webnovel

Aimer| 36

Instagram: Yezta Aurora

Facebook: Yezta Aurora

Twitter: Yezta Aurora

--

Ketika pintu terbuka tak menemukan kekasih tercinta didalam kamarnya. Jose pun tak menaruh curiga sedikit pun. Ia berfikir pasti kekasihnya sedang berada didalam kamar mandi. Mengetuk pintunya berkali – kali akan tetapi tak ada jawaban.

"Letta sayang, apa kau ada didalam?" Panggil Jose, akan tetapi tetap tak ada jawaban.

"Sayang kamu dimana?" Menelisik ke semua sudut ruangan akan tetapi yang dicari juga tak ditemukan batang hidungnya.

"Kamu kemana sih Letta?" Ucap Jose entah pada siapa karena nyatanya ia sedang sendirian. Tak ingin hal buruk terjadi pada sang kekasih segera menghubungi Zoe.

"Ada apa Jose? Apa kau tidak ke kantor hari ini?"

"Apa Letta ada di ruangannya?"

"Ms. Nicolette belum datang."

Shit, kamu dimana sih sayang? Kenapa pergi tak memberitahu lebih dulu. Jose membatin kesal kemudian menghubungi ponsel Nicolette akan tetapi tak ada jawaban.

Segala pikiran – pikiran buruk langsung menghantui. Satu hal yang tertanam dibenaknya, pasti sudah terjadi hal buruk pada kekasih tercinta. Apalagi setelah mencium aroma ketertarikan Ansthon, lelaki paling brengsek dan juga licik. Ia takut lelaki itu berbuat nekat setelah keributan besar yang terjadi kemarin siang di JM Law Office. Tak ingin hal yang tak diinginkan terjadi segera memberi perintah pada anak buahnya untuk mencari Nicolette.

Ketika tangan kokoh terulur hendak membuka handle pintu, pintu sudah terbuka lebih dulu menampilkan seorang gadis cantik pemilik manik biru laut yang menghantui pikirannya sedari tadi.

"Letta." Lirih Jose sehingga Nicolette tak mendengarnya dengan jelas.

"Jose." Mendapati perubahan ekspresi diwajah tampan kekasihnya, Nicolette langsung dirundung ketakutan.

"Jose, apa terjadi sesuatu?" Sorot mata Jose berubah gelap, rahangnya juga mengeras hingga tercetak jelas garis otot disana.

"Dari mana saja kau?" Nada suaranya terdengar dingin menyapu pendengaran. Tak hanya suara, tatapannya pun dingin. Dan ditatap seperti itu mampu menusuk ke dalam matanya hingga terasa panas.

"Aku dari lobby. Tadi tanpa sengaja bertemu teman lama jadi ngobrol sebentar."

"Axell?" Sorot matanya menajam dan juga rahang yang kembali mengeras.

"Bukan." Nada suara Nicolette bergetar.

"Lalu siapa Letta? Jawab!" Melayangkan tatapan tajam sembari terus berjalan mendekat hingga tubuh ramping terjebak diantara dinding. Airmata yang coba ditahan akhirnya lolos begitu saja membasahi pipi mulus.

"Te-man lama." Jawab Nicolette dengan suara bergetar. Tak hanya suara, tubuhnya pun juga bergetar hebat terus dihujani tatapan sedingin es dari jarak yang sangat dekat. Tak kuasa melihat airmata menetes membasahi pipi mulus segera menghapus dengan ibu jari.

"Apa temanmu itu laki – laki?" Nada suaranya berubah lembut.

Nicolette menggeleng.

Jose pun langsung merengkuh tubuh ramping ke dalam pelukan. Mengusap punggung ringkih dengan gerakan naik turun coba menyalurkan rasa damai. Kemudian mencium puncak kepala dengan penuh rasa sayang.

"Lalu siapa temanmu itu?" Bisik Jose tepat ditelinga Nicolette. Mendongak menatap wajah tampan kekasihnya yang tak lagi menghujaninya dengan tatapan dingin.

"Claise, hrd dari penerbit tempat ku dulu bekerja sebelum bergabung dengan perusahaan Nelson.

Mengerutkan kening dengan kedua mata menyipit. "Claise?" Lirih Jose sehingga Nicolette tak dapat mendengarnya dengan jelas. Ingatan Jose seperti diputar kembali ke kenangan beberapa tahun silam.

Oh Claise, yah yah yah aku ingat sekarang. Batin Jose sembari melayangkan tatapan penuh sesal. Karena rasa cemburu dan juga khawatir yang menyergapnya secara bersamaan membuat Jose tak dapat berpikir jernih. Jemari lentik menyusuri rahang kokoh membuat sang pemilik memejam merasakan rasa hangat yang menjalari permukaan kulit.

"Apa terjadi sesuatu? Kenapa meetingnya cepat sekali?"

Manik coklat terbuka. "Tidak ada meeting sayang. Kemarilah." Merengkuh pinggang ramping hingga tubuh keduanya menempel rapat.

"Kalau begitu untuk apa Ansthon datang ke kantor? Apa yang ingin dia-"

"Sudahlah sayang jangan membicarakan sesuatu yang sama sekali tak penting. Siang ini aku ada meeting dengan klien besar. Apa kamu bisa menemaniku?"

"Tapi masih ada beberapa pekerjaan yang harus segera ku berekan Jose."

"Baiklah CEO Letta, kalau begitu aku akan pergi sendiri. Padahal aku ingin sekali ditemani kekasihku yang cantik ini." Sambil mencubit gemas pipi Nicolette.

"Ish kau ini." Menghadiahi cubitan kecil mampir diperut. Tak ingin berlama – lama dalam ruangan yang bisa menjerat ke dalam hal yang sama sekali tak inginkan, segera membimbing Nicolette menuju ruangannya.

Bibir kokoh menyungging senyum bahagia ketika mendapati diatas meja kebesarannya tak lagi ditemukan tulisan CEO Jose melainkan CEO Nicolette. Mengangkatnya sebentar sebelum menaruhnya kembali. Dan tentu saja hal itu tak lepas dari pengamatan sepasang manik biru laut.

"Aku sudah menolaknya tapi Zoe memaksa-"

"Aku yang meminta Zoe melakukannya." Potong Jose sembari memutar tubuhnya menghadap Nicolette.

"Karena kau sudah kembali jadi-"

Jari telunjuk menekan bibir seksi Nicolette memintanya untuk tak bicara. Karena Jose tahu kemana arah pembiacaraan ini nantinya.

"Dengarkan aku sayang. Jabatan CEO ini akan tetap kau pegang tapi bukan di JM Law Office melainkan JM Company. Aku ingin kau membantuku mengelola perusahaan ku sayang. Bagaimana, apa kau mau membantuku? "

"Tapi Jose."

"Please sayang, aku tak sanggup mengelolanya sendirian. Belum lagi perusahaan kakek yang ada di Jerman juga harus aku yang mengelola." Bohong Jose. Padahal kenyataan sebenarnya, kalaupun harus mengelola 100 perusahaan sekaligus juga tak masalah.

Setelah melihat keraguan dari sorot manik biru laut, Jose meyakinkan bahwa Nicolette pasti sanggup mengemban tanggung jawab baru tersebut. Terbukti dengan kepergiannya selama 9 hari ke Jerman. Semua urusan JM Law Office aman terkendali ditangan kekasih tercintanya itu.

"Oh ya satu lagi, apa kau mau melanjutkan kembali kuliahmu?" Meskipun ingin sekali melanjutkan kuliah, ia mengesampingkan dulu keinginannya tersebut karena untuk saat ini yang terpenting adalah bibinya. Ia ingin bibinya segera keluar dari mansion Martin.

Tanpa sepengetahuan Nicolette, Jose sudah membereskan semuanya, hanya saja Jane memutuskan tetap bekerja disana karena sudah terlanjur nyaman bekerja didalam mansion tersebut.

"Apa yang kau pikirkan sayang? Ini adalah fasilitas dari perusahaan, jadi jangan menolaknya. Okay!" Tak tahu harus berkata apa yang jelas bibirnya terasa kelu untuk berucap. Ia hanya melayangkan tatapan yang sulit diartikan.

"Kemarilah!" Merengkuh pinggang ramping hingga terduduk dipangkuan. Disaat sedang bersama tiba – tiba Zoe memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Dan tentu saja hal itu sangat membuat keduanya terperenyak. Teruatama Nicolette, dibuat sangat malu. Menyadari hal tersebut, sepasang manik coklat segera menghujani Zoe dengan tatapan tajam.

"Apa yang ingin kau sampaikan Zoe?"

"Malam ini Litzi mengadakan pesta dan dia mengundangmu secara khusus, apa kau mau datang?"

"Kau saja yang datang." Dengan tatapan mata tak pernah lepas dari wajah cantik kekasihnya.

"Litzi klien kamu Jose, lebih baik kau datang. Tidak bagus menolak undangan."

"Tapi sayang."

"Jose, please. Jangan karena aku kau mengesampingkan urusan pekerjaan."

"Kalau begitu kau harus ikut."

"Tapi ... "

"Tidak ada penolakan, ini perintah Letta."

Akhirnya Nicolette pun memilih mengalah meskipun bisa saja ia menolak. Terlebih tak ingin wanita genit itu sampai menggoda kekasihnya lagi.

Terlalu sibuk bekerja sampai – sampai melupakan arah jarum jam yang sudah mengarah pada angka 04. Segera membimbing Nicolette menuju mobil yang sudah menunggunya dilobby.

"Kau mau mengajakku kemana Jose? Kenapa buru – buru? Pekerjaan ku belum selesai."

"Lupakan pekerjaan sayang."

"Ok, ok tapi jawab dulu kau mau mengajakku kemana?" Tak juga menjawab hanya mengulas senyum sembari mengerling genit.

"Jawab Jose." Sembari mencubit gemas perut Jose. Sontak saja hal tersebut membuat Jose pura – pura mengaduh kesakitan.

"Ga usah alay. Toh aku juga ga keras kan nyubitnya." Sembari melempar senyuman.

Tak terasa mobil yang membawa keduanya pergi telah sampai di apartement. Disana sudah ada 3 orang wanita yang menungguinya. Nicolette pun langsung bertanya – tanya untuk apa Jose membawanya ke apartement dan siapa ke tiga wanita ini. Pakaiannya sangat seksi dan juga tatapan matanya yang tak pernah lepas dari wajah tampan Jose.

"Siapa mereka?" Bisik Nicolette. Yang ditanya langsung menolehkan wajahnya. Sorot manik seindah lautan biru menyirat kecemburuan. Jose pun dibuat melambung tinggi dicemburui oleh kekasih tercinta. Itu pertanda bahwa Nicolette tak pernah rela dirinya dilirik wanita lain.

Mengusap puncak kepala sambil lalu kemudian menatap ketiga wanita dengan mengedipkan sebelah mata. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun langsung melenggang menuju kamar. Sementara Nicolette dibimbing oleh ketiga wanita tersebut menuju kamarnya.

"Mau apa kalian?" Sikap Nicolette penuh antisipasi.

"Tenang, Nona. Kita bukan orang jahat, justru kita akan menyulap Anda menjadi wanita paling cantik malam ini." Mendengarnya pun membuat Nicolette kembali mengerutkan kening. Seolah bertanya, apa maksud kalian? Tanpa menjawab justru membimbing Nicolette untuk duduk dikursi rias.

"Nona, ini adalah perintah langsung dari kekasih Anda, Mr. Jose."

Tapi kenapa Jose tak mengatakan apapun. Sebenarnya ada apa ini?

--

Thanks

Yezta Aurora

HAPPY READING!!

Hugs and kisses for my beloved readers!

Yezta_Auroracreators' thoughts