Aku selalu menolak berbagai jenis reuni, tak berminat, kurang manfaat, banyak hal buruk terjadi, ritme sudah tidak sama lagi, circle sudah beda, banyak hal lainya, tapi malang aku masuk lubang itu dan bukan dari lubang yg sama.
Aku lelaki berumur 45 tahun, kerja ku sebagai kontraktor pada perusahaan Jepang selama 8 tahun lebih, aku staff Quality Control dalam pembuatan pabrik atau bangunan bertingkat. Aku bekerja di Jakarta, Bekasi, Karawang dan Purwakarta sering pindah- pindah kota, keluarga ku ada di Yogyakarta. Nama ku Nugroho, semua data ini palsu hanya demi memudahkan aku bercerita tentang pengalaman pribadi ku saja. Bila ada yg merasa cocok dengan cerita ini, itu hanyalah suatu kebetulan belaka.
" Assalamualaikum wr wb, Om Nu, bisa Anter Mayang engga, ada urusan ke kampus terus mau ke tempat temen, aku dah ijin sama Ayah, kata Ayah suruh ngomong langsung ke Om " di WA ku dapat chat begini dari nomer yg tak aku kenal.
" Waalaikum salam wr wb, kapan Mayang mau di anternya??" Aku tau ini no anaknya temen ku.
" Besok pagi bisa engga?? Atau lusa, terserah Om Nu, tapi jangan sampe Minggu depan."
" Besok bisa, Om jemput ke rumah ya "
" Engga usah ke rumah, suka macet di jalan depannya, nanti Mayang naik ojek ke depan aja, biar bisa langsung ke tol jadi engga kena macet "
" Besok Jam 9 pagi, om tunggu di depan ya, bisa engga??"
" Bisa Om Nu, makasih ya dan salam dari Ayah sama ibu buat Om, katanya makasih udah mau Anter Mayang "
" Iya, salam lagi ke Ayah dan Ibu, masama "
Aku kembali mengenal teman ku ini, semenjak kemarin kita reuni SMA, karena intensitas pertemuan kita agak sering, meeting lah,sekedar ngopi lah, ceklokasi reuni, dan sebagainya tak jarang aku main ke rumahnya, kenal istri dan anaknya, Mayang ini lah anak teman ku, sebelumnya kita tak pernah berjumpa, sejak lulus SMA hingga kita memiliki keluarga sekarang, pertemuan dengan teman ku ini belum genap 3 bulan.
Pagi itu gerimis kecil, jalan mulai kosong tidak sepadat ketika jam 6 sampai jam 7:30 pagi, aku sudah ada di titik yg sudah di janjikan, mau aku jemput ke rumah Mayang menolak, " engga apa-apa kecil kok hujannya " dia bilang gitu. Seorang gadis berlari kecil ke arah mobil ku.
" Tuh kan ke hujanan.. nanti sakit, Om deh yg di salahin Ayah " aku menyerahkan bandana yg biasa aku pakai sebagai pengganti saputangan.
" Makasih, engga apa-apa kok Om, ga basah juga " sambil Mayang mengelap wajahnya dan membuka penutup kepala sweeter nya, wajahnya imut dagu lancip matanya sayu tapi tajam pandanganya, bibirnya kecil, suaranya lembut dan sikapnya tenang,dan dewasa melebihi anak seumur nya.
" Mau berangkat sekarang?? " Tanya ku
" Hayu " sambil dia senyum ke arah ku
" Maaf ya jadi ngerepotin Om Nu "
" Engga kok, buat nganter cewe secantik kamu Om siap selalu " aku coba mencairkan suasana.
Mayang berkulit kuning langsat ,wajah bulat khas wanita Jawa, hidung mancung seperti gadis Arab, mata bulat dan Tajam seakan menelanjangi ketika menatap, bibir cenderung tipis tapi sangat serasi dengan mulut kecilnya, dan selalu menggoda untuk melumat bibir itu. Rambut ikal sebahu di cat coklat dan highlight pirang di beberapa bagian rambutnya, tampak terlihat sexy entah karena wajahnya, bibirnya atau Body nya, tinggi sekitar 165 badan kecil berisi, lingkar dada ini yg proposional tidak terlalu besar, juga bukan kecil, yg menonjol saat dia berjalan gerakannya pinggulnya mampu meredupkan mentari, terasa ingin segera tidur, dan takkan kuat kau berdiri bila terus menatap tarian pinggulnya kala dia berjalan.
" Iiih, nanti Mayang Ge-er loh " sambil dia mengeringkan bagian dada yg kena air hujan, dia memakai sweeter yg ada Hoodie nya dan celana jeans yg melekat sempurna di kakinya, terlihat sempurna bentuknya.
" Boleh ya aku lepas sweeter nya, agak basah " dia menatap ku meminjam ijin
" Iya lepas aja, taro di belakang " aku mulai memasuki tol dalam kota. Tujuan ku Depok
Mayang melepas sweater nya, ternyata di balik itu ada kemeja sutra putih mutiara yg bahanya jatuh membentuk setiap lekuk tubuhnya, tampak jelas Bra hitam yg dia gunakan menonjol sempurna, dua kancing atas terbuka, bikin aku kikuk melihatnya saat menaruh ke belakang dia membungkuk ke arah ku, payudaranya menggantung sempurna, terlihat jelas oleh ku di balik bra nya dan aku yakin size-nya lumayan besar, saat separuh badannya menghilangkan ke jok belakang, pinggul nya yg tersisa, bulat besar dan .wow celana jeans yg dia pakai potongan di bawah pinggang, sepintas terlihat dia memakai G-string hitam, libido ku mengalir deras, Mayang kenapa kamu kasih liat semua ini, Aku bukan lelaki normal biasa, aku lelaki yg hipersex. Please hati-hati sama aku. batin ku memohon.
Mayang telah duduk normal lagi. Meng hentikan pikiran kotor ku, aku play music Glenn Fredly yg muncul dengan lagu " kasih putih "
" Iiiih..gedein Om aku suka lagunya " Mayang begitu antusias dengan lagu ini, seolah asik dengan lamunannya beberapa saat, menikmati lagu itu.
" Om Nu, mau ulang lagi boleh ga? " mintanya manja sambil memegang tangan ku, aku senyum- senyum melihat gayanya yg asli keluar.
" Lagu buat gebetan ya " goda aku
" Iya tau aja ih Om Nu, kalo ada yg kasih lagu ini buat Om Nu, apa yg Om Nu pikirin " tanyanya ke aku
" Cowo apa cewe?? " Tanya aku senyum
" Apanya?? " Dia balik tanya
" Yg ngasih lagu ke Om nya " sambil tetap aku senyum.
" Iiih..si Om, ya cewe lah " dia baru sadar aku kerjain, sambil posisi duduknya lebih mendekat ke arah ku.
" Yg pasti seneng, ada cewe yg masih suka sama aku, apalagi tulus sayang Aku apa adanya, dan pasrah gitu, wah langsung terima aja, tapi tergantung cewe nya " potong aku, hujan semakin deras ku lihat dia mulai sering menggosokkan lenagnya dan melipat ke dadanya.
" Tergantung cewenya giman??" Tanya dia serius
" Siapa cewe yg ngasihnya, kaya apa orang nya, kalo Om suka ya gitu tadi rasanya kalo Om ga suka orangnya ya jadi biasa aja "
" Kalo cewenya kaya aku, gimana? " Dia menatap aku tajam
" Beda jawabannya kaya kamu atau kamu?"
" Iiih ya udah kalo kaya aku apa? Dan kalo Aku Apa? " Aku mencari cara agar jawaban ke dua yg dia pilih. Aku memperhatikan gerakan nya, Masih dia melipat tanganya di dada.
" Kamu kedinginan ya, mau di kecilin AC nya atau di matiin aja" tanya ku
" Hehehe.., biarin aja tapi aku Deket Om aja duduknya boleh " matanya dengan pandangan penuh arti menatap ku
" Dengan senang hati dong " jawab ku
Tubuhnya bergeser mendekat dan ia memeluk tangan ku ke dadanya kepalanya bersandar di bahu ku, terasa dadanya yg lembut mulai menjepit lengan ku di tengah buah dada montoknya.
" Boleh engga kalo Om jawab yg ke dua aja, lagu Glen tadi kamu kasih buat Om " pancing aku. Dia diam sejenak.
" Ya udah yg itu aja " dia memandangi aku
" Jangan cuma bikin GeeR harus beneran "
" Iya beneran "
" Apa buktinya kalo itu beneran kamu kasih cinta putih ke Om " aku mengeluarkan jurus
" Om mau bukti apa dari Mayang??" Dia mulai menantang aku.
" Cium " jawab ku singkat. Dia langsung mencium pipi aku.
" Ini " sambil aku menunjuk bibir ku.
Kembali dia memegang pipi ku dan mesra mencium bibir ku, aku membalas, sambil memeluknya, dia merangkul leher ku, dan rebah di dada ku, tangannya memeluk tubuh ku erat, kakinya naik mendudukan paha ku. Tangan ku memegang pinggang nya, mulai mengelus pundaknya, dia merapat kan tubuhnya yg kedinginan ke tubuh ku, entah bagaimana caranya, tangan Mayang masuk ke dalam kemeja ku, mengelus pundak ku, birahi ku mulai menguasai tubuh ku aku meremas pantatnya kiri dan kanan, menggosokkan jari di tengahnya..
" Hhhhmmmmgggaaaahhh " Mayang mulai bergeliat dan mendesah, saat tangan ku coba masuk ke dalam celana jeans nya agak sulit, dengan cepat dia melepas kancing dan menurunkan retsleting celananya, tak ku duga dia melakukan hal yg sama, dia melepas kancing juga retsleting jeans ku, tanganya masuk mengelus penis ku dari balik boxer yg mulai mengeras, tak kalah set aku berhasil memasukan tangan ku ke dalam Jeansnya, menelusuri G-string hitamnya, mudah mencapai titik yg ku inginkan, jari ku mengelusnya perlahan, menekan sedikit ke dalam.
" Aaaahhhh... " Dia mendesah dan menggigit leher ku, aku menoleh dia langsung mencium bibir ku dan lidahnya menari liar.. aku tahan sebentar mulai mengurangi ke cepatan dan pindah jalur lambat, tangan Mayang makin liar, ia masuk ke boxer ku dan mengocok juga mengelus helem di bagian kepala penis ku
ternyata Mayang sudah basah, makin enak aku memainkan jari ku, engga di sangka dia malah melepas celana ku, sedari tadi dia hanya mengelus, mungkin ketika terasa makin membesar,rasa penasarannya juga timbul, ia mulai sibuk membukanya dan menarik keluar dari celah boxer ku, ku remas bokongnya dan menyentuh vaginanya yg mulai basah, menyentuh, menekan dan menggesek-gesekan jari ku di situ, Mayang terus mendesah, tangannya makin bersemangat mengurut dan membuat rangsangan dengan ke dua tangannya.
" Ssshhhhhhh Uuuuuhhhh..Om, besssar bangeeet, aku mau ya.." pinta Mayang terpaksa, aku tak melanjutkan serangan ku, dia tiduran di paha ku, tanganya sibuk mengelus, mulutnya mulai menciumi, menjilati, sedikit menggigit lembut, dan kini menghisap, memaksa mulutnya yg kecil memasukan penis ke mulut kecilnya, berulang-ulang masuk dan keluar dari mulut imutnya juga mencoba menjilati semua, dari ujung kepalanya hingga buah zakar ku, tak luput dari jilatan dan kecupannya, tangan yg pandai mengurut di sela ke sibukannya dia menoleh ke arah ku,
" Ini buat Mayang ya, boleh " aku menganggukan kepala, ternyata Mayang pandai memberi kenikmatan, melayang aku di buatnya, tangan ku hanya bisa meremas pantatnya yg bisa ku jangkau, dan saat aku berusaha menggapai lubang vaginanya, Mayang menungging menaikan pantatnya ke atas agar aku bisa menjangkaunya sempurna, jari ku bisa masuk dan mulai menusuk perlahan, semakin gencar juga dia menyerang penis ku, aku tak mampu tinggal diam begini. Ku arahkan mobil ke luar badan tol, aku parkir dan menggendong dia ke jok belakang, langsung ku serang dia dari belakang, tangan ku meremas dadanya, kancing baju telas lepas semua, kaitan Bra sudah lepas aku bebas meremas dadanya, aku segera menyerang dengan kekuatan penuh, dia mengerang tiba-tiba mencengkram lengan ku keras aku tak kasih jedah aku terus dengan ritme cepat karena ini kebutuhan mendesak, dia melemas aku masih terus mempercepat dan.. tak tahan aku menyirami lubang vaginanya dengan sperma ku sepenuhnya... Aku lemas, duduk bersandar di sebelahnya, hujan makin besar sudut pandang terbatas, aku meraih tubuhnya yg sudah tak bercelana jeans, hanya G-string tetap ada di situ, karena cukup aku menggeser tanpa melepaskannya, kemeja sutra tipis telah lepas semua, ternyata kaitan bra ada di depan dan itu sudah ia lepas, aku peluk erat tubuhnya, kemeja ku juga sudah lepas semua kancingnya, celana ku sudah turun juga boxer ku, dia menghampiri paha ku dan membersihkan sisa sperma dengan mulutnya, aku memandang kagum Mayang, sudah cantik, sexy, pandai bercinta, dan masih menyukai aku, yg berwujud setua ini. Dia memeluk ku erat dan bersandar di bahu ku, sentuhan kulitnya, dan dada nya yg kenyal menempel di tubuh ku, membuat sensasi berbeda, tubuh perempuan ini masih segar dan seluruhnya masih kencang beruntung aku bisa memiliki nya atau bisa di kasih kesempatan menikmatinya. Sepertinya dia menginginkan aku.
" Mayang...Mayang... " Aku mendesah.
" Apa?? " Jawab dia lirih di pundak ku
" Kok mau sih sama Om? " Pertanyaan itu tak bisa aku menjawab atau menerka jawabannya.
" Om, kenapa mau sama Mayang?? " Dia balik bertanya, yg sudah pasti akan banyak jawabannya.
" Kalo itu mudah di jawab sayang, kamu cantik, sexy, masih muda juga, dan banyak lagi yg bisa Om sebutin dalam waktu 10 detik, tapi kamu kenapa suka Om, blenk " aku kembali memeluk dia, sambil Mayang meluruskan penis ku dan menduduki tepat di belahan vaginanya, bibirnya di gigit, aku yakin masih ada hasrat besar di birahinya
" Cantik dan sexy itu kan cuma menurut Om aja, yg lain ga pernah tuh bilang gitu ke aku "
" Aku juga bisa nemuin banyak dalam waktu 10 detik, Om macho, selalu enak di lihat, berwibawa, tinggi besar, engga cuma badannya, ini nya juga " sambil dia menggenggam penis ku,
" Duh, kayanya kita harus ngobrol di tempat lain deh, bisa seharian nih kalo kita terus begini, yuk ke kampus kamu dulu, nanti kita cari tempat."
" Asiiik " dia bersemangat sambil mulai mengancingkan bra, dan kemejanya, aku juga merapihkan baju ku, langsung aku ke depan kemudi tak lupa ku kecup bibirnya, dia masih sibuk memakai jeans nya, tak lama menghampiri aku dan duduk di pangkuan aku sambil menyandarkan kepalanya di pundak ku. Cewe cantik ini bikin aku tergila-gila dengan gayanya menyukai ku, agresif tapi bikin aku seneng, menjelang keluar tol, dia mulai menggeser duduknya, tapi tetep tangannya berada di paha ku bagian dalam, dia meremas dan mengelus di situ. Memasuki kampus dia mulai menyisir rambutnya merapihkan lipstick nya, dan kemeja yg dia pakai, saat di parkiran dia mengambil tas nya.
" Om tunggu di sini, atau gimana?? Tanya ku, bingung.
" Kenapa? Om malu ya jalan sama aku "
" Iiih justru Om takut kamu malu jalan sama orang tua " aku memberi penjelasan
" Aku mau di anter Om, tapi ga mau manggil Om, tar di sangka jalan sama sugar Daddy "
" Aku boleh panggil mas Nu aja ga, saat ini "
" Boleh juga, jadi keliatan lebih muda aku " celoteh ku seneng. Dia mencubit pinggang ku, sambil aku ambil payung
" Kamu tunggu dulu " aku keluar terlebih dahulu, membukakan pintu dan memayungi dia, hujan sudah tidak lagi deras seperti tadi, tapi tetap turun gemericik, di sela-sela lahan parkir yg lumayan luas, tak jauh dari situ pintu masuk ke kampus nya, saat mulai berjalan dia memeluk pinggang ku dan berbisik
" Engga boleh genit dan tebar pesona ya di sini " mukanya serius menatap aku, aku hanya menganggukan kepala, entah apa saja urusannya, kulihat dia bertemu beberapa dosen dan masuk beberapa ruangan, 1 jam lebih aku di kampus ini, banyak hilir mudik mahasiswa dan mahasiswi dengan gaya pakaian yg bermacam-macam, tadinya ku pikir tampilan Mayang terlalu sexy untuk pergi ke kampus, ternyata banyak juga yang lebih dari itu.hujan sudah reda saat kita keluar kampus. berjalan menuju parkiran, semakin banyak mobil parkir di sebelah CRV putih ku, tadi masih sepi rasanya.
Sepanjang jalan di dalam mobil tubuhnya selalu dekat dengan ku, terkadang dia mencubit lengan ku, saat gombalan ku meluncur atau bicara tentang bagian tubuhnya yg aku suka, semakin kita mulai berbicara hal jujur apa adanya, gaya bicara dia yg antusias juga sudut pandang yg dewasa membuat aku nyaman berbicara apa saja, banyak hal yg dia tau tapi satu yg selalu membuatku kagum, sorot matanya tajam dan senyumnya mengandung arti dalam seolah mengetahui apa yg ada di keinginan ku,
Mendekati lokasi kosan yg sebenarnya tidak jauh dari kampusnya, suasana nyaman bangunan berbentuk huruf "U" pintu gerbang tinggi ada scurity yg menjaga, memasuki lahan parkir yg luas,di tengahnya ada pohon besar yg hampir bisa membuat seluruh bangunan sejuk,kamar di perkirakan ada 15 di lantai bawah 12 di lantai 2 dan 3, seluruh bangunan ada 3 lantai, semua kamar berbentuk sama,setiap kamar punya teras dan kursi sepasang dan meja kecil, juga tanaman pot yg dagunya hijau menyejukkan,semua kamar ada fasilitas AC, terasa sejuk dan nyaman kosan ini bangunan berdiri di lokasi perkampungan yg masih asri dengan pohon-pohon besar, aku langsung jatuh cinta dengan tempat ini,
"Sarah di lantai 2, sudut sebelah kiri, aku cuma sebentar di sini, mas mau ikut atau nunggu aja,?" Sepertinya aku hanya boleh memilih yg kedua, dengan kata lain begitu.
" Aku tunggu sini aja," jawab ku seperti maunya, sebelum keluar Mayang sempat mencium pipi ku, dan langsung berjalan ke arah tangga di sudut bangunan, setiap sudut bangunan ada tangga. Aku keluar dan duduk di kursi yg mereka sediakan di bawah pohon, hanya kurang satu kalo saja ada warung kopi juga lampu-lampu kecil yg menggantung dari pohon ke setiap atap lantai satu, seperti memayungi dengan cahaya akan tampak indah seperti cafetaria kecil saat suasana malam, aku hanya menghisap rokok dan membawa air mineral yg ada di mobil, menikmati sejuknya tempat ini meski jam menunjukan jam 12:30, jadi teringat aku belum menawarkan Mayang untuk makan, siang ini, aku termasuk orang yg jarang makan tepat waktu, kalo lapar ya makan kalo tidak buat apa makan, meski sudah masuk jam makan, urusan makan tubuhku sudah bisa mengaturnya, tidak ada hubungan dengan waktu atau perputaran matahari. Menjelang batang ke dua rokok ku, Mayang datang dengan gadis seusianya berambut pirang, tinggi hampir sama tapi sepertinya ada busungan dada yg tumpah melebihi wadahnya, wajahnya imut raut mukanya ceria, berbeda dengan Mayang yg dewasa dan matang
" Mas, ini Sarah, Sarah ini mas ku, namanya Mas Nu " Mayang memperkenalkan aku singkat ke temannya, seperti ada yg ingin di sampaikan Sarah tapi ragu,
" Kenapa ?" Tanya ku menebak agar iya bisa menyampaikan sesuatu itu, Sarah menatap Mayang seolah minta bantuan, Mayang hanya senyum membalas tatapannya.
" Eh..anu, Aku ada perlu mau ke kampus, tapi Mayang jangan pergi dulu, tunggu aku pulang dari kampus, engga apa-apa kan ?" Tanya Sarah terbata-bata.
" Terserah Mayang, jadi mas pulang duluan," mencoba menebak arah pembicaraannya.
" Iiih jangan, bukan gitu, maksud aku, mas tunggu sini aja sama Mayang, aku cuma sebentar kok," Sarah seperti bingung menyampaikan sesuatu.
" Oh gitu.. jadi aku tunggu kamu balik dari kampus," aku mengkap inginnya.
" Kamu ke kampus pake apa?" Tanya ku.
" Itu dia, mobilnya lagi di bengkel" Mayang coba membantu menjelaskan maksud nya Sarah.sarah hanya senyum-senyum.
" Mau bawa mobil aku, dari pada pake grab lama," aku menawarkan solusi
" Sebenernya dari tadi dia mau ngomong gitu mas, cuma muter-muter" Mayang mesam mesem ke arah Sarah. Wajah Sarah memerah sambil menghentakkan kaki ke lantai, payudaranya ikut bergetar-getar.
" Maaayaaang, aku kan malu.. " wajah Sarah makin lucu, seperti anak kecil, ternyata di balik wajah cerianya dia anak yg manja, sepertinya mereka tertukar body seperti Sarah harusnya berkarakter seperti Mayang, dan sebaliknya.
" Kunci ada di dalam mobil " ucap ku.
" Beneran engga apa-apa mas" Sarah meyakinkan keputusan ku.
" Iya engga apa-apa " aku tersenyum
" Cepet, nanti mas Nu berubah pikiran loh " ledek Mayang
" Iiiihhh Mayang mah jahat.. jangan ya mas Nu, aku pinjem sebentar aja kok, mas sama Mayang boleh istirahat di kamar aku, dan nanti aku pesenin makan siang gratis." Sarah menatap ku dengan pandangan memohon
" Jangan mau mas, itu Rayuan Sarah buaatz " aku segera merangkul Mayang dan menutup mulutnya.
" Engga usah Sarah, pake aja makan siang nanti kita yg pesan " jawab ku tenang.
" Makasih.." sambil Sarah mengeluarkan lidah ke arah Mayang,
Di dalam kamar rapih dan bersih, terbagi atas tiga ruangan kecil, ruang tamu, ruang kamar dan kamar mandi, di depan kamar mandi ada wastafel bisa berfungsi sebagai dapur, Mayang bilang kalo dia sering nginep di sini, nemenin Sarah
" Aku mandi dulu ya, lengket abis Olga di mobil tadi.." sambil senyum menggoda aku
" Aku boleh ikut ga?" Goda aku
" Mandi berdua aja yuk.." ide sepontan Mayang. Aku mengangguk langsung memeluknya, Mayang minta mengunci pintu terlebih dahulu. Setelah mengunci pintu, kulihat Mayang bersiap-siap sudah membuka seluruh kancing kemeja saten nya, aku cepat membuka kemeja ku juga, saat kulihat tubuh Mayang hanya mengenakan bra hitam, dan coba melepas celana jeans ketatnya, aku tak tahan melihat pemandangan ini, libido ku melonjak cepat aku hampiri Mayang dan segera memeluk dari belakang, dia terdiam pasrah kuciumi lehernya dan menjilati di balik telinganya tangan ku mengelus-elus perut datarnya
" Uuuhhhh... hmmmmhh" desah nya membangkitkan birahi ku, ku angkat tubuhnya sambil menciumi bibirnya, di merangkul leherku, ku letakan Mayang di kasur, ciuman ku turun ke leher, pundak dan mulai melepaskan bra-nya memang indah payudara Mayang, putingnya naik ke atas ku jilati dan ku remas payudara indah itu, terasa sudah mengeras, sedang asik menikmati payudara Mayang, suara bel pintu berbunyi, aku kaget dan menatap mata Mayang, seolah dia memberi jawaban " aku juga engga tau siapa?". Ku tutupi tubuhnya dengan selimut, aku bergegas memakai lagi kemeja ku yg tergeletak di lantai,
" Go food " suara lelaki berbarengan dengan suara bel lagi, kita tersenyum bersama.
Ku buka pintu, saat hendak ku bayar dia bilang sudah di bayar, dia menyerahkan 2 box pizza, karena kelegaan ku, ku beri dia tips 30, dan kembali menutup pintu, tak lupa aku menguncinya lagi, aku kembali duduk di sebelahnya, meluruskan kaki ku, bersandar ke sandaran tempat tidur, badan ku lemas, Mayang memeluk tubuh ku, dan menyilangkan kakinya di antara kaki ku, dia tidur di dada ku, dan tersenyum manja pada ku, tanganya menyentuh dadaku
"Lemes ya mas Nu, sampe rame gini suara jantungnya, maafin Mayang ya, Aku ga tau kalo Sarah pesen makanan" mukanya gelisah khawatir merusak mood aku.
" Kamu mau makan dulu, kan belum makan dari pagi tadi " tanya ku sambil menyerahkan box pizza,
" Mas Nu aja makan, aku masih belum mau " jawab Mayang sambil tiduran di dada ku dan memasukan tangan ke balik kemeja ku, mengelus perutku yg sudah mulai menonjol tidak rata lagi.
" Aku lemes Yang, aku takut kamu kena masalah atau malu karena kelakuan aku " jujur itu yg terlintas di pikiran ku, aku harus bisa menjaga Mayang dengan baik.
" Mas Nu, makasih ya, tapi ini kan mau aku juga bukan karena Mas Nu, aku kok yg mau ML sama mas Nu " dia menatap ku, meraih leher ku mencium bibir ku, dan tiduran di atas tubuh ku. Aku hanya tersenyum, meraih bongkahan pantatnya dan menekan ke dalam pelukan ku.
" Mas Nu, tenangin dulu, aku yg mau kerja " dia duduk di atas penisku, melepas kan kemeja ku, dan dia turun dari atas tubuh ku melepas celana dan boxer ku, aku hanya menatap apa yg dia perbuat aku elus tangannya, pundaknya, kepalanya apa saja yg terjangkau dengan tangan ku, setelah lepas semua, Mayang melepas jeans nya dan membiarkan G-string nya, dia duduk di perutku, mencium bibir ku, tangan ku merangkul pinggulnya, mulai tubuhku perlahan merespon sentuhan kulit tubuhnya, Mayang memutar tubuhnya membelakangi ku, tanganya meraih penis ku yg masih terkulai lemas, dia sentuh, dia elus, dan mulai mengurutnya tak terlewatkan lidahnya bermain di lubang helem penis ku, juga di jilatin pinggiran helem nya ternyata itu sangat sensitif, dia pandai membangkitkan gairah ku, penis ku dalam sekejap mampu bisa bangkit. Tak mau kalah, aku tarik pahanya agar mendekat kan gundukan vaginanya ke arah wajah ku, ku hanya cukup menggeser tali G-string nya dapat kulihat jelas gundukan itu, tanpa bulu, Mayang ternyata sangat merawat vaginanya, beraroma wangi dan mulus tanpa bulu, membuat ku bersemangat menjilati nya bahkan lubang pantatnya juga bersih tak ragu aku menjilati semuanya, menghisap uretranya yg ku tau ini juga salah satu daerah sensitifnya targetku menemukan g spot Mayang, aku ingin dia mendapatkan kepuasan saat bercinta dengan ku. Lidah ku masuk lebih ke dalam menghisap apa saja yg bisa ku hisap dan menjilatinya, belum selesai menikmatinya Mayang mendesah panjang.
" Maaaassssss, udaaaaahhhh " Mayang menghindari lidah ku, meski aku tahan.
" Maaaassss, pleassssse aku mau ML aja, pake ini..." Tanganya menggenggam penis ku dengan tangan dua. Aku melepaskan bokongnya, dia bangkit dan segera memposisikan di atas, perlahan dia mengarahkan penis ku, masukan ke vaginanya yg sudah basah, perlahan dia masukan setelah masuk semua, dia diam menikmati,
" Uuuuhhh enak banget sihhhh, " seperti berbicara sendiri dia langsung memundurkan majukan,pinggulnya sesuai keinginan dia , sambil terus dia mendesah menikmati semua gerakannya
"Iiiihhhh... Uuuhhhh ngilu banget.. "
" Masssss... Uuuhhh enak bangettt "
" Aaaahhh... Sssshhhhh, uuuuhhhh " seolah sangat menghayati setiap gerakannya, semakin lama semakin cepat, dan makin cepat..
"Aaarrrgggghhhh...iiiiihhhhhh," mendengar ini semua birahi ku makin memuncak ku bantu dia di setiap gerakannya, aku ikut menarik dan mendorong pinggulnya. Mayang menekan lebih dalam semakin mempercepat gerakannya, matanya menatap sayu ke arah ku, mulutnya terbuka tanpa suara. Gerakan semakin menggila .
" Maaaaaaassssssshhhh aaaaahh" gerakan nya terbata-bata, saat dia tekan ke dalam ada rasa hangat di lubangnya, setiap dia menekan ada sesuatu yg keluar, Mayang telah sampai klimaks. Aku membalikan tubuhnya, aku tak mau kehilangan rasa nikmat saat di urut tadi kini aku melanjutkan ritme yg tadi Mayang lakukan aku tetap menggerakkan dengan cepat, dan lebih cepat lagi, seolah semakin cepat, semakin enak.
" Teruuuusss Masss .. " dia membantu dengan menekan pantatku dengan ke dua tangannya, makin nikmat aku tak mau menahan nikmat ini,
" Yang... Mas mau keluar.." rintih ku
" Ayooo massss, aku jugaaaa ." Rintihnya
"Maaassssssss..aaahhhh" desah panjang Mayang, berbarengan dengan ku
"Aaaarrrgggghhhh... Yaaang" tak mampu aku mencabut untuk keluar di luar, ku biarkan keluar di dalam...
Mayang malah menahan pantatku untuk tidak mengeluarkan penisku, aku terkulai jatuh di tubuhnya dengan keringat bercucuran, aku menarik tubuhnya untuk berada di atas ku, penisku masih tertancap sempurna, Mayang rebah di dada ku
" Uuuuhhh aku suka banget " Mayang berbisik ke telinga ku
" Kamu pinter banget sih, bikin enak" puji ku pada Mayang.
" Bukan aku, punya kamu tuh yg panjang dan besar jadi bikin ngilu- ngilu enak" kita berpelukan dalam polos sesaat. Mayang mengingatkan untuk segera mandi, agar sempat, karena khawatir Sarah segera pulang dari kampus.
Di kamar mandi yg kecil, kita berdua mandi bersama, aku puas melihat dan meneliti tubuh Mayang saat polos, aku memandikan dia, membasahi juga menggosok tubuhnya dengan sabun, semua bagian aku sentuh, dan Mayang juga melakukan hal sama, semua tubuhku di lumuri sabun, saat kita berdua sudah penuh sabun aku memeluknya, Mayang terus saja memainkan penisku hingga selalu tegang dan tak tahan aku mulai memasukan dari belakang dalam posisi berdiri, agak sedikit menurunkan kakiku, rasanya tetap nikmat semua bisa masuk sempurna, hingga Mayang agak menungging sambil tetap ku genggam buah dadanya, meremasnya pinggul ku terus menyerang dan memompa pinggul ku semakin cepat, kita butuh bermain cepat karena waktu mendesak, Mayang paham akan itu, hingga klimaks kita dapat hampir bersamaan rasa hangat menjalar di lubang itu, saat ku lepas penis ku, lelehan sperma dan lendir menjalar ke luar, kita kembali mandi dan keramas bersama. Aku keluar kamar mandi pertama, mengenakan kemeja dan celana langsung standby di ruang tamu, duduk selayaknya tamu, sambil ngemil pizza dan air mineral, engga lama Mayang hadir dengan daster berwarna hijau army, dengan berbahan katun aku dapat meyakini no bra, dia duduk sebelah aku, sambil ikut makan pizza, dia bercerita, sering tidur bahkan nginep saat ada tugas atau malas untuk pulang, jadi ini rumah ke dua buat Mayang, dengan kata lain aku bisa janjian ketemu dia di sini, bila sungkan ke rumah nya, karena aku adalah teman Ayahnya, dia paham betul perasaan itu. Aku belum mau banyak bicara tentang hubungan kita, suatu hari aku akan bahas, tapi hari ini aku masih menikmati hasrat yg menggebu di antara kita. Agak lama Sarah pulang, sekitar jam 6 sore lewat.
Dia memohon maaf, dan kita merasa itu bukan hal yg perlu di maafkan karena kita menikmati waktu yg telah dia berikan, segera itu kita pamit, aku sempet bertanya kenapa Mayang tak ganti baju, dia bilang nanti aja di mobil. Dia pulang masih pake daster katun tipis, no bra . Sepertinya akan ada babak selanjutnya nih, otak nakal ku mulai membaca hal ini.
Dalam perjalanan pulang, tubuh Mayang selalu dekat dengan tubuhku, aku menggandeng pundaknya agar makin merapat ke tubuh ku, tangannya sudah berada di pangkal paha bagian terdalam , meremas, dan membuat ku kembali berhasrat, aku lelaki yg mudah sekali terangsang, libido ku bisa tiba-tiba tinggi hanya dengan menyentuh bagian sensitif ku, dan aku merasakan Mayang sepertinya sama dengan aku, kita tak henti-hentinya terus ingin bercinta, seolah tak cukup sekali dalam sehari, bila ada kesempatan kita akan melakukan lagi, lagi dan lagi, aku semakin mengenal Mayang setelah melakukan 3 kali ML dalam kurun waktu sehari ini, masih saja ingin lagi, aku mulai membimbing tangan Mayang menyentuh penis ku, dia mencengkram, mengelus, aku berinisiatif membuka celana ku, dia membantu membebaskan burung belibis ku yg mulai mendesis, dia menatap nya dengan senang mengelus dan mengurut dengan lembut
" Aku suka banget sama ini, udah besar panjang, dan cepet akrab, kapan aja aku mau, dia juga mau... Seneng deh aku sama dia " Mayang berbicara seolah-olah penis ku binatang peliharaan yg bisa di ajak bicara.
" Namanya Michael" aku memberi nama penis ku, wajah ku tersenyum, dia menatap ku sambil tersenyum juga
"Iya, kita kasih nama Michael aja, aku setuju" sambil dia mencium kepala Michael
"Jadi kalo kangen aku telpon mas, dan bilang mau ketemu Michael" itu tandanya aku mau ML sama mas. Memasuki Tol Mayang makin agresif, dia duduk di pangkuan aku, menggeser tali G-string nya dan mulai memasukan Michael perlahan, tangan kiri ku memegang pinggulnya menahan dari belakang kepalanya ada di pundak ku, dia tak menghalangi pandangan ku ke jalan, sambil menggoyangkan pinggul nya, dia terus mendesah di telinga ku, aku arah kan mobil ke jalur lambat, untungnya hujan kembali turun dengan derasnya aku bisa berjalan lebih lambat dari biasanya, hanya gaya ini yg bisa kita lakukan, dia terus menari di pangkuan ku, makin cepat, makin cepat, rengekan nya dan desahannya terus keluar, karena konsentrasi ku terbagi, jadi belibis ini terus saja tegak, meski Mayang sudah keluar dua kali,
" Iiiihhh kok lama banget sih, engga mau udahan ya?Apa mau aku bawa pulang aja" celoteh Mayang, aku pasrah dengan semua yg di lakukan Mayang. Dia melepaskan dan posisinya tiduran samping ku kepalanya ada di paha ku, mulai mengurut menciumi juga memasukannya ke dalam mulutnya yg kecil, bahkan di jilatin seluruh permukaan helemnya, tanganya tak henti mengurut, rasanya hangat saat ada di dalam mulutnya, jarinya yg kecil dan lentik terus mengurut makin cepat di hisap dan di jilatin, aku tak kuasa menahan kenikmatan ini, dan Booom sperma itu keluar memuntahkannya ke atas dan tertahan oleh mulut Mayang, tanganya tak henti mengurut, yg di mulut dia tekan dan yg berceceran di jilatin yang berada di lubang di hisap, tanganya tetap mengurut hingga diantara buah jakarta dia urut ke atas agar semua sperma ku keluar. Mayang kamu memang luar biasa, layak aku pertahankan untuk jadi partner sex aku, tak ada yg bisa mengimbangi selama ini, hanya dia yg mampu membuat ku puas, seharian bisa 4 kali bercinta, luar biasa gadis ini.
Saat menjelang memasuki komplek tempat Mayang tinggal, dia minta aku parkir agak jauh dari rumahnya, dia pindah ke kursi belakang, mengganti bajunya aku menyandarkan kursi depan ku hingga rata dengan kursi belakang, aku bisa menonton dia melepas dasternya, hanya mengenakan G-string tanpa bra, aku menarik tanganya agar tubuhnya dekat dan menyentuh dan meremas dada indahnya, seperti buah yg baru merekah, sekali dan indah bentuknya, karena belum menyusui, asik aku menghisap dan menjilati, tanganya kembali menyentuh Michael, mengelusnya akhirnya masuk ke balik boxer, aku hanya bilang bahwa aku mencintai buah dadanya yg indah ini, dan ternyata dia juga mencintai penis ku, niat mau mencium dadanya terakhir sebelum berpisah, malah terangsang dia dan mengocok batang penis ku, mengemut nya, hangat rasanya ketika masuk kedalam mulut, akhirnya oral sex yg dia lakukan hingga untuk yg ke lima kali sperma ku keluar, kali ini ia mengelap dengan tissu basah yg ada di mobil, nikmatnya Oral yg Mayang lakukan aku suka cara dia memanjakan ku dengan sex, dia lanjut mengenakan jeans nya, aku sempat menahan untuk meminta G-string nya untuk jadi milik ku, dan aku janji akan menggantinya dengan yg baru, dia tersenyum manja, ternyata dia juga minta boxer yg aku kenakan, kita bertukar pakaian dalam, yg sudah beberapa kali kena keringat, lendir pelumas juga sperma ku, aku tak memakai pakaian dalam sama halnya dengan dia, melipat pakaian dalam dan menyimpan ke saku celana jeans, selanjutnya Mayang memakai kemeja putih satin nya, mencium bibir ku, aku menyambutnya dan dia pamit pulang sepanjang jalan, bayangan tentang dia terus menari di otak ku, tubuh polosnya di umur yg masih belia begitu matang dan indah aku menyukai semua miliknya seolah sempurna, rasanya layak berjuang untuk memiliki dia, meski terbentur dinding tinggi, bahwa ayahnya, adalah teman main ku sejak kecil.