webnovel

3. Sekolah Asrama

Saat itu Rallin datang tanpa menyapa Ibu dan Ayah di depannya.

Ayah : "Gak ada sopan sopannya kamu ya!"

Ibu : "Lin, sini duduk sama Ibu"

Rallin tanpa berkata apa apa langsung duduk di sebelah Ibunya.

Ibu : "Lin, kamu jangan kaya gini terus dong, kamu kan udah gede mau masuk SMA sekarang"

Rallin tetap diam saja.

Ayah : "Mau gak mau kamu harus ikutin keputusan Ayah sama Ibu"

Rallin : "Terserah kalian ya, mau buang aku juga gak papa kok!" ujarnya

Ayah : "Kamu makin keterlaluan ya!" ujarnya hampir menampar Rallin

Ibu : "Pah sabar, jangan tampar dia"

Ayah : "Dia kalo ngomong gak bisa di jaga Mah!"

Ibu : "Sabar.. sebentar lagi kita jauh dari Rallin Pah, jangan kaya gini" ujar Ibu sedih

Rallin : "Bakal jauh dari Rallin? Maksud Ibu apa?"

Ibu : "Lin, mulai minggu depan kamu sekolah di asrama"

Rallin : "A.. apa?? asrama?"

Ibu mengangguk.

Rallin : "Gak, pokoknya aku gak mau bu!"

Ayah : "Mau gak mau kamu harus mau!"

Rallin : "Nggak yah nggak!!!!"

Ayah : "Salah kamu sendiri gak ada robahnya!"

Rallin : "Jadi maksud kalian sekolahin aku di asrama, itu supaya kalian bebas dari aku? gak mau didik aku lagi iya??? kalian mau buang aku?"

Ibu : "Rallin cukup! kenapa pikiran kamu kekanak kanakan terus sih? kamu gak pernah berpikir dewasa"

Ayah : "Ini demi kebaikan kamu Lin, kami ingin yang terbaik untuk kamu"

Rallin : "Gak! pokoknya aku gak mauuu!!!!" teriaknya lalu pergi ke kamarnya

Ibu : "Ya Allah.. bagaimana ini Pah?"

Ayah : "Kita akan memaksa dia, semoga saja dia berubah"

***

Rallin : "Ini semua gak adil!!! Kalo mereka mau buang aku kaya gini, kenapa aku harus di lahirkan ke dunia? lebih baik aku gak di lahirkan ke dunia ini daripada kehadiran aku jadi beban buat mereka! Aku benci dengan semua ini, benciii!!! " teriaknya

Saat itu perasaan Rallin sangat lah hancur, dia tidak tahu harus melakukan apa selain menuruti keinginan orang tuanya. Sudah banyak impian yang Rallin susun sejak lama, tetapi semua nya hancur begitu saja, dan dia tetap menyalahkan kedua orang tua nya, dia berpikir ayah dan Ibu tidak pernah mendukung semua yang dia inginkan dan dia impikan. Rallin membenci orang tua nya yang tidak pernah mengerti keadaan nya.

Saat itu Rallin langsung video call kedua temannya, yaitu Nina dan Rena. Ketika Vc...

Rallin : "Hay... " ujarnya sambil menangis

Nina : "Lin, aku udah tahu semuanya dari Rena"

Rena : "Iya Lin, aku udah cerita sama Nina"

Rallin : "Kalian beruntung ya bisa sekolah disana"

Rena : "Ya ampun Lin, yang sabar ya"

Nina : "Aku turut sedih Lin, aku gak nyangka ternyata kita bakalan pisah"

Rallin : "Aku gak tahu harus gimana sekarang, ternyata aku mau di sekolahin di asrama"

"Apa??!!" jawab Rena dan Nina kaget

Rallin : "Mungkin mereka gak mau di susahin lagi sama aku, makanya mereka buang aku ke asrama"

Nina : "Kamu beneran mau ke asrama Lin?"

Rena : "Emangnya kamu bakal kuat disana ? asrama itu kejam loh Lin, dan... kamu siap berhijab?"

Rallin hanya terdiam dan menangis.

Rena : "Lin, nolak aja kalo gak mau, jangan maksain"

Nina : "Iya Rena bener Lin, jangan maksain kalo gak mau, orang tua kamu kok maksa banget sih"

Rallin : "Kalian gak tahu orang tua aku kek gimana, aku gak bisa nolak mereka sekarang"

Nina : "Ya udah kalo gitu kamu jalani dulu aja Lin, siapa tahu kamu betah disana"

Rallin : "Iya, aku pasrah aja kayanya"

Rena : "Maaf ya Lin kita gak bisa bantu kamu"

Rallin : "Gak papa kok, aku cuman pengen kalian selalu ada buat aku disaat aku sedih"

Nina : "Iya lah Lin, pasti"

Rallin : "Maaf ya aku ganggu kalian dan malah curhat gak jelas kek gini"

Rena : "Kamu tuh kenapa sih ngomong kaya gitu, gak kaya biasanya deh"

Rallin : "Sekarang aku terpisah dari kalian, aku malu"

Nina : "Kok malu? ini kan bukan kesalahan kamu Lin"

Rena : "Kamu tenang aja, meskipun kamu gak sama kita, kita bakal jenguk kamu kok kesana, kamu tinggal kasih tahu alamat asrama nya"

Rallin pun mengangguk.

Rena : "Lin, udah waktunya kita kumpulan sama guru guru nih, bentar ya"

Rallin : "Ya udah, kalian semangat ya"

Nina : "Iya Lin, kamu juga ya, jangan patah semangat"

Rallin mengangguk.

Rena : "Daaah... see you, mmmwaahhh" ucapnya lalu mematikan vc nya

Melihat Rena dan Nina, Rallin merasa sangat iri, tetapi dia juga senang karena teman temannya bisa masuk ke sekolah impian mereka, meskipun hanya dia yang tidak bisa.

Rallin : "Aku sedih sama nasib aku sendiri, tapi aku juga harus ikut bahagia karena teman temanku berhasil masuk ke sekolah impiannya, walaupun hanya aku yang gak masuk, tapi aku bahagia untuk mereka berdua"