webnovel

Bandung lautan Api

Gerbang Tol Pasteur menyambut kedatangan kita, pagi itu Bandung lancar meski banyak kendaraan keluar dan masuk, jalan Pasteur lumayan ramai tapi lancar aku belok di Sukajadi ke arah Lembang, dari pasar Lembang 500 meter masuk jalan ke menuju tempat penginapan kita, jalanya agak lebih kedalam sedikit, gerbang sebuah hotel yg hanya 4 lantai, berbentuk rumah joglo yg di perbesar, dominan kayu dengan atap genteng coran berwarna terakota, struktur bangunan seolah dari kayu, aku yakin ini hanya dekoratif karena ini bangunan moderen bukan kuil Korea atau kuil jepang, cuma kesan itu yg ingin di sampaikan Arsitek bangunan ini, aku suka, tampak asri, pohon Cemara besar, dan lantai parkiran lempengan batu ceper tersusun rapih seolah hanya menyisakan 3 cm untuk Nat setiap batu, tampak harmonis dengan bangunan kayu ini, kiri kanan bngunan berisi kamar dengan teras kozi, sedang sisi bawah hanya berupa service area, swimming pool, fitnes cafe restoran dan berbagai fasilitas lain, tengah untuk tempat santai banyak gazebo kecil yg bisa di nikmati untuk melihat pemandangan ke bawah tampak menyejukkan dataran rendah kota Bandung, terasa damai melihatnya, aku ambil kamar paling sudut di lantai 4, jadi akan tampak lebih indah bila melihat dari balkon.

"Iiihh aku suka banget tempatnya" Mayang menatap ku, kaya bangunan Blue house di Korea tapi ini versi Jawa dan Sunda," komentar Mayang sambil memperhatikan keliling, tanganya tak pernah lepas dari lengan ku.

"Ke kamar dulu yuk, nanti kita makan di situ" aku menunjuk gazebo kecil yg view-nya kota Bandung. Mayang mengangguk sambil asik menikmati furniture juga dekorasi dari Sunda dan Jawa jaman kerajaan , banyak patung kayu, dan mini candi jaman kerajaan Galuh, arsitek nya memahami sejarah dan coba menyatukan kerajaan Sunda dan Jawa.

"Aku mau bayangin dulu kamar nya, sebelum di buka" aku biar kan dia menikmati semua, dan saat masuk dia terkagum-kagum dengan luasnya kamar, kamar mandi yg dia bilang bisa berdua, bad yg besar, dan saat dia buka kaca ada balkon yg cantik dan romantis, aku juga mengagumi balkon ini, aku ikut dia ke balkon dia bersandar di pagar balkon, aku memeluk tubuhnya dari belakang, dia memegang pelukan aku,menyandarkan kepalanya di dada aku,

"Mas..aku mau ML di balkon ini" sambil matanya menatap aku.

"Iya, boleh " sekedar menyenangkan hasrat dan khayalannya, toh nanti juga dia bisa liat dari bawah orang lain bisa melihat kita dengan jelas, kecuali tengah malam dan posisi lampu mati. Lama juga dia menikmati itu, entah berapa kali dia mencium bibir aku, terkadang gemes malah beneran gigit bibir aku,

"Aku mau mandi dulu,"

"Iya," aku bantu dia merapihkan baju ke tempatnya, aku mengambil posisi santai sekedar meluruskan badan di sofa sambil menonton TV, tapi sudut mata ku menangkap, Mayang dengan santai melepas semua bajunya.

"Mayang..." Aku menoleh ke arahnya, bukannya segera menutupi atau ke toilet dia malah melepas underwear nya sambil menatap aku nakal, aku senyum sambil geleng-geleng kepala, dia malah menghampiri ku dengan tubuh polos, dan berjalan nakal menggoda sambil matanya menatap ku genit, aku duduk lurus di sofa, dia duduk di pangkuan aku, aku mengelus pundaknya dan mencium bibirnya, saat lidahnya menari di mulutku, aku coba menyambut tapi dia melepaskan ciumannya dan meliukan pinggulnya di pangkuan aku, melepas kemeja ku, kaos ku, celana ku, hingga hanya boxer, dia meluruskan penisku yg mulai wakeup menyamping, pinggulnya memposisikan vaginanya tepat berada di atas batang penis ku, aku menatap nya penuh gairah, tangan ku meremas payudaranya sambil mempermainkan putingnya, dia menikmati itu semua sambil terus di gesekan dan di tekan perlahan, wajahnya menghampiri ku,

"Aku mau mandi dulu..ya" sambil turun dari pangkuan dan berlari kecil ke toilet. Dia hanya menggoda aku, ternyata.

"Maaayaaaaaanggg, ...." Aku bangkit, pura- pura ingin menangkapnya, dia mencibirkan lidahnya ke arah aku, dan menutup pintu toilet.

Apa pun yg dia lakukan, aku suka caranya menatap aku, cara dia menggoda aku, atau cara dia bermanja-manja dengan aku, sebenernya aku sangat sayang dengan dia, tapi saat menggoda aku tak kuasa menolaknya, dan tubuh indahnya selalu indah di mata ku, apalagi saat bercinta selalu bisa memuaskan aku, hasratnya sama besar dengan hasrat ku, entah harus seperti apa aku, aku membiarkan semua terjadi dan menikmatinya, aku tak lagi memakai baju, hanya boxer saja yg aku kenakan, baju tadi aku masukan ke plastik pakaian kotor.

Keluar dari kamar mandi Mayang mengenakan kimono, sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, dia senyum- senyum ke arah aku, aku tetap di tempat tadi, sambil memperhatikan gerak geriknya, dia duduk dekat aku, mencium aku

"Jangan ngeliatin aja, nanti kangen terus loh" ledek dia sambil kepalanya di sandarkan ke ujung sofa, kakinya di tekuk karena ada aku di ujung sofa satunya, aku menarik kakinya di pangkuan aku, dia senyum sambil mengeringkan rambut,

"Aku kangen banget sama kamu" sambil akmerapihkan kimononya, yg tersingkap pangkal pahanya terlihat ia tak mengenakan apa-apa di balik kimononya, aku memijiti kakinya hingga ke pahanya, dari yg kiri ke kanan, aku menikmati sentuhan ini dan dia,

"Uuuhh enak banget ih pijitanya" rintih Mayang

" Mau aku pijitin semuanya" tanya aku tulus

"Engga, mau nya di daerah tertentu aja" "apa aja "pancing aku

"Yg bisa keras dan yg bisa basah" godanya sambil menatap ku manja.

"Kaya ini," aku meremas pantatnya.

"Kamu mau makan di sini, atau di bawah tempat tadi" tanya ku lagi.

"Mas laper ya?" Tanyanya balik

"Aku belum terlalu lapar, tapi kalo kamu mau makan hayu," jawab ku

"Aku lagi posisi enak, sambil membungkus rambutnya dengan handuk kecil.

"Aku pesenin makan dari sini mau?" Tanya aku lagi.

"Nanti aja, kita makan bareng di bawah ya" dia meminta persetujuan ku. Aku mengangguk dan melanjutkan memijiti kakinya, dia menikmati sentuhan ku, aku makin bersemangat, kedua tangan ku memijit kakinya dari bawah hingga atas pangkal pahanya saat tersingkap sedikit aku mencium gundukan bukit kecilnya yg masih berbulu sedikit dan rambutnya halus, ia sepontan menutup dengan tangannya, satu tangan lagi menyentuh paha ku, matanya masih terpejam. Aku masih memijat kakinya sepertinya Mayang sangat menikmati, dan mulai ngantuk aku biar kan dia tertidur, Karen aku mendengar nafasnya mulai teratur, kalo aku pindahkan dia pasti bangun aku coba angkat kakinya sedikit dan aku bangun dari duduk ku, dia masih diam aku pergi ke toilet, dan bersiap untuk mandi air dingin, saat badan mulai tersiram air menyegarkan, pintu toilet di ketuk

"Mas Nuuuu."

"Apa?"

"Iiiihhh... ikut" suara Mayang dari balik pintu

"Engga di kunci sayang, masuk aja"

Pintu terbuka, Mayang menatap ku dan meneliti semua tubuh aku.

"Mau pipis,"

"Iya sok aja" sambil aku tetap mandi. ku lihat dia masih memakai kimono, lama tak terdengar suara pintu di buka, tiba- tiba ada tubuh hangat memeluk ku dari belakang, aku liat Mayang memeluk ku dari belakang, dengan tubuh polos, aku membalikan badan otomatis penis ku mulai tegak, ia langsung menangkap itu, meletakan di perutnya, aku peluk dia, ku kecup keningnya,

"Kan udah mandi kamu" tanya ku

"Mau berdua sama mas"

"Mau air dingin apa hangat?" Tanya ku sambil menggosok punggungnya, tubuhnya terasa lembut, penis ku terasa nyaman di sentuh dan di rangsang Mayang..

"Mau air dingin aja" pintanya, aku menurunkan tubuh ku, agar bisa mencium bibirnya dia menjinjitkan kakinya, aku meraih pantatnya agar lebih rapat ke tubuh ku, dia malah menyelipkan kepala penis ku diantara lubang vagina nya, cukup aku tekan akan mulai masuk, aku memastikan kalo dia sudah basah, agar tak terasa sakit.

"Udahhhh..udah basah, ayo mas" seperti mengerti apa yg aku mau. Dan aku mulai menekan, dia bergelantung di leher aku, serasa kesat dan terjepit hangat lubang vagina Mayang, aku tekan lebih dalam.

"Aaaahhhhhhh,uuuuuh, enak banget" Mayang merintih di telinga ku, mulai lah tarian maju mundur dengan teratur, selalu saja terasa di jepit saat di masukan atau di keluarkan, aku coba menghisap payudara nya, ambil terus aku pompa

"Uuuhhh, Masss enak banget sih.."

"Aaahhh... " Aku menikmati ini semakin cepat aku memompanya semakin nikmat, tak tahan aku mau langsung gaya favorit, ku putar tubuhnya ke arah dinding, kutunggingkan bokongnya, mulai aku masukin perlahan, tangan ku meremas payudaranya, ini posisi favorit ku dan bisa nya tak butuh waktu lama. Aku pompa ke atas, aku terus meremas dan memainkan putingnya yg ke merahan, kepalanya Mayang bersandar di bahu ku, ku lumat bibirnya dan semakin nikmat aku mempercepat gerakan ku.

"Maaaassssss..." Sepertinya Mayang telah keluar, tangannya bergelantung di leher ku, kakinya telah lemas, aku terus memompa makin cepat,rasanya ingin juga keluar,aku tahan perutnya aga tetap di posisinya, pinggulnya makin menungging menerima hujatan ku semakin cepat dan aku mencabutnya, segera tanganya yg satu mengocok penis ku dengan cepat,

"Aaaahhhhh" aku memuncratkan seperma hingga ke dada dan perutnya, tanganya tetap mengurut hingga tetes terakhir, kembali aku menciumnya,

"Sayang..enak banget" puji ku padanya

"Aku sayang mas Nu" kembali Mayang mencium ku, setelah itu kita mandi bersama dan bersiap untuk makan siang yg tertunda, di bawah gazeboo kecil dengan view kota Bandung.

Chương tiếp theo