Setelah dari kantin tadi, Anna sekarang berada di taman sekolah. Bel masuk sudah berbunyi 10 menit yang lalu, tapi Anna memilih untuk tidak masuk ke pelajaran selanjutnya yaitu Matematika. Jangan salah, Anna memang pintar tapi tidak dengan Matematika. Matematika adalah pelajaran yang paling Anna benci.
Bagaimana tidak? Dari Sekolah Menengah Pertama hingga sekarang, di kelas 12 ini, Anna masih saja tidak bisa mengerjakan soal-soal atau bahkan mengerti tentang materi-materi yang diberikan oleh gurunya.
Saat masuk kelas, Anna hanya terdiam tidak mengerti atau hanya sekedar mendengarkan namun melupakan setelah jam pelajaran Matematika telah usai. Jika dihitung persentase ketidaksukaan Anna dengan Matematika adalah sebesar 99 persen. 1 persen yang tersisa adalah hitungan mudah yang dapat dia selesaikan sendiri dengan mudah tanpa bantuan orang lain.
Berbeda dengan Alex, sang adik yang sangat hebat dalam pelajaran Matematika yang notabene nya adalah seorang peraih medali emas tingkat provinsi di bidang Matematika tentunya. Matematika adalah teman Alex saat ia merasa sedirian atau saat ia sedang tidak melakukan apapun.
Bayangkan saja, saat Anna datang menghampiri Alex menuju kamarnya, bukannya bermain game atau handphone seperti anak-anak pada umumnya, Anna malah menemukan adiknya itu sedang mengerjakan soal-soal Matematika di meja belajar kamarnya. Anna benar-benar heran dengan otak adiknya yang satu itu. Benar-benar sangat ajaib.
Kembali lagi pada Anna yang berada di taman sendirian. Anna terlihat sedang memikirkan sesuatu, hingga sapaan seseorang menyadarkannya. "Hei, bengong aja lu. Ke kelas sana. Udah jam masuk juga, bukannya masuk malah duduk disini. Sendirian lagi, kesambet baru tau rasa lu." Ucap Keenan menepuk pelan bahu Anna. "Ya ampun Keenan. Ngangetin aja. Anna enggak mau ke kelas, lagi jam Matematika juga kan? Mending disini aja sambil menikmati angin siang sambil nunggu bel pulang." Balas Anna sambil menatap Keenan.
Keenan hanya terdiam sambil tersenyum membalas tatapan Anna yang setelahnya kembali menatap kearah depan, kearah lapangan sekolah mereka. Tak lama setelah pembicaraan tadi, Keenan kembali membuka suaranya. "Oh iya Na, soal di kantin tadi gimana? Lu serius pengen ngejar si murid baru itu? Siapa namanya? Lupa gua." "Dion, Keenan. Masa nama teman sendiri lupa sih." Ucap Anna cepat. "Oh iya, si Dion. Lu beneran mau ngejar dia? Dia kan anak baru Na. Lu juga belum kenal dia lama dan bahkan baru ketemu hari ini. Emang lu yakin dia nggak bakal nyakitinlu?" Ucap Keenan serius.
"Iya, Anna serius Keenan. Emang sih baru kenal hari ini. Tapi Dion tuh udah menerobos masuk kesini nih, ke hati Anna." Ucap Anna sambil menunjuk hatinya. "Anna juga yakin dia laki-laki yang baik. Tapi, buat mastiin dia bakal nyakitin Anna atau enggak, Anna harus coba sendiri biar tau Dion tuh orangnya kayak gimana." Ucap Anna panjang lebar ke Keenan. "Anna mau nanya sesuatu ke Keenan boleh?"
"Nanya yah tinggal nanya aja kali Na, pake minta izin segala. Emang mau nanya apa hm?" Ucap Keenan sambil tersenyum kearah Anna. Senyum Keenan itu sangat manis. Bahkan tak sedikit siswi-siswi di sekolah ini menyukai, mengejar, dan bahkan mendekati Keenan secara terang-terangan.
Senyum manis yang dipadukan dengan wajahnya yang tampan, benar-benar membuat siapapun akan jatuh cinta padanya. Bahkan Anna dan Enzy pun pernah berkata pada Keenan tentang senyumannya yang mampu membuat siapapun akan jatuh hati. Tapi Keenan hanya menanggapinya dengan senyuman dan tidak memerdulikan omongan sahabatnya itu.
Kembali lagi pada Anna dan Keenan yang sedang bersama di taman. Anna memposisikan duduknya menghadap ke arah Keenan. Kali ini ia ingin bertanya serius. "Jadi gini Keenan, kalo misalnya nih yah. Misalnya aja, Keenan lagi suka sama seseorang dan pengen ngejar dia, apa yang bakal Keenan lakuin untuk hal pertama?" tanya Anna dengan serius dan mata yang tak lepas menatap Keenan.
Keenan terdiam sebentar lalu mulai menatap Anna kembali dan tak lupa dengan senyumannya yang khas. "Hm... tergantung sih. Masing-masing orang beda caranya. Ada yang agresif, ada yang biasa aja, bahkan ada yang pelan-pelan banget, halus gitu." Anna hanya memutar matanya malas. Bukan ini jawaban yang dia inginkan. Ia ingin jawaban yang seharusnya, bukan jawaban yang abu-abu seperti ini.
"Ihh... Keenan. Kan Anna nanya, gimana kalo orangnya itu Keenan? Keenan bakal lakuin apa buat narik perhatian dia?" tanya Anna kembali dengan semangat yang tak goyah sedikitpun. "Hehehe... iya-iya sorry. Hm, kalo gua sih, gua bakal jadi orang terdekat dia dulu, temen contohnya. Secara enggak langsung, saat kita jadi temen dia, kita bakal tau di sukanya apa dan dia itu orangnya gimana. Atau kalau enggak jadi temen, gua bakal cari orang terdekat dia. Misalnya adik, kakak, sepupu atau sahabat dia buat tau dia kayak gimana dan mulai ngejar dia pelan-pelan lewat berita dari orang terdekat dia." ucap Keenan panjang lebar dan jelas kepada Anna.
Anna hanya mengangguk dan mulai tersenyum cerah saat sesuatu tiba-tiba terlintas dibenaknya. "Tapi kalau gua sih, gua enggak perlu cari tau tentang orang yang gua suka. Gua udah tau semua detail tentang dia. Bahkan yang sangat kecil sekalipun gua udah tau tentang dia." ucap Keenan dengan senyum yang mengembang disudut bibirnya.
"Wahh, Keenan lagi jatuh cinta yah? Siapa tuh? Anna kenal dia enggak? Kasih tau donggg!" Ucap Anna penasaran. "Ah, udahlah. Ngapain juga lo tau? Lo enggak kenal dia, Anna. Jadi, lo enggak perlu tau." Ucap Keenan serius lalu disusul gelak tawa yang cukup besar.
"Ihh, yah udah kalo enggak mau kasih tau Anna. Dasar nyebelin.Tapi, Anna makasih banget karena sarannya Keenan udah ngebantu Anna banget. Makasih Keenan, Anna udah tau harus apa sekarang." ucap Anna dengan semangat yang berkobar. Bahkan ia sudah tak sadar jika ia telah berdiri dari duduknya tadi.
"Emang kenapa sih Na, lu nanya gitu? Mau ngejar siapa lu" tanya Keenan penasaran. "Anna kan mau ngejar Dion. Masa Keenan lupa? Anna seriusan mau ngejar Dion sampai Dion jatuh cinta sama Anna." ucap Anna dengan semangat mengembang.
Keenan seketika terdiam dan senyumnya perlahan memudar. Ia lupa. Ia benar-benar melupakan fakta bahwa, Anna akan mengejar Dion anak baru itu. Seperti ada yang menghantam dadanya saat ini. Ia bahkan dapat merasakan bahwa dadanya mulai sesak saat mengetahui bahwa gadis yang ia cintai, ternyata telah jatuh cinta pada pria lain. Bukan dirinya.
Benar. Keenan menyukai Anna. Bahkan, bukan hanya menyukai. Namun, telah berkembang menjadi rasa cinta. Keenan menyukai Anna saat mereka pertama masuk sekolah Garuda High School. Namun Keenan tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Anna. Ia berpikir, hanya dengan menjadi sahabat Anna, ia akan terus bisa bersama dengan Anna dan bahkan berpikir bisa membuat Anna menyukainya dengan hal-hal yang mereka lakukan bersama. Dan ia juga takut, jika ia mengungkapkan perasaannya kepada Anna, takut Anna akan menolaknya dan akan berpengaruh ke hubungan persahabatan mereka.
Dan ia lupa dengan fakta bahwa Anna adalah wanita yang suatu saat bisa jatuh cinta dengan siapapun. Dan hari ini, fakta itu terbukti dihadapannya. Anna, gadis yang ia cintai, telah melabuhkan hatinya pada pria lain, yaitu Dion. Dion datang dalam kehidupann Anna dan membuat Anna jatuh pada pesonanya. Dan Dion berhasil. Berhasil membuat Anna menyukainya bahkan ingin mengejarnya.
Nah, itu update terbaru A.N.D
Semoga kalian terhibur lagi. Selamat membaca :)
#CP