Instagram: Yezta Aurora
Facebook: Yezta Aurora
Twitter: Yezta Aurora
--
"Mari saya Antar ke ruangan Anda, Ms. Nicolette." Kedua mata Nicolette langsung menyipit. Belum sempat bertanya, Zoe sudah membimbingnya memasuki ruangan seper besar, mewah, dan juga megah. Ruangan yang didekorasi dengan sangat maskulin, menandakan bahwa pemiliknya pastilah seorang laki - laki.
"Ini kan ruangan Jose. Untuk apa Anda membawa saya ke ruangan ini?"
"Bukankah saya tadi sudah mengatakannya pada Anda bahwa selama Mr. Jose berada di Jerman maka Anda lah yang menggantikannya. Dan jika Anda kurang cocok dengan dekorasinya, Anda boleh mendekorasi ulang sesuai dengan selera Anda, Ms. Nicolette."
"Tapi Mr. Zoe ... "
"Silahkan Ms. Nicolette." Mempersilahkan Nicolette menuju kursi kebesarannya. Akan tetapi Nicolette masih diselimuti keraguan. Ingin rasanya menolak tapi Jose juga tak bisa dihubungi. Sementara selama Jose pergi, semua urusan dialihkan padanya. Bukannya tak ingin membantu kekasih tercinta akan tetapi posisi yang diberikan ini sama sekali tak pantas. Ia tak berpengalaman, apalagi harus menggantikan tugas Jose sebagai CEO JM Law Office.
"Anda pasti bisa mengemban tugas ini dengan sangat baik Ms. Nicolette. Jika Mr. Jose sudah menunjuk Anda, itu artinya Anda bisa menjalankan semuanya dengan sangat baik. Sekali lagi selamat Ms. Nicolette." Sambil mengulurkan tangannya yang langsung disambut hangat.
Disaat masih berperang dengan pikiran sendiri, Litzi menerobos masuk diikuti Axell dibelakangnya. Mendapati Nicolette berada diruangan Jose dengan ditemani Zoe tentu saja membuat keduanya terkejut.
"Letta, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Axell. Menelisik wajah cantik menuntut penjelasan, akan tetapi Nicolette memilih bungkam. Kemudian beralih menatap Zoe menuntut penjelasan namun Zoe juga memilih bungkam.
"Jawab! Apa yang kau lakukan disini?" Bentak Litzi. Mendapati Nicolette tetap bungkam tak tertarik untuk menjelaskan apapun semakin memancing amarahnya. Berjalan mendekat ke arah Nicolette, menghujaninya dengan tatapan tajam. "Apa kau tidak mendengarku, hah? Apa yang kau lakukan diruangan lelaki pujaanku?" Nada suara Litzi meninggi hingga terasa memekak telinga.
Sebuah tangan kekar menyentak kasar lengan Litzi. "Wanita murahan, beraninya kau membentak wanitaku! Seharusnya pertanyaan itu kau tanyakan pada dirimu sendiri. Untuk apa kau datang lagi kesini?"
Mendongakkan wajahnya menantang. "Tentu saja aku mencari Jose." Kemudian bibirnya menyungging senyum sinis. "Oh ya jadi wanita tidak tahu diri itu kekasih mu?" Tatapannya mencemooh pada Nicolette kemudian beralih pada Axell. "Baguslah kalau begitu segera bawa pergi dari sini. Aku tidak suka kebersamaanku bersama lelaki pujaanku terganggu."
"Benar – benar wanita tak tahu malu. Kau tahu kan kalau kakak ku sudah berkekasih tapi masih saja kau goda."
Kenapa Axell memanggil Jose dengan sebutan kakak? Apa mereka ini ada hubungan saudara? Tapi Jose pernah mengatakan padaku bahwa dia tidak memiliki saudara. Nicolette membatin lalu melemparkan tatapan pada Zoe.
Tahu arti dari tatapan itu, Zoe pun segera mengalihkan tatapannya dengan berpura – pura fokus pada layar ponsel. Karena tak ingin terdesak untuk menjelaskan sesuatu hal tanpa seijin Jose.
Sementara dua orang didepannya itu masih saja terlibat dalam perdebatan sengit. Baik Litzi maupun Axell tak ada yang mau saling mengalah, terus saja melepar kalimat sarkastik.
Mendongakkan dagu menantang. "Saya tidak ada urusan dengan lelaki menyedihkan seperti Anda ini Mr. Axell tapi urusan saya dengan si tampan Jose."
Tak tahan dengan perdebatan dua orang yang sama sekali tak penting, segera menghampiri Litzi. "Jika kedatangan Anda kesini untuk membahas kasus Anda silahkan ikut ke ruangan saya Ms. Litzi." Penuh penekanan disetiap kata.
"Cih dengarkan saya Mr. Zoe. Saya hanya mau membahas kasus saya dengan CEO JM Law Office bukan dengan bawahan seperi Anda." Sinis Litzi.
"Kalau begitu silahkan Anda bahas dengan Ms. Nicolette selaku CEO baru." Bukan hanya Litzi yang terkejut, Axell pun langsung terkejut.
"CEO baru? Apa maksudnya ini Zoe?" Axell bertanya.
"Untuk masalah itu silahkan Anda tanyakan langsung pada Mr. Jose." Tanpa menunggu lama langsung menghubungi Jose akan tetapi ponselnya tidak dapat dihubungi karena nomornya sudah tidak aktif.
Shit, apa – apaan sih kakak ini. Setelah kemarin dia mencium wanita kurang bahan ini. Sekarang dia menghilang dan memberi jabatan CEO pada Letta. Kalau daddy sampai tahu maka keselamatan Letta bisa terancam. Apa dia tak pernah berfikir sampai sejauh itu? Dasar ceroboh!
Kecemasan Axell ini sebenarnya lebih ke rasa cemburu karena ia masih sangat mencintai Nicolette hanya saja ia tak bisa berbuat apa – apa, tak bisa memperjuangkan gadis yang sangat dicinta. Berbeda dengan kakaknya yang selalu melawan tak seperti dia yang berada dibawah kendali ayahnya.
Mendapati tatapan penuh arti dari sepasang manik abu – abu yang dulunya sangat dipujanya itu tentu saja membuat rasa tak nyaman. Meski rasa cinta itu sudah tak ada akan tetapi rasa sakit yang pernah Axell torehkan dan juga kekecewaan mendalam masih setia merongrong jiwa. Tak ingin rasa tak nyamannya ini diketahui yang lain segera meminta mereka semua meninggalkan ruangan kecuali Litzi.
Akan tetapi wanita itu terlalu angkuh sehingga memancing amarah Nicolette. "Apa kau pikir aku sudi meeting denganmu, hah? Cih, jangan harap. Aku akan tetap menunggu sampai Jose kembali." Dia ini sebenarnya siapa sih? Tiba – tiba menjabat sebagai CEO. Apa Jose tak salah orang?
Nicolette yang sudah sangat geram langsung beranjak dari duduknya, mencondongkan tubuhnya ke depan. Menghujani Litzi dengan tatapan tajam. "Kalau Anda tetap bersikeras, maka jangan salahkan kami jika suatu saat polisi datang menjemput Anda. Mau tidak mau Anda harus meringkuk dibalik jeruji besi?" Sembari mengangkat sudut bibirnya.
Perkataan Nicolette ini tentu saja membuat bulu roma meremang. Membayangkannya saja tidak berani apalagi kalau sampai semua itu menjadi kenyataan. Akan tetapi ia tetap bersikeras menunggu kedatangan Jose.
"Kapan Jose kembali?" Tanyanya dengan nada sinis.
Menyungging senyum smirk sebelum berucap. "Yang pasti setelah Anda mendekam didalam penjara, Ms. Litzi. Dan satu hal lagi yang harus anda ingat, jangan coba - coba monggoda Jose atau saya akan menenggelamkan Anda ke dasar lautan."
"Kurang ajar!" Beraninya dia mengancamku! Hampir saja melayangkan tamparan akan tetapi dengan tegas langsung ditangkis oleh Nicolette.
"Jaga sikap Anda. Jika kemarin saya diam saja maka lain halnya dengan hari ini. Sedikit saja Anda menyentuh kulit saya, siap – siap berurusan dengan jerat hukum!"
Kurang ajar! Sebenarnya siapa dia? Berani sekali mengancamku! Dan kamu Jose, kenapa ponsel mu masih saja tak bisa dihubungi. Sebenarnya apa yang kamu lakukan di Jerman.
Kalau kasusnya ini tak segera ditangani pengacara maka cepat atau lambat ia pasti akan meringkuk di penjara. Akhirnya dengan menekan segala ego, memutuskan melanjutkan meeting tapi menyuruh managernya yang menggantikan untuk meeting langsung dengan Zoe bukan dengan Nicolette, gadis yang sangat dibencinya itu.
Sebelum melenggang keluar ruangan menghujani Nicolette dengan tatapan tajam kemudian membanting pintu di belakangnya. Seolah tak terpancing, hanya menggeleng – gelengkan kepala.
Dasar tak beretika. Ngakunya artis papan atas tapi sikapnya rendahan.
--
Munich, Germani 23.00
9 hari telah berlalu akan tetapi ponsel Jose tetap tak dapat dihubungi dan hanya Zoe yang dapat menghubunginya, melalui nomor rahasia.
Bukannya tak merindukan sosok kekasih tercinta, tentu saja sangat rindu dan sangat ingin mendengar suaranya. Akan tetapi satu hal yang Jose pikirkan jika Nicolette sampai bisa menghubunginya, sudah bisa dipastikan kekasihnya itu akan segera menyerahkan semua urusan kembali pada Jose. Dan itu artinya Nicolette akan meninggalkannya lagi. Mengingat pertemuan terakhir mereka diwarnai dengan pertengkaran karena kesalahpahaman.
Kerinduan pada sang pemilik hati terasa sangat menyiksa, mendera dalam jiwa hingga setiap aliran darah terasa sangat menyakitkan. Namun untuk saat ini belum berani menghubungi kekasih tercinta. Disaat pikiran tertuju pada kekasih tercinta tiba – tiba ponselnya bergetar menampilkan nama - Zoe Alsbech -
"Berita apa yang ingin kau sampikan Zoe sampai –sampai larut malam begini menghubungiku?"
"Mr. Ansthon menawarkan kerja sama dan dia memaksa ingin bertemu Ms. Nicolette."
"Dari mana Ansthon tahu kalau Letta yang menjabat posisi CEO?"
"Berita seperti ini tentu saja mudah tersebar Jose. Kita berada dilingkup yang sama."
"Jangan pertemukan dengan Letta. Tunggu sampai aku kembali. Dan apa kau sudah menyelidiki siapa pelaku yang sudah mengakibatkan lebam – lebam ditubuh kekasih ku?"
Mendapati Zoe beberapa kali menghembus nafas berat semakin membuat Jose dirundung kecemasan mendalam. Dengan tak sabaran segera mendesak Zoe untuk berbicara.
"Apa kau tak mendengarku Zoe!" Bentak Jose yang sudah mulai hilang kesabaran.
Kembali menghembus nafas berat sebelum berucap. "Litzi yang melakukan semua itu. Alasan utamanya, kamu Jose." Kemudian mengalirlah akan detail kejadian waktu itu.
"Kurang ajar!" Litzi! Awas saja kau, Tunggu saja hadiah apa yang akan kau dapatkan dariku! Batin Jose bersungut – sungut.
"Apa ada yang harus ku lakukan pada wanita itu Jose?"
"Tidak perlu. Dia jatah ku! Lalu bagaimana dengan Axell?"
"Setelah mengetahui bahwa kamu memberikan posisi CEO sementara pada Ms. Nicolette, Axell lebih sering berkunjung."
"Apa hubungan mereka kembali dekat."
"Tidak, karena Ms. Nicolette selalu menjaga jarak akan tetapi Axell tak menyerah."
Tanpa sadar meremas kuat ponselnya. Sorot matanya berubah gelap, rahang mengeras. Kurang ajar! Berani sekali kau mendekati kekasih ku Axell! Dasar adik tiri tak tahu diri! Batin Jose sembari mengepalkan tangan. Tak lagi memedulikan panggilan Zoe dari seberang telepon.
Setelah beberapa hari tak dapat tidur dengan nyanyak karena kekacauan pada perusahaannya dan saat ini berita yang baru saja didengarnya ini semakin membuat gelisah dihati. Satu hal yang sangat di khawatirkannya adalah keberadaan Axell didekat Nicolette. Ia takut kekasihnya akan jatuh cinta lagi pada Axell mengingat hubungan mereka dulu sangat lama. Pasti banyak sekali kenangan – kenangan indah diantara mereka berdua.
Tak ingin semakin terbakar api cemburu dengan membayangkan kedekatan keduanya segera meraih kunci mobil, melajukannya dengan kecepatan tinggi menuju mansion neneknya. Memarkirkan mobilnya asal kemudian melemparkan kunci mobil ke salah satu bodyguard yang berjaga di depan pintu.
"Selamat malam Tuan muda." Ucap kepala maid dan bodyguard yang berjaga didepan pintu. Yang hanya dibalas dengan senyuman tersungging di bibir semakin menambah ketampanannya saja.
Langsung melenggang menuju kamar neneknya, membuka pintunya perlahan. Mendapati neneknya sudah tertidur pulas, dengan hati – hati mendaratkan kecupan di pipi. Setelah itu dengan langkah perlahan keluar kamar, akan tetapi baru beberapa langkah sebuah seuara menghentikan.
"Jose ... " Yang dipanggil segera memutar tubuh kemudian bergegas mendekati dan duduk disisi ranjang.
"Kapan kau datang?" Mengusap pelan puncak kepala cucu kesayangannya.
"Apa Axell ikut?" Nathe bertanya.
Jose menggeleng.
"Grandpa kemana? Kenapa jam segini belum ada di mansion?"
"Kau mencariku anak muda." Suara Mars yang datang secara tiba – tiba segera memutar tubuhnya. Kemudian bergegas menghampiri. Memeluk kakeknya dengan pelukan erat, tentunya pelukan khas lelaki.
"Apa grandpa masih saja mengurus perusahaan?" Namun Mars memilih diam tak mau menjawab. Terlebih tak ingin membuat cucu kesayangannya ini khawatir.
"Tentu saja iya Jose. Grandpa mu ini sulit sekali di beritahu." Jawab Nathe yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari suaminya.
Kemudian Jose beralih duduk disofa yang diikuti oleh Mars. "Kenapa grandpa masih juga memaksakan diri seperti ini? Aku kan sudah mengirimkan orang kepercayaanku untuk mengurus Hudson Company? Itu sudah cukup grandpa, perkembangan perusahaan grandpa tak luput dari pantauanku."
"Bukan seperti itu Jose hanya saja grandpa tak bisa hanya duduk diam di mansion tanpa melakukan kegiatan." Jose langsung menggelang – gelengkan kepalanya. Dia ingat betul perjuangan kakeknya ini dalam mendirikan perusahaan yang dimulai dari nol. Jadi wajar kalau kakeknya merasa keberatan untuk tak terjun langsung, meskipun usia sudah senja.
"Itulah grandpa mu Jose. Kau tahu kan keturunan Hudson tak pernah bisa tinggal diam." Celoteh Nathe.
"Mana calon cucu grandpa, katanya mau kamu bawa ke mansion?" Tanya Mars.
"Dia masih di Spanyol."
"Kenapa tidak diajak sekalian?"
"Dengarkan aku Mr. Mars Hudson, calon cucu mu itu harus menggantikan ku selama aku mengurus perusahaan ku yang ada di sini. Aku janji tak lama lagi pasti ku bawa ke hadapan mu."
"Apa terjadi sesuatu dengan perusahaan mu sampai kau harus turun tangan sendiri seperti ini?"
Menepuk pundak Mars. "Tentu saja tidak." Kemudian melenggang keluar kamar menuju kamar pribadinya.
"Lihatlah kelakuan cucu mu. Padahal aku mau mengajaknya minum lebih dulu malah pergi begitu saja."
"Ingat Mars, kau ini sudah tak lagi muda. Kurangi kebiasaan mu minum." Ucap Nathe sambil kembali membaringkan tubuhnya diranjang yang disusul Mars. Meskipun usia sudah senja akan tetapi pasangan Hudson ini masih saja berlaku romantis. Lengan kekar Mars melingkari erat disepanjang perut Nathe.
Sementara dikamar lain Jose sama sekali tak bisa memejam, pikirannya masih melayang jauh memikirkan kekasih tercinta. Dia butuh sesuatu yang bisa membuatnya melupakan masalahnya sejenak sehingga langsung melengang menuju Hudson Club yang terletak di sebelah mansion. Kedatangannya langsung disambut manager club.
Jose dibimbing ke ruangan pribadi keluarga Hudson. Akan tetapi untuk malam ini ia memilih duduk didepan bar sembari menyesap minuman favoritnya. Meskipun hanya memakai kaos polo dipadukan dengan celana denim, namun hal tersebut sama sekali tak mengurangi ketampanannya. Justru penampilannya ini semakin membuatnya terlihat seksi.
Setiap mata memandang pun harus menelan kasar salivanya akan ketampanan pengusaha muda sekaligus pengacara terkenal, Jose Martin. Yang sangat digilai banyak wanita termasuk jejeran artis papan atas dan juga super model.
Hal itu terbukti dengan wanita cantik berpakaian seksi yang kini berjalan menghampiri, melempar senyuman manisnya pada Jose yang dibalas dengan senyuman. Wajahnya sangat cantik, usianya kira – kira sama dengan Nicolette dan ternyata wanita ini, artis pendatang baru yang sedang naik daun.
Meskipun baru bertemu sekali tapi entah kenapa keduanya langsung akrab. Kehadiran gadis ini telah mengobati sesaat kegundahan hatinya pada kekasih tercinta.
--
Thanks
Yezta Aurora