Xu Mushen menatap gadis itu. Karena luka di kakinya begitu parah sehingga ia mengeluarkan banyak darah. Wajah gadis itu menjadi pucat pasi, namun sepasang matanya yang gelap terlihat lebih bercahaya.
Saat ini ia terpaksa harus duduk di kursi roda, tapi ia bahkan masih juga tidak bisa duduk dengan diam, ia menekuk kakinya yang terluka di atas kaki satunya yang tidak terluka.
Tangannya memegang dagunya, mata besarnya menatap Xu Nanjia, cara bicara gadis ini memang sedikit tidak pantas.
Sebagai seorang yang sejak kecil mendapatkan pendidikan di keluarga bangsawan,
Sikap yang paling tidak bisa diterima oleh Xu Mushen adalah karena perihal keras kepala dan tidak mau menurut. Tapi ia tidak tahu alasannya, gaya penampilannya yang menyebalkan itu malah membuatnya berpikir ternyata dia manis juga.
Tiba-tiba saja pikiran itu muncul di kepalanya, sepertinya ia sedikit linglung.
Sial! Apa sebenarnya yang dipikirkannya ini?
Saat ini nenek telah mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi, nenek berdiri dengan gemetaran dan dengan emosi yang telah meluap ia mengatakan, "Nanjia, bagaimana bisa kau lakukan hal ini! Gelang itu sudah aku gunakan tiga puluh tahun lamanya, Kau ... "
Xu Nanjia menggigit bibirnya dan mengerutkan mulutnya, "Tapi itu bukan aku ... "
Ia bahkan masih tidak takut berbohong pada nenek. Tetapi yang ia takuti sekarang adalah kakaknya, Xu Mushen seorang, lalu ia segera menjelaskan kepada Xu Mushen, "Kakak, bukan aku! tapi dia! "
Sekarang dia menyesal setengah mati!
Tadinya ia memanggil Xu Mushen bermaksud menghasutnya supaya menghukum Xu Qiaoqiao. Sayangnya justru sebaliknya, ia tidak menyangka sekarang dialah yang harus menggigit lidahnya dan menginjak kakinya sendiri.
Dia sangat sombong dan selalu bicara omong kosong, sama seperti ibunya, membuat orang merasa muak.
Xu Mushen mengerutkan keningnya, ia menurunkan pandangannya, tetapi nada bicaranya seolah menegaskan bahwa argumennya jelas dan tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi, "Kalau begitu, kau yang harus dihukum..."
Kata-katanya belum selesai, tapi tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang baru saja masuk ke ruang tamu, "Ada apa ini?"
Di rumah keluarga Xu, Xu Mushen adalah salah satu orang yang sangat dihormati karena kedudukannya dalam keluarga ini nyaris penting. Oleh sebab itu, hampir tidak ada orang yang berani menyela pembicaraannya.
Xu Qiaoqiao menolehkan kepalanya dengan penasaran, ia ingin tahu orang yang berani mencela perkataan Xu Mushen. Seorang wanita setengah baya yang terlihat sangat elegan dan berkelas, wanita itu berjalan masuk ke ruang tamu seperti kelelahan karena habis melakukan perjalanan panjang.
Sepertinya kepribadian wanita itu sangat baik, terlihat dari rambut yang disanggul dan senyuman yang mengembang di wajahnya. Dapat dilihat dari wajahnya tidak bisa ditebak usia wanita itu, tapi jika dilihat lagi ia terlihat hampir persis seperti Xu Nanjia, menyadari akan itu Xu Qiaoqiao langsung mengerti orang yang baru datang ini!
Jika tebakannya benar, orang ini pasti adalah ibunya Xu Nanjia, Nyonya dari keluarga Xu, yaitu Liu Yingxue.
Bersamaan dengan wanita itu di belakangnya ada seorang pria paruh baya berjalan memasuki ruang tamu. Meskipun telah melalui badai angin, cuaca dingin, dan hujan, tapi masih tetap saja terlihat pesonanya. Orang ini pasti adalah ayah dari Xu Mushen dan Xu Nanjia, yaitu Xu Sheng.
Beberapa hari ini, Xu Qiaoqiao telah mencari tahu tentang hubungan anggota keluarga Xu, sehingga ia telah mengetahui dengan jelas tiap-tiap anggota keluarga ini.
Xu Mushen dan Xu Nanjia adalah saudara tiri.
Ibu Xu Mushen meninggal ketika dia masih sangat kecil, dan kemudian ayahnya, Xu Sheng menikahi Liu Yingxue.
Saat mendengar suara Liu Yingxue, Xu Nanjia tiba-tiba berakting seolah-olah dia adalah anak yang telah ditindas.
Ia menangis dengan keras seperti seorang anak kecil, bahkan berteriak, "Ibu!"
kemudian terbang ke pelukan Liu Yingxue.
Liu Yingxue menepuk-nepuk punggungnya merasakan kesedihan, alisnya mengerut, "Ada apa ini?"
Benar-benar ibu yang sangat baik, menunjukkan ia sangat dekat dengannya.
Xu Sheng langsung melangkah maju, "Nannan, kenapa dia menangis? Siapa yang membuatmu kesal?"
Dari cara bicaranya terlihat ia sangat baik dan sangat menyayangi Xu Nanjia.
Namun karena sikapnya yang seperti itu, maka tidak salah jika anak ini terlalu disayang dan dimanja. Dia tidak mungkin bisa tumbuh menjadi seorang nona besar dengan kepribadian sombong, keras kepala dan tidak berpikiran seperti itu dengan pengajaran orang tua yang terlalu sayang.
Saat Xu Qiaoqiao memikirkan tentang ini, ia melihat Xu Nanjia menunjuk tepat ke arahnya. "Dia! Ayah, ibu, dialah yang menindasku! Kalian harus memberinya pelajaran!"
Setelah Xu Nanjia mengatatakan itu, Xu Sheng langsung menoleh, sepasang mata itu menatap Xu Qiaoqiao dengan kemarahan.
Xu Qiaoqiao merasakan tubuhnya menjadi tegang, seperti ada bahaya yang akan datang padanya, membuatnya merinding.