webnovel

UnDo

Paginya Mereka berdua berjalan hingga ke sebuah Kota pinggiran di sebuah kerajaan yang bernama Belight. Salah satu kerajaan yang memiliki wilayah laut terluas, penduduk disana terutama di pinggir pantai sangat mengandalkan sektor perikanan sebagai komoditas.

Namun wilayah Kerajaan ini juga terkenal karena salah satu wilayah dengan ancaman Monster tertinggi, berkat tekanan kuat dari para monster,kerajaan ini menjadi yang terkuat ke-4 dari 2 benua terdekat. Keadaan yang ekstrem dari amukan monster 150 tahun yang lalu telah membuat Belight kingdom tumbuh kuat.

Banyak julukan yang diberikan oleh orang-orang kepada kerajaan ini, salah satunya adalah the Silent kingdom, karena tak pernah terdengar sekalipun kerajaan ini mengalami krisis di berbagai bidang semenjak 60 tahun yang lalu.

Sudahlah puluhan kata memuji kerajaan ini, saat ini sang karakter utama masih berjuang mencari pekerjaan dalam memenuhi biaya untuk hari ini dan esok hari.

"Oi!!! Anak baru bagaimana dengan.... ASTAGA!!!!"

Deru ombak yang besar, sebuah kibasan ekor raksasa laut yang menarik paksa jaring yang Faith tahan mati-matian. Saat ini ia bekerja sebagai pekerja harian membantu sebuah kelompok nelayan. Sedangkan Irly, ia menjadi pekerja sementara disebuah toko kerajinan.

Sang ketua nelayan berteriak memanggil para kru lain untuk membantu Faith yang hampir jatuh ke laut, "Satu Dua Tiga!!!!!" Bergegas...., kapal yang mereka tumpangi kembali ke pesisir untuk melawan tenaga dari ikan raksasa yang pada akhirnya menjadi pencapaian barunya.

Waktu berlalu dan malam hari tiba dengan penuh kemeriahan....

"Huuiii yakksss, dasar kau anak baru, baru masuk sudah dapat raksasa laut, yeahhhh" seorang rekan kerjanya mabuk sambil merangkul Faith yang masih mengalami sakit pinggang.

Kelompok nelayan tersebut berpesta karena dengan ini permintaan pasar untuk sebulan telah terpenuhi, walaupun hanya pasar kecil namun hal itu tetap menjadi mata pencaharian tetap mereka.

"Ahh, pinggangku, persetan dengan pencapaian, lagi pula monster semacam itu kalian sebut Ikan!" Sebuah ucapan penuh keluh kesah dengan nada rendah.

"Kau tidak tahu? Ikan yang kau sebut monster itu, jika dijual bisa untuk biaya hidup sebulan penuh per orang di kelompok kita" jawab sang ketua nelayan.

Tetap saja Faith harus merasakan sakit luar biasa karena Waktu menarik jaring, semua kru memakai sihir penguatan dan hanya dia manusia normal tanpa kekuatan magis.

"Lagi pula orang-orang di dunia ini kekuatan fisiknya gak ngotak, bisa-bisanya batu sebesar mobil diangkat dengan satu tangan" Ia menatap orang yang masih berpesta dari kursi belakang.

Faith langsung pergi menuju kesebuah penginapan yang telah ia pesan bersama Irly, namun sang ketua nelayan memanggilnya dan melemparkan sekantong uang sebagai imbalan. "Ah hampir saja"

"Kalau kau butuh pekerjaan datang lagi anak baru!!!" Teriak dari kejauhan, lambaian tangan Faith menjadi jawaban untuk si ketua.

3 koin perak untuk menginap satu malam dan makan satu hari, Ia membuka pintu dengan membawa dua piring makanan dan dua gelas air, "apa kau sedang melakuan sirkus?" Irly yang duduk di atas kasur menatap Faith yang menggigit satu piring dan yang satunya ia taruh diatas kepala, tangan kirinya memegang dua gagang gelas air putih.

Selama sebulan Faith dan Irly berhasil bertahan hidup, sebuah keajaiban bagi sang lelaki sanggup beradaptasi, namun sayang akhir-akhir ini banyak cerita yang membuat orang satu kota khawatir.

"Serangan Goblin?" Pagi hari yang cerah dimana hari tersebut mejadi hari libur resmi satu kerajaan Belight, Faith memangku Irly yang asik membaca sebuah buku tebal yang mana bahasanya sama sekali tak ia pahami.

Faith mengetuk-ngetuk jari telunjuknya sambil memikirkan cerita yang disampaikan teman barunya, Sentra. Seorang Ras harimau setengah manusia, atau biasa mereka disebut ras Manusia Buas karena memiliki karakteristik tubuh fisik yang sangat unik, mungkin anthropomorphic adalah istilah yang tepat mengenai fenomena manusia setengah hewan ini.

"Kau tahu Faith, terakhir kali serangan Goblin terjadi 5 tahun yang lalu, raaaghhh, waktu itu mereka benar-benar membuatku kesal, peternakan ayahku dihancurkan, sialan raghhh!!" Mungkin akan lebih tenang jika kebiasaan sentra berbicara tak menggunakan kata "raaghh".

Baru seminggu mereka berdua bertemu dan akrab, lalu telinga sentra bergerak-gerak karena penasaran dengan gadis yang dipangku sahabatnya yang sedang meneguk susu hangat disebuah Bar, "kupikir kau masih perjaka, ternyata sudah punya anak" "BRUSHHH!!!" semburan alami tanpa sihir dengan cita rasa susu sapi membasahi wajah sentra, "Apa kami terlihat mirip?" Mata Faith menatap sentra yang membersihkan wajahnya, "hidung dan bau kalian mirip, lagi pula apa harus menyemburkan aku susu hangat Raghh?"

Lalu Irly menjawab Pertanyaan Sentra dengan sangat ambigu, "aku bukan anaknya, lebih tepatnya, belahan jiwa"

Sentra berteriak kaget "kau ternyata penyuka anak kecil Raghh!?, Pantas saja kemarin kau begitu suka bertemu dengan adikku Rara Raghhh".

*brakkk, Faith menggebrak Meja....

"Tolong kalian berdua jangan memperkeruh suasana" Faith terdiam, karena semua mata tertuju kearahnya.

Oke, kembali ke topik serangan Goblin...

"5 tahun lalu kota ini berhasil selamat karena Putri ketujuh Raja Arthor ke 13 berhasil menghancurkan sarang mereka" Sentra melanjutkan penjelasannya. Namun Faith terfokuskan pada Informasi putri ketujuh, "(sepertinya sang raja sangat produktif)" sebuah kalimat pendek terlintas di pikirannya.

Emily shia, dia seorang kesatria tempur wanita termuda, yang saat ini usianya 21 tahun, ia menjadi kesatria terkuat ketiga dari 7 kesatria unik. Berbeda dari saudaranya yang lain, Emily shia lebih memilih menjadi sebagai prajurit walau tahu jika jalannya sangat berbeda dari garis keturunan yang seharusnya menjadi bagian dari politik kerajaan.

Silent kingdom masih menjadi gelar yang tak terlepas dari kerajaan ini, bukan berarti kerajaan ini tak pernah mengalami masalah, namun cara menangani masalah tersebut sangat ampuh hingga julukan tersebut masih melekat hingga saat ini.

"Tapi sayangnya, walaupun ia seorang putri dengan kekuatan yang mengerikan...." Sentra mendekat dan berbisik. "Wajah cantiknya harus tersembunyi karena sifatnya yang tegas, kau tahu dia terlalu kaku" ,,,, Faith mengangguk dan memberi komentar atas cerita dari Sentra.

"Okey... Sangat aneh jika seorang putri yang seharusnya memiliki pesona anggun malah memilih menjadi kesatria, pasti ada masalah internal yang membuatnya seperti ini....

Jiwa detektif Faith bergejolak saat mendengar cerita dengan beberapa potongan puzzle yang kurang.

Mata sentra ketakutan menatap sosok dibelakang Faith yang tampak mengintimidasi. Namun Faith masih Fasih memberikan komentar terhadap karakter publik Emily shia.

"Sangat disayangkan jika putri secantik dia harus mengayunkan pedang, tapi apa boleh buat masa lalu nya mungkin telah menempa dia menjadi sosok yang kaku dan dingin pastinya,terlebih lagi....

Sentra menutup paksa mulut Faith dan menggerakkan kedua bola matanya seolah menunjuk ke arah belakangnya.

"Terlebih apa?" Sosok Wanita tinggi berambut hitam pendek dengan Zirah besi lengkap serta tatapan dingin dengan mata yang tajam, dan kali ini Faith mulai mengingat kapan terakhir kali dirinya mendapat peristiwa sial,

"Oh aku baru ingat, terakhir saat hari pertama bekerja....."

*Plangggg!!!

Kepalanya di berikan salam perkenalan dengan sarung tangan besi sebagai konduktor tanggapan sang Putri ketujuh.

Sang Putri bersama dengan dua penjaga khusus datang ke bar tersebut karena ingin bersantai. Hal ini bagian dari cara Anggota pasukannya dalam rangka membuatnya beristirahat karena terlalu sering bekerja.

Vanmir adalah penjaga sekaligus sekretaris putri Shia, dan Etta adalah Elf yang menjadi penjaga pribadi putri Shia semenjak masih menjadi bayi, dengan umurnya yang panjang sebagai Elf, Etta mampu senantiasa mengamati dan menjaga sang Putri ketujuh.

Suasana bar menjadi canggung dengan kehadirannya, lalu dengan segera Faith pergi sambil menggendong irly yang asik menggunakan kepala Faith untuk menyangga dagunya sambil berkonsentrasi membaca sebuah buku. "Kau sebenarnya sedang membaca apa sih?" Dengan niat penuh penasaran dan ketidaktahuan, lelaki ini melirik keatas. "Buku tentang sejarah" jawaban yang pendek, namun berkesan jika ia tak mau diganggu, kedua kakinya sudah mampu untuk di ayun-ayunkan walau masih tak mampu untuk berdiri.

Saat mereka berdua menuju ke penginapan, siang hari yang terik ini telah menjadi awal teror yang mengalami mati suri sejak 5 tahun yang lalu, "ciaarghhh!!" Monster pendek dengan tubuh mirip manusia, kulit hijau, mata melotot, serta telinga yang panjang. Ia adalah sosok Goblin yang meresahkan. Kekuatannya memang lemah, namun kuantitas mereka mampu membuat tingkat ancaman selevel ledakan gunung berapi.

Hanya seekor, Faith yang berjalan melewatinya melemparkan pisau tepat di kepala Goblin tersebut sambil bersiul seolah-olah tak terjadi apa-apa. "(Jika cuma seekor, aku yang tak bisa sihir ini juga mampu mengatasinya, namun....)"

Sampainya dipenginapan, mereka berjumpa dengan putri pemilik penginapan yang bernama Loren, Loren sering membantu Irly untuk berbagai aktivitas yang tak mampu Irly lakukan karena kekurangannya, bahkan Loren meminjamkan kursi roda milik Kakeknya yang sudah meninggal.

"Terima kasih seperti biasa Loren" Faith melambai, dan ia menurunkan Irly ke sebuah kursi di kamar, ia saat ini khawatir, walau masih siang bolong perasaan janggal ini masih menjadi misteri, ia masih tak paham. Semenjak sentra bercerita mengenai serangan Goblin, perasaan Faith tak karuan, seolah-olah ada variabel misterius yang menunggunya.

"The Law of Attraction" ia bergumam, lalu menutup mata dan terbangun di senja yang sinarnya berkilau emas menembus pembatas dunia luar yang transparan, yaitu jendela kaca.

Ia melirik Irly yang menggerak-gerakkan kedua kakinya di sebuah sofa, "kau sudah mandi?"... Dengan kondisi yang masih memalaskan, Faith menguap dan bangkit dari Kelembutan kapas yang dibalut kain putih. "Loren membantuku tadi".

Lalu suara dentuman lonceng menara kota bergetar merambat di udara, hingga sampai di telinga orang-orang satu penginapan, Pintu kamar mereka terbuka paksa... Loren dengan wajah ketakutan dan penuh kecemasan menggerakkan bibirnya yang bergetar.... "G-Goblin.... Serangan GOBLIN!!!!, jumlah mereka kurang lebih Seribu, Ayo cepat mengungsi ke benteng kota!!"

Ekspresi Faith hanya menunjukkan ketidakpedulian, akan tetapi dalam batinnya berteriak satu kata "(SIAL!!!!)". Lelaki ini belum sempat mandi dan harus bergegas menuju benteng dengan barang bawaan seadanya. Ia bergegas menggendong Irly beserta beberapa kilogram barang bawaan, Kota dipenuhi kekacauan ratusan Goblin yang merusak dan menjarah berbagai barang dan benda, terlebih mereka merampas makanan.

Pasukan penjaga Putri Shia mulai membantai setiap Goblin yang ditemui, bahkan beberapa dari Goblin ini menunggangi hewan liar serta kuda yang berhasil di rampok oleh mereka. "Jangan biarkan mereka lolos, Tebas Leher mereka, biarkan darah mereka bercucuran, kita tanamkan ketakutan dan kita tunjukkan the power of Silent Kingdom!!!" Hanya mendengarnya saja, Faith langsung merinding, memang Gadis yang menakutkan.

Masih 200 meter jarak yang harus ia tempuh menuju Benteng kota, saat ia melewati sebuah gang untuk menghindari pertempuran, sosok perempuan dengan aura gelap menatapnya dari kejauhan sambil menunjuk dirinya dengan tangan kanan. Ia berhenti sambil mengamatinya, tingginya sekitar 170cm, dengan gaun hitam serta kerudung yang menutupi wajahnya, Faith merasakan ketakutan keringatnya mengucur deras,hingga ia mengalami Delirium,...ia hampir kehilangan kesadaran karena tak sanggup menerima tekanan dari aura misterius ini, "PLAK" Irly mengetuk keras kepala lelaki yang melongo ini, dari hidungnya menetes darah yang mewarnai tanah yang ia pijak.

"FAITH!!!, Kau kenapa!?" Mulutnya gemetar, sangat sulit mengucapkan kata-kata, sambil menunjuk kearah Sosok yang meneror bawah sadarnya "Ir----ly, dia-dia s..siapa?" Lelaki yang berumur 25 tahun ini benar-benar ketakutan. Namun Dimata gadis yang ia gendong tak ada siapapun di gang sempit ini, Irly menggap Faith berhalusinasi dan memintanya untuk belok mencari jalan lain.

Faith mengabaikan Sosok itu dan berusaha menenangkan pikirannya.

"Terima Kasih Irly"..... Lalu Irly dengan suara lirih "Umbra Witch"..... "Apa?" Faith Dengan Refleks menanggapinya, namun Irly berusaha untuk menghindar dari memberinya jawaban. Dalam hati si Gadis "(belum saatnya Kamu tahu)"

apa yang membuat waktu berjalan cepat dan lambat? Kesadaran? kelalaian?......???????

advokatus_Dcreators' thoughts