webnovel

20

Prancis

DI APARTEMEN NO 27,

"Cah ayu sedang apa?" tanya Paijo.

"Masak untuk sahur suamiku, jo.." jawab Titah.

"Oh, mboten kudu cah ayu." kata Paijo.

"Loh kenapa?" tanya Titah.

"Kan ono kulo lan Purnomo tuan mami, tuan mami mboten kudu masak." jawab Paijo.

"Oh maksudnya panjenengan sing gelem masak jo?"

"Inggih, pareng?" tanya Paijo.

"Pareng, mangga.." jawab Titah.

"Oke, cah ayu masak opo?"

"Nasi goreng wae jo podo telur meripat sapi setengah matang." jawab Titah.

"Oh sing tresna cah ayu nggawe nggih wayah neng indonesia?"

"Nggih jo.."

"Nasi goreng jerawat pecah ta?"

"Nggih jo.."

"Assalamu'alaikum." Purnomo memberikan salam pada Titah dan Paijo.

"Wa'alaikumussalam." Titah dan Paijo menjawab salam dari Purnomo.

"Cah ayu.."

"Nggih."

"Sampun siap sahur?" tanya Purnomo.

"Sampun nanging mas Kamil durung tangi." jawab Titah.

"Oh, nggih sampun cah ayu bangunkan wae biar kulo sing lanjutkan berbenah neng meja mangan." kata Purnomo.

"Oh nggih, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." Paijo dan Purnomo menjawab salam dari Titah.

"Atos jam dua, pamajikan abdi manten?" tanya Kamil.

"Mas.."

"Iya, kamu darimana saja sih sayang?"

"Menyiapkan sahur mas, di temani Paijo dan Purnomo, mas.."

"Iya sayang."

"Sahur dulu yuk.." ajak Titah.

"Yuk.." sambung Kamil.

Indonesia

Jakarta

"Mah.."

"Iya pah.."

"Kenapa?" tanya pak Galih.

"Mama kangen Kamil, pah.." jawab bu Prameswari.

"Papa juga mah, kan bisa video call kenapa tidak mama coba saja video call Kamil atau Titah.." kata pak Galih.

"Oh iya." sambung bu Prameswari.

"Assalamu'alaikum." bu Prameswari memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari bu Prameswari.

"Apa kabar mil?" tanya bu Prameswari.

"Alhamdulillah baik mah.." jawab Kamil.

"Titah bagaimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik juga mah.."

"Titah masih tidur ya?"

"Enggak mah, nih.."

"Tah.."

"Iya, siapa mas?" tanya Titah.

"Mama, sayang.." jawab Kamil.

"Oh.." seru Titah.

"Kandungan mu sudah berapa bulan?"

"Sudah memasuki usia yang ke enam bulan mah."

"Oh atos di USG tacan?"

"Tacan mah.."

"Oh.." seru mama.

"Di ditu jam sabaraha mil?" tanya pak Galih.

"Setengah tilu janari yah, di ditu jam sabaraha pah?" tanya Kamil juga.

"Jam delapan mas.." jawab Titah mewakili ayah mertuanya.

"Betul, masa kalah sarua Titah da, matematika mu kumaha." kata bu Prameswari.

"Hehe.." Kamil hanya tertawa.

"Mah, ulah samakan jurusan Kamil sareng Titah atuh, Titah kuliah ngambil jurusan naon, Kamil kuliah ngambil jurusan naon." keluh Kamil.

"Hehe.." bu Prameswari hanya tertawa.

"Oh waktu na sahur nya?" tanya pak Galih.

"Muhun pah.." jawab Titah dan Kamil.

"Nya atos lanjutkan sahur nya satacan imsak."

"Muhun mah.." seru Kamil dan Titah.

"Assalamu'alaikum." bu Prameswari dan pak Galih memberikan salam pada Kamil dan Titah.

"Wa'alaikumussalam." Titah dan Kamil menjawab salam dari pak Galih dan bu Prameswari.

Tepat pukul delapan pagi aku dan Titah berangkat kuliah bersama menggunakan angkutan umum.

Prancis

KAMPUS ESSEC BUSSINESS SCHOOL,

Di Ruang 117

"Mas.."

"Iya sayang."

"Titah masuk ke kelas dulu ya." kata Titah.

"Iya sayang, aku juga mau masuk ke kelas juga, di sebelah kelas kamu." sambung Kamil.

"Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam sayang." Kamil menjawab salam dari Titah.

Di Ruang 118

"Good morning children." dosen memberikan salam.

"Good morning." semua mahasiswa menjawab salam.

"Okay, today we just get acquainted only and please inform your names each, understand?" tanya dosen.

"Understand." jawab semua mahasiswa.

"Well starting from me, my name is Dina and you can call me Mrs. Dina, then next from the front right, and okay start." kata dosen.

"Okay Mrs. Dina." sambung semua mahasiswa.

Di Luar Ruangan 117

"Dia ngapain di sana, di depan ruangan ini?" tanya Bagus dalam hati.

"Gus.."

"Iya gas."

"Ngapain?"

"Gak, sudah yuk pulang."

Setelah kuliah selesai aku menemani Titah belanja ke pasar dekat dengan apartemen.

Oh ya hampir saja lupa kalau aku dan Titah besok pisah untuk di dalam kampus, karena beda jurusan dan dia S1 sedangkan saya S2.

Dan hanya hari pertama saja kami bersama tetapi masih satu kampus.

Di Luar Kampus Essec Bussiness School..

"Kamu tunggu di sini dulu ya sayang, saya mau ambil mobil dulu." kata Kamil.

"Iya mas, Titah gak kemana-mana kok." sambung Titah.

"Itu seperti Titah, keponakan dari pak kyai Abdullah, benar gak ya, coba tegur saja deh, oh ya lupa, Gas.." kata Bagus yang memanggil Bagas, saudara kembarnya.

"Ya gus, kenapa?" tanya Bagas.

"Kamu saja yang ambil mobilnya ya." jawab Bagus.

"Iya gus.." seru Bagas.

"Assalamu'alaikum." Bagus memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam dari Bagus.

"Kamu Titah ya, keponakan dari pak kyai Abdullah di pesantren darussalam ya?" tanya Bagus.

"Iya benar." jawab Titah.

"Panjenengan wis menikah lan hamil saiki?"

"Inggih apura panjenengan.." jawab Titah yang tidak mengenal Bagus.

"Kulo masa lalu panjenengan lan orang sing mencintaimu nganti dino iki." kata Bagus.

"Mas Bagus?" tanya Titah.

"Iya.." jawab Bagus.

"Oh.." seru Titah.

"Sayang.." Kamil memanggil Titah.

"Iya.." jawab Titah.

"Oh nggih tah pareng ngomong sediluk karo suamimu?"

"Inggih pareng.."

"Hati-hati." kata Bagus yang berbicara pada Kamil dengan berbisik.

"Hati-hati, maksudnya?" tanya Kamil.

"Lihat saja nanti, Titah." jawab Bagus.

"Iya.." jawab Titah.

"Salam untuk pak kyai Abdullah ya, assalamu'alaikum." kata Bagus yang memberikan salam pada Kamil dan Titah, lalu kemudian pergi.

"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Titah menjawab salam dari Bagus.

"Apa maksudnya hati-hati?" tanya Kamil lagi.

"Mas.."

"Iya sayang."

"Nanti Titah jelaskan di apartemen saja ya, kita ke pasar dulu yuk cari untuk buka puasa." ajak Titah.

"Yuk.." sambung Kamil.

Dan sesampainya di apartemen Titah menceritakan semuanya bahwa Bagus itu adalah orang yang mencintainya atau saingan Frensky sebelum saya menikah dengan nya dan bertemu dengannya, aku akan lebih berhati-hati lagi menjaga keutuhan rumah tanggaku.

Lalu aku juga menceritakannya pada Paijo dan Purnomo lalu mereka berdua membenarkan apa yang di ceritakan oleh Titah.

Keesokan paginya..

Hari ini aku dan Titah berpapasan lagi dengan Bagus, dia selalu mengingatkan dengan kata hati-hati.

Di Luar Kampus Essec Bussiness School..

"Hati-hati." kata Bagus yang berbicara dengan berbisik pada Kamil.

"Mas.."

"Kamu yang tenang ya sayang."

"Iya.."

"Ya sudah kamu bisa masuk ke kelasmu sekarang dan aku akan masuk kedalam kelasku."

"Iya mas.."

"Nanti kalau kamu sudah keluar kelas whatsapp aku saja ya sayang."

"Iya mas.., assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Titah.

Di Ruang 207

"Hai.."

"Hai juga.."

"Kamu dari Indonesia juga ya?" tanya Andin.

"Iya.." jawab Titah.

"Duduk di sini saja." kata Andin.

"Oh iya.." sambung Titah.

Di Luar Ruang 207

"Lihat saja ku pastikan kamu akan kehilangan Titah.." kata Bagus.

Di Ruang 109

"Good morning everyone." dosen memberikan salam pada semua mahasiswa.

"Good morning too, ma'am." semua mahasiswa menjawab salam dari dosen.

"Okay, yesterday the Student Orientation period was directly with the Indonesian language teacher, correct?" tanya Dosen.

"True Mrs." jawab semua mahasiswa.

"Oh, then I want to introduce myself, my name is Anna I am your new English lecturer, fine.. I'll give the material tomorrow because today I want to know you one by one." kata dosen.

"Good madam.." sambung semua mahasiswa.

"Good starts from you, welcome to introduce yourself." kata dosen lagi.

Lima belas menit kemudian..

"Okay, today's lecture material will be here, good morning everyone." kata dosen lagi.

"Good morning too, ma'am." sambung semua mahasiswa lagi.