webnovel

Aimer| 34

Instagram: Yezta Aurora

Facebook: Yezta Aurora

Twitter: Yezta Aurora

--

Spanyol 15.00

Tekad Ansthon untuk menemui Nicolette tak bisa dihentikan oleh Zoe. Lelaki tua itu tetap memaksa masuk dengan membuka kasar pintu ruangan Nicolette membuat sang pemilik terperenyak. Meskipun sangat marah akan tetapi segera mengulas senyum mendapati pemilik Mark Company berdiri dihadapannya. Melalui ekor matanya menyirat perintah supaya Zoe segera meninggalkan ruangan.

"Selamat datang Mr. Ansthon. Silahkan duduk!"

Sambil mendudukkan bokongnya disofa menelisik ke seluruh ruangan. "Saya tidak menyangka gadis secantik Anda ini menyukai dekorasi yang yah ... Cukup maskulin." Sambil mencibirkan bibirnya.

"Saya rasa tidak ada yang salah dengan selera setiap orang selama itu tidak menyalahi aturan yang mengikat."

"Jangan terlalu sensitive, Ms. Nicolette. Sesekali selipkan bercandaan tidak masalah kan. Apa Anda tidak takut kecantikan Anda ini memudar karena terlalu serius bekerja." Menatap intens wajah cantik Nicolette dengan tatapan penuh pemujaan.

"Kecantikan sejati bukan diukur dari fisik semata Mr. Ansthon. Dan maaf, apa tujuan Anda berkunjung? Ada yang bisa saya-"

"Tenang Ms. Nicolette. Lebih baik kita santai – santai dulu saja." Lalu dengan berani menyentuh pundak Nicolette. Sontak saja tindakan lancang Ansthon ini langsung mendapat protes keras.

"Anda hanya membuang – buang waktu saya. Silahkan keluar!" Jari telunjuk Nicolette mengarah pada pintu ruangan yang sudah terbuka.

"Lancang! Apa Anda tidak tahu siapa saya, hah?" Tak berkeinginan menjawab, Nicolette memilih bungkam dengan tetap melayangkan tatapan setajam pedang.

Tentu saja sikap berani yang Nicolette tunjukkan ini, semakin memancing minat Ansthon untuk memiliki gadis tersebut. Terlebih tujuan utamanya adalah Jose, jika lelaki itu hancur maka Martin juga akan ikut hancur. Itulah tujuan Ansthon mendekati Nicolette.

Dengan kasar langsung menyeret tangan Nicolette hingga menabrak dinding. Mengunci pergerakannya dengan tangan kekar menekan disetiap sisi. Meskipun berontak sekuat tenaga jelas Nicolette kalah jauh jika dibandingkan dengan pemilik badan kekar tersebut.

"Tikus kecil sepertimu berani sekali bersikap kurang ajar. Apa kamu tidak tahu siapa aku ini, hah? Aku bisa melenyapkan mu cukup dengan ... " Menjentikkan jari ke depan wajah Nicolette. Akan tetapi hal tersebut tak membuat nyali menciut. Justru lebih tertarik untuk menentang lelaki yang terkenal player, kejam dan juga licik tersebut.

"Siapa yang tidak mengenal lelaki seberengsek Anda, Tuan. Saya rasa tikus kecil didalam selokan sekalipun tahu betapa busuk dan liciknya Anda ini." Ucap Nicolette sambil mengangkat sudut bibirnya kemudian mendorong tubuh kekar Ansthon.

"Kurang ajar!" Tangannya sudah mengayun di udara, kurang satu cm lagi mendarat dipipi mulus membuat sang pemilik memejam. Namun sampai sepersekian detik tak juga merasakan panas menjalari permukaan kulit wajah, memaksanya membuka mata.

Ansthon menyunggingkan seringaian licik. "Aku tidak suka kekerasan Ms. Nicolette. Aku ini bukanlah pria kejam yang suka menyiksa wanita kecuali kalau di ... ranjang."

"Kurang ajar!" Langsung melayangkan tamparan mengenai pipi kokoh Ansthon. Dan tentu saja hal tersebut semakin menyulut api amarah, sehingga ia pun juga hendak melayangkan tamparan. Akan tetapi dengan secepat kilat sebuah tangan kekar menangkisnya lalu menghadiahi Ansthon dengan pukulan berkali – kali sehingga tubuhnya tersungkur ke lantai.

Ketika hendak saling melayangkan pukulan, keduanya sudah diamankan oleh bodyguard. Namun dengan kekuatan penuh langsung menghajar bodyguard lalu meraih kerah kemeja Ansthon, menghujaninya dengan tatapan penuh peringatan. "Jangan berani macam – macam dengan kekasih ku! Atau ... "

"Kekasih?" Ucap Zoe yang masuk ke ruangan tanpa sengaja mendengar pernyataan yang langsung mengusik pendengaran. Kemudian tatapannya beralih pada Nicolette, wajah cantik juga menyirat keterkejutan.

"Apa yang Anda lakukan disini Mr. Axell?" Zoe bertanya dengan nada suara tak suka.

Tak ingin melihat kekacauan terjadi didalam ruang kerjanya, segera memerintah bodyguard untuk menyeret Ansthon keluar ruangan. Namun lelaki itu langsung menghajar para bodyguard kemudian menatap Nicolette dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Urusan kita belum selesai tikus kecil." Sembari menyungging seringaian licik mengukir dibibir kokoh. Setelah itu melenggang keluar.

"Dan kau Axell, lancang sekali kau menyebut ku sebagai kekasih mu. Hubungan kita sudah lama berakhir."

"Aku tak peduli. Yang jelas aku masih sangat mencintai mu Letta. Dan aku tak akan pernah membiarkan lelaki jahat manapun menyakiti mu termasuk Jose sekali pun."

Muak, itulah yang Nicolette rasakan dengan kehadiran Axell yang sekarang ini lebih intens berkunjung ke kantor semenjak Nicolette menggantikan posisi Jose sebagai CEO JM Law Office.

Tanpa memedulikan kehadiran Axell, segera membahas beberapa masalah penting. Tanpa sengaja manik biru laut melirik ponsel yang yang tergeletak diatas meja yang terus saja bergetar, menampilkan nama –Mr. Jose M-. Karena terlalu fokus bekerja sampai – sampai Zoe tak menyadari ponselnya yang terus saja bergetar sedari tadi.

"Itu ponselmu?" Segera mengikuti arah pandang Nicolette.

"Angkat dulu. Sepertinya telepon penting."

Zoe pun memilih menjauh untuk berbicara dengan seseorang diseberang telepon. Ketika sudah cukup lama berbincang segera kembali dan alangkah terkejutnya, kedatangannya ini langsung disambut dengan tatapan yang mengintimidasi, seolah Zoe adalah tersangka yang hendak diadili.

"Siapa yang menghubungimu?"

"Ini tadi telepon dari klien, Ms. Nicolette." Jawab Jose dengan suara bergetar karena terus saja dihujani tatapan tajam setajam pedang.

Bibir seksi menyungging senyum sinis. "Klien atau Jose?"

Karena terdesak akhirnya Zoe tak dapat lagi mengelak. Ia segera memberitahu bahwa Jose sudah kembali dari Jerman dan sekarang ini sedang merapat ke kantor.

Beberapa kali melirik jam yang menggantung didinding. Arah jarum jam sudah mengarah ke angka 08.30 akan tetapi yang ditunggu tak juga menunjukkan batang hidungnya.

Zoe yang merasa pulang paling akhir langsung memberi perintah pada petugas yang berjaga untuk mematikan semua lampu akan tetapi petugas memberi tahu bahwa Nicolette masih berada diruangannya.

Letta belum pulang? Zoe membatin sembari mengerutkan kening. Lalu segera masuk kembali ke dalam lift yang terus membawanya pada ruangan Nicolette. Pintu besar itu masih menutup rapat. Tak ada siapapun disana kecuali 2 bodyguard yang berjaga didepan pintu.

"Selamat malam Mr. Zoe." Ucap kedua bodyguard dengan kepala menunduk. Tanpa menjawab langsung masuk ke dalam ruangan. Sontak saja pintu yang terbuka secara tiba – tiba membuat Nicolette terperenyak.

"Mr. Zoe ... Kenapa belum pulang? Apakah pekerjaan Anda belum selesai?" Tak juga menjawab justru balik bertanya.

"Kenapa Anda belum pulang Ms. Nicolette? Ini sudah sangat malam, sebaiknya Anda segera meninggalkan kantor."

"Masih ada beberapa dokumen yang harus diperiksa. Anda duluan saja." Bohong Nicolette.

"Kalau begitu saya akan disini menemani Anda."

"Tidak perlu Mr. Zoe. Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya. Ada bodyguard berjaga didepan." Akan tetapi sepertinya Zoe enggan beranjak.

"Kalau sudah tidak ada yang ingin Anda bicarakan silahkan tinggalkan ruangan."

Setelah kepergian Zoe, segera menghubungi nomor ponsel Jose akan tetapi lagi – lagi nomor tidak dapat dihubungi. Tak ingin semakin terjebak dalam kegelisahan dan juga rasa khawatir berlebih, segera meraih tas kesayangan menuju mansion Jose. Akan tetapi kepala maid memberi tahu bahwa Tuan mereka belum sampai ke mansion.

Kamu dimana sih Jose? Kenapa ponselmu masih belum bisa dihubungi? Apa terjadi sesuatu? Batin Nicolette. Kemudian meminta supir untuk mengantarkannya ke apartement Jose. Dan ternyata hasilnya pun sama karena Jose juga tak ditemukan disana.

Sebenarnya apa yang terjadi? Kamu dimana sayang?

Hati Nicolette semakin dilanda gelisah ketika tak menemukan Jose di mansion dan juga apartement. Satu hal yang terpatri dalam benaknya, pasti sudah terjadi hal buruk pada kekasih tercinta. Segera meraih ponsel dan menghubungi seseorang.

"Selamat malam Ms. Nicolette. Ada-." Belum juga menyelesaikan kalimat sudah lebih dulu diserbu ribuan pertanyaan.

"Apa Mr. Jose menghubungimu?"

"Belum Ms. Nicolette."

Rasa cemas, khawatir, gelisah semakin merongrong jiwa. Lalu meminta supir pribadinya untuk segera meninggalkannya sendirian karena ia akan menunggu di apartement Jose. Tanpa Nicolette sadari ada sepasang mata yang terus mengawasinya dari kejauhan. Orang itu adalah orang suruhan Ansthon Mark. 

--

Thanks

Yezta Aurora

HAPPY READING!!

Hugs and kisses for my beloved readers!

Yezta_Auroracreators' thoughts