webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
155 Chs

Jalan-Jalan 3

Tornado, kicir-kicir, kora-kora, halilintar, sampai yang basah-basahan seperti niagara-gara dan arung jeram telah Ricky naiki bersama Aurel, Jane, dan Dafin. Sudah lama sekali Ricky tidak pernah merasa sebahagia ini, bersenang-senang dengan kakak perempuannya. Pun sebenarnya Ricky tidak ingat kapan terakhir ia bisa tertawa lepas bersama Aurel sejak ia pulang dari kampusnya untuk menempuh pendidikan. Apa jangan-jangan, tidak pernah? Entahlah, yang penting Ricky sudah senang kakak perempuannya itu memilih duduk bersamanya.

"Oh iya. Kita kelupaan sesuatu gak, sih?" tanya Jane ketika melihat Aurel menghampirinya sambil melipat mukena.

"Lupa apa?" Aurel mengambil tas selempang yang ia titipkan pada Jane untuk menyimpan kembali mukenanya. "Kiki sama Dafin mana? Mereka belum selesai sholat ashar?" tanya Aurel cepat sebelum Jane sempat buka suara.

"Sudah. Sekarang mereka ke toilet." Setelah Jane mengatakan itu, ia melihat dua pemuda berjalan ke arah mereka. "Itu mereka datang."

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com