webnovel

Ketakutan Tata!

Setelah mandi dan mengeringkan tubuhnya, Valen melakukan kebiasaannya setelah mandi. Dipakainya celana dalam yang diambilnya dari walk in closetnya dan dia berjalan keluar. Tata yang tidak bisa tidur hanya pura-pura tidur terlentang, padahal dia melihat semua yang dilakukan suaminya. Huh! Kenapa dia mondar-mandir hanya dengan memakai celana dalam saja! Aku bisa-bisa tidak tahan jika melihat isi didalamnya itu terbungkus begitu! batin Tata. Valen menatap Tata dan tersenyum, dia mendekati Tata sambil menghubungi seseorang, dan membuat dada Tata berdetak tak beraturan.

" Kamu pasti capek sayang!" ucap Valen lalu mengecup kening Tata dan bibir Tata. Tata hanya diam menahan nafasnya karena aroma tubuh Valen yang bisa-bisa membuatnya memeluk pria kekar itu. Valen lalu duduk di sebelah Tata dan menselonjorkan kakinya.

" Halo, Ben! Kamu dimana?"

- " Saya sedang sarapan, Bos!" -

" Apa ada perkembangan?"

- " Semalam ada yang mengikuti Nyonya!" -

" Apa? Siapa?"

- " Fero, Bos!" -

" Pria sialan! Berani-beraninya dia mengikuti istriku!"

" Lalu apa dia masih disana?"

- " Semalam sudah diusir anak buah Capt. Edo!" -

" Bagus! Awas saja kalo dia berani mendekati istriku!"

Valen menutup panggilannya dan bangkit dari tampat tidurnya. Bughhhh! Tiba-tiba Valen menghantam tembok dengan bogem mentahnya, tangannya mengeluarkan darah segar akibat bertatapan dengan tembok kamar. Dia menatap Tata dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Jantung Tata berdetak tak beraturan, dia terkejut mendengar suara hantaman Valen, dia tidak mau membayangkan wajah Valen saat ini. Bisa-bisanya gue tidak menyadari kalo Fero akan mengikuti gue! Arghhhh! Lo emang bego, Ta! batin Tata menyesal. Valen memakai piyama mandinya dan keluar dari kamar. Tata membuka matanya saat mendengar suara pintu tertutup, dia melihat ke sekeliling ruangan dan dilihatnya tembok dengan warna merah di dekat pintu kamar mandi. Ya, Tuhan! Tangannya pasti terluka! Tapi aku tidak bisa langsung keluar negitu saja, nanti dia bisa curiga! batin Tata. Setelah menunggu 10 menit, Tata turun dari ranjangnya dengan langkah tertatih, dia masuk ke dalam kamar mandi dan berendam air hangat selamat beberapa menit lalu membilas tubuhnya dan mengeringkannya. Dia keluar dengan memakai piyama mandinya.

" Sayang!" panggil Tata pura-pura tidak tahu.

" Sayang!" panggil Tata lagi.

" Sayang!" sapa Valen yang berdiri di pojok ruangan dengan tersenyum.

" Kamu kenapa disitu?" tanya Tata manja sambil berjalan menuruni tangga dan mendekati Valen yang sedang menatapnya. Valen merentangkan kedua tangannya dan Tata masuk ke dalam pelukan hangat suaminya.

" Aku masih nggak percaya jika kita sudah menikah!" ucap Tata dengan mata berkaca-kaca.

" Kamu harus percaya sayang! Aku tidak mau menunda-nunda untuk segera menjadikanmu istriku yang sah!" jawab Valen mengecup puncak rambut Tata. Krucukkk! Kriucuukkk!

" Aku lapar sayang!" ucap Tata tersipu sambil menghapus airmatanya dengan cepat.

" Hahaha! Istriku sudah lapar! Sebentar lagi makanan datang!" jawab Valen lalu mencium bibir merah istrinya dengan lembut.

" Sudah, ah!" ucap Tata lalu melepas ciuman Valen.

" Kenapa sayang? Apa kamu tidak mau dicium suamimu?" goda Valen, dia tahu jika Tata pasti takut jika dia akan menyentuhnya dan pasti akan berakhir dengan nyeri itu. Tata duduk di sofa sambil menikmati makanan kecil di meja.

" Apa aku memasak saja sayang!" ucap Tata pada Valen yang telah duduk disampingnya dan merangkul pundak Tata.

" Boleh! Atau kita kembali ke apartementmu dan membawa reva makan?" tanya Valen.

" Kamu mau?" tanya Tata dengan wajah bersinarnya.

" Tentu sayang! Reva sekarang adalah putri kecilku!" jawab Valen tersenyum dan mengecup pipi Tata. Kemudian mereka berganti pakaian dan meninggalkan tempat itu setelah Ben memeriksa keamanan di tempat itu. Selama perjalanan Valen tidak melepas tangan Tata sedikitpun dan Tata juga dengan manja bergelayut di lengan Valen.

" Sayang!" panggil Tata.

" Hmm?" sahut Valen yang sedang memainkan ponselnya.

" Kita mampir makan sebentar ya! Perutku sudah lapar!" kata Tata.

" Kita order dan suruh antar ke apartement kamu!" jawab Valen.

" Ok!" sahut Tata lalu dia memesan makanan lewat aplikasi diponselnya.

" Sayang!" panggil Tata setelah selesai memesan.

" Hmm?" jawab Valen.

" Kenapa kamu tidak jadi menikah dengan Sonya? Dan siapa tunanganmu itu?" tanya Tata penasaran. Valen menyimpan ponselnya dan memeluk Tata.

" Apa masih penting?" tanya Valen.

" Aku penasaran saja!" jawab Tata.

" Sonya pergi dengan laki-laki lain setelah aku mengatakan jika aku mencintai kamu!" kata Valen.

" Hah? Serius?" tanya Tata.

" Iya! Dia tidak percaya bahkan pernah merayuku di apartementku dengan tubuh polosnya!" ucap Valen.

" Stop! Ok! Cukup! Aku nggak mau kamu melihat atau menyentuh tubuh wanita selain aku!" kata Tata tegas.

" Tentu saja sayang! Kamu adalah istriku! Hidupku! Cintaku! Kamu pikir untuk apa aku menunggumu hingga 5 tahun dan tidak menikah atau menyentuh wanita lain?" jelas Valen. Tata berkaca-kaca, airmatanya menetes dipipi.

" Shhh! Kenapa kamu menangis?" tanya Valen sambil menghapus airmata Tata.

" Aku sangat terharu sayang!" jawab Tata masih menangis tersedu-sedu.

" Hei! Sudah! Nanti reva sedih melihatmu seperti ini!" ucap Valen mengecup kening Tata.

" Aku ingin berhenti sayang! Tapi entah kenapa airmata ini keluar sendiri!" jawab Tata.

" Hahaha! Dasar cengeng! Setahuku kamu adalah wanita yang kuat! Kenapa jadi cengeng gitu?" tanya Valen heran.

" Aku juga nggak tahu sayang!" ucap Tata. Kemudian mobil mereka telah sampai di apartement Tata, Ben membukakan pintu untuk Bos dan Nyonyanya. Mereka masuk ke dalam apartement dan naik menggunakan lift ke apartement Tata. Tata membuka pintu apartementnya dengan kuncinya lalu mereka masuk ke dalam.

" Pasti Sumi sedang ke pasar!" ucap Tata meletakkan tasnya di atas meja lalu menuju ke kamarnya. Tapi tiba-tiba Valen mengangkatnya saat dia membuka pintu kamarnya.

" Ahhhh! Sayang! Kamu mau apa?" tanya Tata dengan tatapan curiga.

" Aku mau bikin adik buat reva!" jawab Valen membawa Tata masuk lalu menutup pintunya. Akhirnya Tata harus rela untuk merasakan perih lagi setelah melakukan senam kasur dengan Valen. Valen tidak memberi ampun Tata, dia membuat Tata merasakan kenikmatan yang membuatnya ketagihan ingin mengulang lagi dan lagi. Tata keluar dari kamar setelah mandi dan berpakaian, sedangkan Valen duduk di sofa kamar mengerjakan pekerjaan kantornya.

" Sumi!" sapa Tata pada Sumi yang sedang menyiapkan bahan makanan untuk dimasak sebagai menu untuk makan siang.

" Astaga, mbak! Jantung saya hampir copot! Kapan mbak Tata datang?" tanya Sumi.

" Baru saja! Kamu habis dari pasar?" tanya Tata.

" Iya, mbak! Apa reva rewel?" tanya Tata.

" Tidak, mbak! Dia sangat pintar!" jawab Sumi.

" Kamu akan masak apa?" tanya Tata.

" Tumis kangkung sama gurami asam manis! Reva seneng banget!" jawab Sumi.

" Masak nanti aja buat makan malam! Aku sama reva akan makan diluar! Kamu masak saja dan makan sama Nanik!" ucap Tata.

" Baik, mbak!" jawab Sumi. Tok! Tok! suara ketukan pintu terdengar. Sumi membuka pintu lalu datanglah Ben membawa makanan.

" Terima kasih, Ben!" ucap Tata.

" Sama-sama, Nyonya!" jawab Ben lalu pergi meninggalkan apartement Tata. Sumi yang mendengar Tata dipanggil Nyonya hanya melongo dan bertanya-tanya dalam hati.