airnya ke wajah Yin Xudong. Baru kemudian A'Lang menyadari bahwa itu "menuang", bukan "memanggil"[1]. Dia menggaruk kepalanya karena malu. Tiba-tiba disiram dengan air dingin di wajah, Yin Xudong terbangun dengan kaget. Sebagian air mengalir ke dalam hidungnya. Dia segera duduk dan terbatuk-batuk dengan tidak nyaman.

"Kepalamu sudah dingin?" Qin Kexuan bertanya dengan santai.

"Ya. Oh!" Yin Xudong mengangkat pakaiannya untuk mengelap wajahnya yang basah kuyup.

"Kalau punya pertanyaan, tanyakan saja."

"Kamu bilang Lu Wanran, dia, dia ..."

Qin Kexuan menjawab secara langsung, "Berhubungan dengan seorang siswa. Ngomong-ngomong, tempat yang kau duduki sekarang adalah tempat di mana mereka berdua berguling bersama."

Segera, wajah Yin Xudong memerah, kuning, biru dan hijau. Dia berdiri dengan tidak nyaman dan berjalan ke sisi Qin Kexuan sambil bergumam, "Aku tidak percaya, dia bilang dia tidak ..."

"Maksudmu aku berbohong?" Qin Kexuan jarang mengerutkan kening, "Apakah kau lebih percaya padaku atau wanita itu?"

"... Kamu. Tapi, aku, aku merasa dia tidak akan membohongiku."

Qin Kexuan merenung sejenak, lalu tiba-tiba berkata, "Kencinglah."

"Hah?" Yin Xudong tidak mengerti apa maksudnya. Dia tidak sedang ingin buang air kecil.

"Taburkan air seni dan jaga dirimu."

Ekspresi Yin Xudong segera berubah seolah-olah dia telah menelan seekor lalat, sementara A'Lang yang berdiri di sampingnya tidak bisa berhenti tertawa. Ditapap dengan galak oleh Yin Xudong, dia cepat-cepat menutup mulutnya dan tertawa diam-diam.

Sudut mulut Yin Xudong berkedut, dia berkata, "Aku tahu penampilanku sekarang terlihat seperti apa. Meskipun kami belum resmi berkencan, tapi aku sudah mengenal Lu Wanran sejak tahun pertama SMA. Dia tidak akan ..."

"Biarkan kau buang air kecil, adalah yang dia katakan pada pemuda itu ketika dia berhubungan dengannya." Qin Kexuan mengangkat matanya dan menatap Yin Xudong, "Saat itu, aku sedang duduk di atas pohon di sebelahnya. Percaya atau tidak, itulah kenyataannya. Aku hanya akan memperingatkanmu kali ini, terserah padamu jika kau masih ingin membuat keributan dan dikeluarkan dari sekolah. Aku harus menghadiri kelas sekarang, aku tidak ingin membuang lebih banyak waktu untuk hal-hal ini." Setelah mengatakan itu, dia pergi.

A'Lang bersandar pada Yin Xudong yang terdiam, merangkul bahunya, dan membujuknya, "Dongzi, aku bisa melihat bahwa adikmu tidak berbohong. Adapun Lu Wanran, wanita itu, kami saudaramu selalu tidak setuju kamu bergaul dengannya. Sudah waktunya untuk bangun. Jangan demi wanita semacam itu, kamu menyakiti hati adikmu yang peduli padamu dan membantumu."

Pikiran Yin Xudong sedang kacau. Mendengar nasihat A'Lang, dia menarik rambutnya yang masih basah, mengangguk sembarangan, lalu pergi.

Sepulang sekolah, Qin Kexuan yang keluar dari ruang kelas tidak menyangka Yin Xudong akan menunggu di pintu. Dia menyipitkan mata ke arahnya dan terus berjalan tanpa ingin berhenti, dia masih harus bergegas kembali ke kamp militer untuk pelatihan.

Yin Xudong menggosok-gosok hidung, kemudian menyusulnya. Dia bertanya, "Xuanxuan, apakah kamu benar-benar bergabung dengan Pasukan Khusus? Kudengar Paman Qin mengatakan bahwa kamu tidak bermalam asrama lagi dan akan bermalam di ketentaraan."

Karena Qin Kexuan masih di bawah umur, banyak prosedur harus mendapat tandatangan Qin Shuhua. Karena waktu itu Qin Kexuan pernah kabur dari rumah, diminta untuk tinggal di kamp militer sekarang, dia berpikir, tentara mungkin bisa mendisiplinkan putri ini. Hal ini membuatnya merasa nyaman. Jadi, dia dengan santai menandatangani semua kontrak sekaligus.

"Kau menungguku hanya untuk memberitahuku hal yang sudah kuketahui?"

"Mmm ... bukan begitu ... Xuanxuan, maafkan aku ..." Wajah Yin Xudong memerah karena menahan nafas, yang membuat Qin Kexuan sangat tidak nyaman melihatnya. Itu bukan salahnya. Lagipula, dia tidak sering bertemu dengan orang-orang yang memiliki jerawat di seluruh wajah.

"Tidak perlu meminta maaf. Sejak awal, aku tidak pernah memintamu mempercayaiku. Juga, keputusan sepenuhnya ada di tanganmu, tidak ada hubungannya denganku."

Yin Xudong merasa cemas, "Xuanxuan, kamu marah? Aku tahu kamu baik kepadaku, kalau tidak, dengan kepribadianmu, kamu tidak akan peduli tentang masalah ini. Akulah yang terlalu bodoh sampai bisa diperdaya orang lain. Aku janji, untuk seterusnya, aku akan memercayai setiap kata yang kamu ucapkan! Jangan marah lagi, oke?" Dia tahu bahwa Qin Kexuan hanya terlihat dingin di luar. Jika tidak, dia tidak akan peduli saat Qin Pengcheng diculik, dan lebih tidak akan peduli untuk menyelamatkannya saat dia hendak ditebas dengan pisau.

Qin Kexuan menghembuskan napas berat, "Biar kupertegas sekali lagi, aku, tidak, marah." Bagaimana mungkin seseorang yang telah menjadi pembunuh, yang membunuh rekan-rekannya sendiri untuk keluar dari tempat latihan, masih memiliki begitu banyak emosi? Bisakah marah membantumu tetap hidup? Mereka para pembunuh telah terbiasa memotong leher orang lain sebelum orang tersebut sempat memprovokasi. Jika semua penyebab mati, emosi apapun secara alami akan hilang.

"Benarkah?" Tanya Yin Xudong.

"Um."

Wajah kusut Yin Xudong akhirnya menjadi santai. Dia terus mengikuti sambil tersenyum, "Baguslah, baguslah."

"Kau masih akan mengikutiku?" Qin Kexuan mengangkat alis.

Yin Xudong berjalan ke sampingnya, dan dengan nada menyanjung berkata, "Bolehkah aku pergi melihat-lihat pasukanmu?"

Qin Kexuan langsung menolak: "Tidak."

Yin Xudong tidak pernah mudah untuk disingkirkan, "Kenapa? Melihat-lihat tidak akan membuat orang kehilangan sepotong daging. Ayo pergi, ayo pergi!"

Qin Kexuan hanya meliriknya sekilas dan tidak mengatakan apa-apa lagi, terus berjalan. Yin Xudong mengikutinya dengan gembira. Setelah berhenti di pintu sebuah toko, menundukkan kepalanya dan diam-diam melirik produk yang dipajang di toko, dia berkata dengan gagap, "Xuan, Xuanxuan?"

Qin Kexuan melihat kata "pakaian dalam" tertulis di papan nama, mengonfirmasi bahwa kain yang tampak aneh itu adalah ban perut dunia ini. Dia berkata kepada Yin Xudong yang wajahnya memerah lagi, "Aku ingin membeli bra, kau bantu aku."

"Hah?!" Yin Xudong tercengang.

"Aku tidak mengerti hal-hal ini."

Yin Xudong muntah darah. Ya terus, memangnya dia mengerti?! Dia anak laki-laki dengan jerawat yang sedang dalam masa jayanya! Bisakah dia memahami bra anak perempuan?!

"Cepat, belikan dua. Aku sedang terburu-buru," perintah Qin Kexuan.

Takut membuat Qin Kexuan tidak senang lagi, Yin Xudong memaksakan dirinya masuk ke toko pakaian dalam wanita yang bahkan tidak berani dia dekati sebelumnya. Dia menunjuk dua dari mereka tanpa pandang bulu dan berteriak pada nona pramuniaga, "Dua ini. Bungkus!"

Nona pramuniaga yang berdiri di samping memandang aneh pada sepasang siswa laki-laki dan perempuan di depannya. Setelah sedikit pengamatan, dia tahu bahwa ini adalah pertama kalinya sang gadis membeli pakaian dalam, jadi dia berkata dengan pengertian, "Pertama kalinya membeli bra, ya? Sebenarnya, masalah style itu tidak begitu penting, yang paling penting adalah menyesuaikan ukurannya. Kalau tidak, memakainya akan terasa tidak nyaman. Itu juga buruk bagi perkembangannya dan sangat mungkin akan menimbulkan beberapa penyakit ringan. Kamu bisa mengukur payudaramu terlebih dahulu dan kemudian coba cup yang sesuai. Kalau sudah yakin, kamu bisa memilih style bra yang kamu suka lagi."

Qin Kexuan mengerutkan kening. Mengapa begitu repot hanya untuk membeli ban perut, lebih baik dia memakai buatannya sendiri! Terlebih lagi, pakaian-pakaian dalam ini memiliki sangat sedikit kain, berapa banyak daging yang bisa ditutupi?

Nona pramuniaga sangat pandai dalam membaca raut wajah orang. Melihat kening Qin Kexuan sedikit berkerut, dia langsung berkata, "Memang merepotkan saat pertama kali membeli, tetapi itu akan segera selesai. Setelah beberapa waktu juga tidak akan terlalu merepotkan lagi, kamu hanya perlu mengingat ukuran cup-mu saat berbelanja lain kali." Sambil berbicara, dia mengeluarkan pita pengukur dari pinggangnya dan mengukurnya di dada Qin Kexuan.

Melihatnya mengulurkan tangan dengan tiba-tiba, Qin Kexuan hampir ingin mematahkan tangannya secara refleks. Dia menahan dirinya untuk tidak bergerak, membiarkan nona pramuniaga mengukur tubuhnya dengan sesuatu yang tampak seperti tali tetapi bukan tali, dan berdiri di samping Yin Xudong, yang mengalihkan pandangan ke tempat lain karena malu, namun semua yang dia lihat hanyalah pakaian dalam wanita yang mempesona ...

"34A. Nah, sekarang, mari ke ruang ganti. Cara memakai bra juga sangat khusus. Aku akan mengajarimu cara memakainya." Nona pramuniaga dengan santai mengambil satu bra 34A dan dengan antusias membawa Qin Kexuan ke ruang ganti untuk memberinya pelajaran tentang cara memakai bra.

Karena ini pertama kalinya dia menyentuh benda merepotkan semacam ini, Qin Kexuan butuh waktu lama sampai bisa memakainya dengan benar di tubuhnya. Ternyata benda ini cukup nyaman, itu hanya perlu satu kali dikaitkan, dan kainnya melekat di tubuh, tidak akan menyulitkannya saat dia bergerak.

Untuk menghemat waktu, Qin Kexuan berteriak kepada Yin Xudong dari ruang ganti, "Yin Xudong, pilihkan dua bra 34A." Mendengar ini, nona pramuniaga itu terdiam. Sayang, apakah semua gadis kecil akhir-akhir ini begitu berani? Bahkan sampai membiarkan pacar kecil mereka memilihkan pakaian dalam untuk mereka?

Yin Xudong ingin sekali menggali lubang untuk mengubur dirinya sendiri, apa-apaan semua ini?! Nona pramuniaga lain yang berada di luar tersenyum cerah dan otomatis datang untuk membantu Yin Xudong memilih pakaian dalam, "Yang di sisi ini semuanya 34A, silahkan pilih bra manapun yang kamu suka."

Yin Xudong hanya ingin menggaruk jantung dan paru-parunya sekarang, apa artinya dia bisa memilih mana yang dia suka?! Kata-katanya terlalu ambigu! Yin Xudong menutup matanya dan menunjuk asal-asalan, "Hanya beberapa potong ini. Cepat bungkus untukku!"

Nona pramuniaga mengambil bra yang dipilih Yin Xudong sambil tersenyum lebar, kemudian berkata dengan senyum ambigu, "Kamu benar-benar tahu cara memilih."

Kepala Yin Xudong penuh dengan gumpalan benang hitam[2], apa maksudnya? Dia sedikit menyesal dan ingin menukarnya dengan yang lain, tetapi melihat nona pramuniaga sudah mengemasnya ke dalam tas, dia malu untuk memintanya mengeluarkannya lagi untuk mencari tahu apa yang salah.

"Karena sudah membeli bra, mari pilih beberapa celana dalam juga," kata nona pramuniaga mempromosikan produknya.

Yin Xudong berpikir, lagipula dia telah membeli bra, jadi dia meminta nona pramuniaga memilih beberapa potong celana dalam dan memasukkannya sekalian ke tas belanja. Dia membayar belanjaan Qin Kexuan dan kemudian berdiri di luar pintu dengan menjinjing tas panas, menunggu Qin Kexuan keluar.

<><><>

[1] 浇 (jiāo): Menyiram/menuang. 叫 (jiào): Memanggil.

[2] Kayak di manga gitu loh, yang balon percakapannya cuma diisi coretan2 hitam.