webnovel

Berduka Cita

Natasha menghela napas mencoba mengendalikan rasa gugup yang terlanjur mendera. Kemudian berjalan menghampiri laki-laki yang tampak berdiri sambil melipat sebelah tangan dan tangan lainnya menopang dagu.

"Tuan! Bagaimana keadaan Nyonya? Apa yang terjadi?" tanya Natasha yang sedikit panik.

"Ibu mengalami insiden di taman tadi malam. Dia terjatuh dan tak sadarkan diri dalam keadaan basah kuyup," jelas Diego kemudian. "Dari mana kamu mendapatkan kabar ini?" imbuh laki-laki itu lagi.

"Sejak tadi malam memang saya kepikiran Nyonya Besar, Tuan. Jadi saya berniat untuk menemuinya. Tapi, ternyata Anna mengatakan jika Nyonya dirawat di rumah sakit," sahut Natasha.

"Oh begitu?"

"Tapi, bagaimana mungkin Nyonya Merry berada di luar rumah dalam keadaan hujan, Tuan?"

"Aku baru pulang ke rumah, sejak mengunjungimu, Natasha. Dan aku kaget, mendengar teriakan Alice yang memberitahu kalau Ibu terjatuh dan tidak sadarkan diri," jelas Diego.

Tak berapa lama, Kathy dan ketiga anaknya datang ke rumah sakit. Mengetahui Natasha yang telah berada di rumah sakit, seketika Kathy menatap sinis secara bergantian pada Diego dan Natasha.

Natasha yang merasa sungkan, akhirnya memilih menghindar dan pergi dari depan ruangan rawat inap Merry. Dia mengajak sang anak untuk duduk di taman yang tidak jauh ruangan tersebut. Padahal, batin Natasha sudah tidak sabar ingin mengetahui kondisi Merry.

Tak berapa lama, Natasha segera meraih tubuh sang anak yang mencoba berlarian. Natasha tiba-tiba melihat Jimmy berjalan ke arahnya, sontak ia memasang muka masam saat menatap laki-laki yang ternyata masih kerabat dari Diego tersebut.

"Tuan Diego memanggilmu. Nyonya Besar mengalami kritis lagi," ujar Jimmy menyampaikan pesan dari Diego.

"Baik!" sahut Natasha kemudian. Tak berapa lama, Jimmy pun membalikkan badan dan lebih dulu kembali menemui Diego.

"Ya Tuhan, beri kesembuhan untuk Nyonya Merry," gumam Natasha.

Natasha sejenak mengelus pucuk kepala Jordan sembari berbisik dalam hati, meminta buah hatinya tersebut juga mendoakan Merry yang merupakan neneknya juga. Ia yang menggendong sang anak kemudian bangkit dari duduk dan melangkah kembali menuju ruangan Merry. Rupanya, semua telah berkumpul di sana.

"Masuklah ke dalam!" seru Diego menyuruh Natasha yang menggendong Jordan agar segera masuk ke ruangan.

Natasha bergegas memutar handel pintu dan menerobos ruangan itu. Tak berapa lama, Diego menyusul masuk ke ruangan itu juga. Kathy yang berada di luar ruangan seketika mencebik, kemudian menatap sinis.

"Apakah ada reaksi dari Ibu?" tanya Diego sambil menatap Natasha yang sedang berdiri sambil menggigit ujung jemari. Wanita itu begitu cemas dengan keadaan Merry yang baru beberapa Minggu menemuinya di kontrakan.

Natasha menghela napas dalam, kemudian perlahan mendekati ranjang brankar Merry yang terbaring di sana. Natasha mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan. Satu per satu menyusul masuk ruangan dan berdiri mengelilingi ranjang Merry kecuali Diego yang duduk sembari menggenggam tangan ibunya tersebut.

"Ibu! Ibu! Tangan Ibu bergerak lagi. Apakah, Ibu telah sadar lagi?" tanya Diego begitu merasakan tangan Merry bergerak.

Natasha tanpa sengaja menatap Kathy yang berdiri di dekat ranjang. Istri Diego itu seketika tampak salah tingkah dengan raut panik. Seketika itu juga timbul prasangka buruk di batin Natasha.

'Apa mungkin Nyonya Merry begini karena Nyonya Kathy?' batin Natasha bertanya-tanya.

Tak berapa lama, wanita cantik yang berpenampilan modis itu, kemudian mundur beberapa langkah.

'Ini sepertinya karena kamu, Kathy' batin Natasha lagi sambil terus mengamati gerak-gerik Kathy.

Merry tampak perlahan membuka mata dan menatap sekeliling. Saat pandangan wanita lanjut usia itu tertuju pada Natasha, bibirnya tampak terbuka, seolah-olah hendak berbicara. Dia berhasil menyebut nama Natasha dan Jordan yang kebetulan masih berada di dalam ruangan.

"Di-e-go ... dia mengkhianatimu!" ujar Merry sembari mengarahkan telunjuk yang melemah ke arah Kathy. Beringsut, napas Merry tersengal-sengal kemudian melemah dan tak bernapas lagi.

Diego seketika menangis di sisi ranjang dan tidak sempat mencerna ucapan ibunya sebelum mengembuskan napas terakhir. Ia justru mengucapkan kata-kata penyesalan. Sementara Kathy perlahan menyelinap keluar ruangan sembari tersenyum sumir menatap Natasha, begitu mengetahui Merry mengembuskan napas terakhir.

Batin Natasha semakin yakin jika kematian Merry akibat ulah Kathy entah apa. Saat ini Natasha belum mengetahui penyebabnya dan ingin mencari tahu.

Natasha mengikuti langkah Kathy yang keluar ruangan terlebih dahulu. Namun, seakan-akan merasa jika dibuntuti Natasha, Kathy membalikkan badan membuat Natasha tersentak seketika.

"Kamu gak akan pernah menang melawanku. Sebentar lagi kamu dan anakmu, riwayatnya akan habis. Jangan coba-coba melawan jika tidak ingin seperti dia," ancam Kathy dengan tatapan menyeringai.

"Oh jadi, benar ya, dugaanku kalau Nyonya Merry seperti itu pasti karena kamu, Nyonya," tuduh Natasha tanpa basa-basi.

"Kali ini, aku menang dan kamu gak bakalan bisa menikmati harta Diego sedikitpun."

"Terserah, Nyonya mau bilang apa. Namun, yang pasti kali ini, saya bersedih atas meninggalnya Nyonya Besar dan saya tau persis apa penyebab kematiannya," sindir Natasha yang berpura-pura mengetahui penyebab kematian Merry.

"Apa kamu bilang? Kamu tahu?" cecar Kathy yang seketika panik.

Natasha melengos kemudian berjalan mendahului Kathy.

***

Natasha datang lagi ke rumah mewah milik Diego dan tentu saja bersama Jordan. Suasana berkabung menyelimuti rumah mewah tersebut. Banyak karangan bunga berjejer rapi sepanjang jalan menuju gerbang dan jalan masuk rumah tersebut. Natasha yang datang dengan mengenakan setelan celana berbahan kain warna hitam dan atasan kemeja wanita berwarna senada dengan celana, tampak bersedih. Berulangkali ia mengusap lelehan bening yang membasahi pipi dengan telapak tangan.

Natasha mengedarkan pandangan ke sekeliling. Beberapa pelayat saling berbisik di sudut-sudut halaman. Natasha sengaja memasang telinga, mendengar pembicaraan dari sebagian pelayat. Mereka mengatakan jika penyebab kematian Merry begitu mengenaskan dan di luar dugaan.

Natasha mengambil kesimpulan jika Merry keluar dari rumah saat hujan deras karena melihat sesuatu yang genting dan mengusik pikiran wanita lanjut usia itu. Hal itu karena Natasha mendengar penuturan sebagian pelayat yang datang. Sebagian besar dari mereka adalah sahabat Merry.

Sejenak, Natasha membawa Jordan sedikit menjauh dari pintu ruangan di mana Merry disemayamkan. Natasha merasa sungkan untuk memasuki ruangan berkabung, karena merasa bukan bagian dari keluarga Diego meskipun Jordan merupakan cucu dari Merry.

"Bibi Sasha, kenapa gak masuk ke sana?" tanya Alice yang tiba-tiba berada di belakang Natasha.

"Halo, Sayang. Apa Nona Alice sedih kehilangan Oma?" tanya Natasha kepada gadis kecil berusia sembilan tahun itu.

"Iya, Bibi."

Gadis kecil itu lantas meninggalkan Natasha yang masih berdiri di bawah pohon akasia agak menjauh dari ruangan berkabung. Tak berapa lama, Kathy yang menggandeng anak keduanya dan Jimmy yang menggendong anak lelaki Kathy berjalan beriringan menuju ruang berkabung. Tatapan Kathy dan Jimmy sama-sama begitu sinis ke arah Natasha meskipun sedang dalam suasana berkabung.