Bab 219

Setidaknya, pemikiran konyolnya itu tak jadi kenyatan. Matanya menangkap ada secangkir teh yang berada di atas nakas.

Tangannya bergerak untuk mengambilnya. "Kapan teh ini ada di sini? Seingatku tidak ada teh semalam?" Ia langsung terpikirkan sebuah nama.

*****

Ia berjalan sembari menggandeng tangan mungil Paula menuju cafe yang juga ada di taman tersebut. Saat hampir tiba, ia bisa melihat Matthiew dan Aldrich dari kaca cafe.

Matthiew tak mengalihkan pandangannya sedikit pun semenjak dirinya melihat keberadaan Paula. Ia tersenyum melihat putrinya yang cantik tumbuh dengan baik.

Meskipun Aldrich tak terlalu memberikan kasih sayangnya, tapi setidaknya Paula tak diberlakukan jahat seperti di film film yang pernah ia tonton.

Agatha hampir berpikir kalau dirinya telah diculik karena ia bangun di kamar asing. Namun, ingatan semalam bermunculan. Agatha menghela napasnya lega.

"Aldrich. Apa pria itu menaruhnya di sini?"