Kamar Freeya dan Kakek Lummy memang sangat berdekatan. Dari 5 penyihir tingkat SS, Zel dan Freeya adalah dua orang yang diberikan kamar khusus di guild Lumiere. Sedang 3 penyihir tingkat SS lainnya memiliki kamar sendiri di depan kamar Zel. Itu pun mereka bertiga jarang pulang ke guild karena asyik bertualang menjalankan misi. Alhasil sebab turunnya si naga hitam menghancurkan beberapa kamar dalam guild Lumiere selain kamar Kakek Lummy.
Zel dengan cepat mengecek kondisi istrinya yang dia tinggalkan seorang diri di dalam kamar tadi. Si bocah kembar tiga mengikuti Zel dari belakang karena penasaran juga dengan apa yang terjadi sedari tadi. Alasan mereka bertiga juga ikut masuk lebih dalam lagi ke guild yakni mencari keberadaan Kakek Lummy dan memenuhi tugas mereka bertiga. Mereka bertiga juga belum sempat menyampaikan permintaan izin tinggal di dalam guild. Namun rupanya sebagian bangunan guild Lumiere justru sudah hancur terlebih dahulu.
"Di mana agaknya Kakek Master itu berada?" tanya Tan pada Gonocos di sampingnya.
"Entahlah, puing-puing ini menutupi banyak ruangan sepertinya," jawab Cos.
Mereka bertiga yang mengikuti Zel sudah sampai di depan pintu salah satu kamar dihentikan oleh banyaknya puing yang menutupi kamar Kakek Lummy. Zel yang berlari dengan sangat cepat sudah masuk ke kamarnya lewat sela-sela puing. Freeya yang tadi hendak memejamkan matinya tak jadi karena keributan yang ada. Namun untungnya si naga hitam hanya menghancurkan kamar Kakek Master dan sebagian tembok kamar Freeya. Freeya dalam keadaan baik-baik saja dan mereka berdua keluar dengan menghancurkan puing yang menghalangi.
"Tante Freeya! Syukurlah Anda baik-baik saja," ujar Sin langsung memeluk Freeya saat melihatnya selamat.
"Eh, Sintri. Kalian bertiga masih di sini rupanya. Sayang sekali banyak keributan yang terjadi di saat kalian bertiga hendak menginap di sini," kata Freeya mengelus pelan rambut putih Sintri.
"Kami belum meminta izin pun pada Kakek Master," timpal Tan dengan nada agak kesal.
"Paman! Di mana Kakek Master berada? Ada hal yang sangat penting yang hendak aku sampaikan padanya!" kata Cos dengan agak lantang.
Zel melirik ke arah Cos dengan tanda tanya. Sintri yang melepaskan pelukannya dari Freeya beralih menatap Zel. Tan hanya memalingkan mukanya ke arah puing dan menghampirinya. Cos sendiri juga menatap Zel dengan mimik muka menandakan telah terjadi sesuatu yang genting.
"Kakek Master pasti ada di kamarnya. Kamarnya tepat di balik puing-puing itu. Tapi puing-puing itu menutupi pintunya. Kita harus menghancurkannya lebih dulu," kata Zel mengalihkan pandangannya seraya menunjuk puing besar di depan mata.
Di tempatnya, Freeya tersenyum tipis dan langsung melakukan peregangan pada tubuhnya sebentar lantas maju mendekati puing besar yang ada. Zel sudah tahu apa yang akan dilakukan istri tercintanya itu.
"Tan, mundurlah ke tempat dua saudaramu itu," perintah Freeya. Tan mau tak mau pun menuruti.
"Kalian berdua lihatlah dengan baik istri tercinta Paman beraksi," bisik Zel dengan bangga pada Sin dan Cos.
Reaksi yang dihasilkan dari si anak berhati polos berambut putih dengan si anak lelaki maniak sihir pun sama namun agak berbeda. Sintri hanya tersenyum dan melihatnya kagum biasa. Sedang Cos sungguh tergila-gila rasa penasarannya akan sihir apa yang hendak ditampilkan Freeya. Bola mata Cos seakan hendak meloncat keluar tak sabar menyaksikan sihir Freeya.
Sedang reaksi dari si anak perempuan berambut hitam sangat berbeda dari dua saudara kembarnya. Dia hanya melihat biasa saja dan berharap semuanya segera selesai.
Freeya mulai mengepalkan tangan kanannya, mengangkatnya setinggi dada, kemudian menggerakkannya sedikit ke belakang. Freeya menarik napasnya dalam-dalam. Dia mengalirkan ES pada kepalan tinjunya itu dengan sangat cepat dan juga dalam jumlah yang agak banyak sehingga memancarkan cahaya biru yang berkilat-kilat menyilaukan mata. Setelah dirasa kepalan tinjunya sudah terlapisi ES dengan sempurna, segera Freeya hantamkan pada puing besar di depannya.
"Ukulamatikan!!"
Bugh!!! Seketika puing besar tersebut hancur berkeping-keping dan bertebaran ke mana-mana. Alangkah terkejutnya Sintri dan Gonocos yang menyaksikan sihir tipe kekuatan milik Freeya. Lebih terkejut lagi saat mereka melihat pintu kamar Kakek Master yang ternyata tidak ada. Akhirnya mereka dapat melihat langsung ke arah kamar Kakek Master.
"Ayo kita cepat masuk dan mengecek keadaan Kakek Master!" ajak Freeya langsung berjalan masuk ke dalam. Trigonometri dan Zel mengikuti.
Di dalam kamarnya, Kakek Lummy Yowerf masih berdiri termenung memendam rasa kesalnya. Bahkan suara dentuman puing besar yang dihancurkan Freeya saja tak menggugah rasa penasarannya.
"Yo, Kek! Anda tak apa-apa?" tanya Zel memastikan.
Sedang Freeya lantas menghampiri si kakek berkepala layaknya lampu 5 watt itu. Diceknya berkali-kali tubuh kecil Kakek Lummy guna memastikan baik-baik saja. Tak seperti biasanya, Kakek Lummy yang sangat semangat dengan kedatangan wanita cantik seperti Freeya, kali ini justru bersikap biasa saja bahkan tak acuh.
"Aku baik-baik saja, Freeya. Terima kasih telah mengkhawatirkanku," ujar Kakek Lummy.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Kek?" tanya Freeya yang tak mengerti keadaannya.
"Kita diserang. Musuh mengendarai naga hitam tapi sekarang sudah tak apa-apa. Musuh sudah pergi menjauh," jelas Kakek Lummy sesingkat-singkatnya.
Dia tidak mau para anggotanya tahu hal yang sebenarnya. Namun di balik itu semua, Kakek Lummy mempunyai rencana untuk menjadikan para anggotanya lebih kuat lagi ke depannya.
"Naga?! Memangnya makhluk legenda seperti itu benar-benar ada, Kek?!" tanya Cos setelah mendengar kata 'naga'. Sikap dan jiwa maniaknya keluar saat ada suatu hal yang mengusik rasa kagum dan penasarannya.
"Siapa tiga bocah itu?" taya Kakek Lummy yang lupa dengan adanya Trigonometri.
"Oh! Mereka ini anak-anak yang Anda temui di ruang depan tadi, Kek." Zel menerangkan lalu berbisik pada Tan yang posisinya paling dekat, "Cepat katakan apa yang kalian bilang penting tadi. Katakan pula tujuan kalian yang tak kunjung kesampaian."
Tan menyetujui saran dari Zel saat itu juga. Si bocah maniak sihir itu tak bisa diharapkan saat fokusnya hanya pada hal-hal yang dia kagumi.
"Langsung saja! Ada 2 hal penting yang hendak saya sampaikan, Kek! Pertama tujuan kami bertiga datang ke sini yakni untuk meminta izin Master Guild Lumiere agar membolehkan kami bertiga menginap di sini semalam!" jelas Tan dengan suara lantang.
Kakek Lummy yang meski dengan suasana hati panas, namun masih bisa berpikir dengan kepala dingin. Dia berpikir sejenak untuk mengambil keputusan lalu membuka mulutnya untuk memberikan jawaban.
"Kalian bertiga saya izinkan! Tidurlah senyaman kalian di tempat mana pun dari guild ini. Kalian lihat sendiri keadannya sekarang seperti apa. Terus hal yang kedua?" kata Kakek Lummy.
"Terima kasih banyak, Kek. Hal yang kedua yakni keadaan Kota Nakasam sedang tidak baik-baik saja!" singkat Tan.