"Arrrgggghhhhhh!!"
"Eehhmmm ...." Harini berusaha untuk, melepaskan cengkraman tangan Rion yang semakin kuat, bagian bibirnya tidak hentinya melumat bibir Harini.
"Manis ..." Ucap Rion.
Plakkk !!!
Harini menampar wajah Rion yang dengan beraninya mencium bibirnya.
"Jaga batasan mu senior Rion yang terhormat!!" Kata Harini dengan lantang.
"Hahaha!! bibir mu sangat manis, tapi yang perlu kamu ketahui. aku tidak masalah jika setiap hari menerima tamparan darimu asalkan aku bisa mencium bibirmu setiap Hari." Kata Rion, mengusap bibirnya yang menyentuh bibir Harini. tidak di pungkiri untuk pertama kalinya dirinya menciumnya bibir wanita.
"Kamu gila Rion!!" Harini berlari sekuat tenaga, menjauh dari Rion. air matanya mengalir tanpa henti.
'Aku harus kuat, aku harus membentengi diriku dari mereka yang mengambil keuntungan dariku yang tidak berdaya ini. aku sangat membenci mereka. sangat membencinya.' Kata Harini dalam hati.
"Kamu, akan menjadi milikku Harini. apapun itu," Kata Rion dingin.
Tanpa di sadari oleh Harini seseorang telah memperhatikan dirinya saat keluar dari kelas hingga menuju sebuah restoran. ' Apa yang kamu lakukan disini Harini? apakah benar yang di katakan oleh Carissa dan foto yang aku terima selama ini jika kamu adalah seorang simpan pria kaya? dan saat ini kamu tengah menunggu seseorang di restoran ini? aku akan mencari tahu seorang sendiri. aku kecewa dengan sikapmu Harini atas apa yang terjadi dengan kakekku dan kini aku harus melihat apa yang kamu lakukan. terlebih foto-foto itu benar-benar menganggu diriku Harini. seandainya kamu tahu sakitnya, di dalam hatiku, apakah kamu akan tetap melakukan itu hanya untuk mendapatkan uang. aku kecewa dan sakit hati padamu Harini. kamu benar-benar membuatku kecewa. tapi apa yang aku lihat tadi tidak seperti yang aku dengar sebelumnya. apa yang harus aku lakukan jika semua yang aku ketahui ini tidak benar. Harini maafkan aku,' Melihat Harini memasuki restoran, dengan cepat dirinya mengikuti langkah Harini namun kehilangan jejaknya.
"Permisi, anda mau pesan meja atau sedang menunggu seseorang?" Tanya seorang waitress mendekatinya.
"Ya ... maksudku, aku ingin memesan makanan tapi sebelum itu, aku ingin menemui saudaraku yang bekerja disini ... maksudku wanita yang belum lama ini masuk ke restoran ini," Kata Daffa, sejak tadi yang mengikuti Harini adalah Daffa.
"Wanita? wanita yang mana? sejak tadi ada banyak yang datang kesini, jadi yang mana yang anda maksudkan?" Tanya waitress yang merasa bingung mencari wanita yang di maksud oleh Daffa.
"Yang memakai seragam sekolah dan dia lewat sana." Kata Daffa.
"Oh!! apakah dia saudaramu?"
"Ya, dia saudaraku. apakah dia suka datang kesini?" Kali ini Daffa tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya, baginya saat ini mencari tahu apa yang dilakukan oleh Harini di restoran mewah yang menjadi tempat favoritnya.
"Harini bekerja disini. dia menjadi karyawan pertama yang bekerja disini paruh waktu, tapi anda tidak perlu marah padanya karena dia sangat rajin dan sangat cekatan dalam bekerja. bahkan saya sangat bangga padanya." Kata waitress yang tidak lain adalah Lita sahabat Harini.
"Apakah anda akan memesan makanan disini aku hanya ingin melihat Harini? Kata Lita.
"Saya pesan minuman saja dan tolong kamu berikan makanan mewah disini untuk Harini." Kata Daffa.
"Maaf, anda tidak perlu untuk memberikan apapun pada Harini karena dari restoran sudah menyiapkan menu makanan yang sama dengan yang ada disini. jadi Anda tidak perlu memberikannya." Kata Lita, menjelaskan pada Daffa jika dari restoran telah menyiapkan makanan untuk para karyawan.
"Baiklah, tolong pesan minuman dan makanan ringan saya tunggu di dalam ruangan itu. tapi sebelum itu tolong jangan katakan apapun pada Harini jika saya datang kesini. saya tidak ingin adik saya mengetahui jika saya datang kesini. ini untukmu dan titip untuk Harini karena dia memilih kost sendiri." Kata Daffa menyerahkan amplop coklat yang cukup tebal. dirinya berniat untuk memberikan pada Harini secara langsung namun kabar yang ia terima jika Harini menjadi simpanan membuat Daffa kesal dan foto yang ia dapatkan sangat menganggu dirinya. namun kali ini dirinya tidak bisa percaya begitu saja pada orang lain yang belum di ketahui kebenaranya.
"Tuan, kenapa tidak anda sendiri yang memberikan pada Harini?" Kata Lita.
"Tidak, saya tidak ada keberanian untuk melakukannya dia tidak akan menerima apapun yang saya berikan padanya. tolong apapun caranya berikan ini padanya." kata Daffa memelas berharap jika Harini menerima uang yang ia titipkan pada sahabatnya.
"Baiklah, akan saya berikan pada Harini. tapi jika di tetap menolak maka saya tidak bisa memberikannya. dan saya akan berikan lagi pada anda." Kata Lita.
"Ya, tidak apa-apa." Kata Daffa, dan masuk kedalam ruangan yang private agar dirinya bisa melihat Harini dengan jelas.
"Baiklah, akan saya buatkan pemesanan anda." Lita meninggalkan Daffa yang menyusuri restoran yang terlihat ramai dan berapa waitress yang terlihat sibuk namun dirinya tidak menemukan Harini.
"Silahkan, tuan." Kata Lita yang datang dengan pesanan Daffa.
"Terima kasih," Ucap Daffa, namun dirinya terkejut mendengar perkataan Lita.
"Jika anda, saudara Harini. kenapa anda biarkan Harini menderita dan harus menanggung sakit seorang diri. apakah anda lihat yang terjadi hari ini dan kemarin? sepertinya tidak. bahkan saat datang tubuhnya penuh luka dan kakinya yg pincang. apakah di rumah Harini mendapatkan siksa? kalian orang-orang kaya seenaknya menindas orang kecil seperti kami." Kata Lita meninggalkan Daffa yang diam mendengarkan apa yang di katakan oleh Lita.
'Kamu benar, yang kamu katakan tidak salah. dan aku menyesali itu semua.' Kata Daffa, dirinya terkejut saat melihat wajah dan penampilan Harini yang memakai seragam waitress, terlihat wajah Harini yang cantik alami dan sorot matanya yang sembab tidak bisa di di tutupi walau dengan riasan. Daffa meremas dadanya yang terasa sakit melihat langkah Harini yang masih pincang dan harus membawa nampan.
'Harini maafkan aku. aku tidak bisa melihat ini. tapi aku tidak bisa menjamin kehidupan mu akan baik-baik saja kamu berada di dekat ku.' Daffa membalikkan tubuhnya saat Harini mendekati ruangan yang ia tempati.
"Harini, tolong kamu bisa antarkan pesanan yang berada di ujung sana? aku tidak bisa kesana karena aku harus melayani tamu private yang ada di ujung sana, bagaimana apakah kamu bersedia membantuku?" Tanya Lita. dirinya berusaha untuk menghentikan Harini agar tidak masuk kedalam ruang private.
"Tentu aku akan membantu mu. berikan padaku biar aku yang mengantarnya." Harini menggantikan posisi Lita, untuk mengantar troli ke salah satu tamu yang berada di ruang private.
"Harini, terima kasih." Kata Lita saat Harini duduk di salah satu kursi yang ada di ruang khusus bersama berapa temannya, tempat yang telah di siapkan oleh pemilik restoran agar mereka lebih nyaman saat
"Untuk apa kamu berterima kasih padaku. bukankan sudah menjadi tugas kita untuk saling bekerja sama?" Kata Harini.
"Ya, aku tahu kamu benar-benar orang baik." Lita memeluk Harini.