webnovel

Rusa yang Menghilang

Dari balik jendela kaca buram dapur kedai Madam Sofie, Noah memeriksa dengan lebih aman kondisi di Dramiz Plaza. Nahas, pasar teramai di Lyminael itu telah berubah sepenuhnya, bukan lagi pusat perputaran uang antara penjual dan pembeli atas barang atau jasa, melainkan perbudakan, pelecehan, dan kekerasan. Entah siapa orang-orang yang sangat lancang memasuki Kestrea dan menyeret-nyeret anak dan perempuan tak berdosa itu hingga mereka berderai air mata sepanjang jalan setapak bertanah merah disana. Benar-benar pemandangan yang sangat mengiris hati, namun sial apa dayanya saat ini? Bertahannya kedai Madam Sofie sebagai tempat persinggahan para penjajah itu saja sudah sangat disyukurinya. Juga dengan ruangan tempatnya berada saat ini, yang selalu menjadi tempat pertemuan politik rahasia sepanjang Noah menjalankan tugasnya sebagai Jenderal Perang Kestrea.

KRIEKK ...

Noah setengah mengangkat pedangnya begitu mendengar suara pintu ruangan dibuka, lekas berbalik. Seseorang memang datang, dengan dahi dan matanya yang tertutup jubah wol coklat tebal. Itu bukan Madam Sofie yang mengantarkan makanan, apalagi Tyra yang ajaibnya tertidur pulas dan mendengkur selagi menunggu daging rusa idamannya dihidangkan.

"Siapa Kau?" Noah mendekat pada si pembuka pintu misterius. Namun baru dua langkah, Ia sudah berhenti, "Asle ..."

"Bagaimana Kau bisa berada disini? Bagaimana dengan Perlington Hold?" tanyanya beruntun pada Asle, pria pembuka pintu yang baru saja menurunkan tudung jubahnya.

"Aku ..."

"Hoaamm ... ada apa ..."

Asle mengerutkan dahinya tajam, "Siapa dia?" tanyanya terdengar tak ramah, menunjuk Tyra yang masih belum sepenuhnya sadar dari tidur dalamnya meski hanya belasan menit.

"Dia ..."

"Tunggu, apa Kau ..." Asle mendekat perlahan ke arah Tyra, membuat gadis itu awas, bahkan hampir beranjak dari tempat duduknya, "Kau siapa? Noah! Siapa orang ini?"

"Kau adalah si wanita Ieves itu?" pekik Asle, melirik Noah dan Tyra bergantian, hingga Noah terpaksa mengangguk malas, "Ya, dia Elleanor Tyra. Ieves terkuat dan termurni Lyminael ..."

Asle membulatkan matanya sempurna, menatap Tyra tak percaya nan dramatis, "Demi Alam dan Segala Isinya! Kau benar-benar berhasil membawanya, Jenderal Noah Clodio!"

"Je-jenderal? Jenderal ... Noah?"

"Hahaha!"

Asle dan Noah hanya diam tak mengerti kenapa Tyra sampai tertawa terbahak-bahak seraya menunjuk Noah seperti itu.

"Kau baru saja mengarang cerita baru, Noah Clodio? Jenderal katamu? Astaga ... haha ..."

SRANGG!

"Ha ... ha ..." Tyra seketika berhenti tertawa tatkala Noah tiba-tiba menaruh pedang di lehernya. Besi tajam itu bahkan sudah terasa dingin di lehernya, "A ... apa-apaan Kau ..." ujarnya panik, terbata-bata. Sejak kapan pria itu memegang pedang? Batinnya.

Noah mendekat, tanpa menarik jarak antara pedang dan leher gadis itu, "Tutup mulutmu, pelankan suaramu, dan jangan sesekali mengolok apapun soal Lyminael. Kau tidak tahu apa-apa, gadis bodoh," ujarnya dingin menusuk.

Mata biru itu kembali menerang seperti saat itu, di kondisi serupa saat pria itu marah padanya, membuat Tyra merinding takut, "Ba ... baiklah, Aku minta maaf. Tolong jauhkan pedangmu ..."

"Hey, sudahlah, Noah. Jangan terlalu sensitif." Asle mendorong pedang itu menjauh dari Tyra, pun si pemiliknya sekalian, "Duduklah, Aku ingin bicara. Ini penting," lanjutnya.

"Jawab dulu pertanyaanku, bagaimana Kau bisa ... ada disini? Bagaimana dengan ..." Noah meneguk salivanya sendiri, "Greta ..."

Asle menggeleng, "Aku tidak tahu bagaimana kondisi Perlington Hold, dan juga Greta," ujarnya. "Saat itu Aku meloloskan diri, setelah Kaisar Ghent ..."

"Memerintahkanku meninggalkan istana, dan dirinya ... yang sudah hampir tak bisa diselamatkan," lanjutnya, terdengar sendu.

Tyra di tempatnya paham, bahwa apa yang dikatakan Asle adalah sebuah cerita sedih di negeri asing tempatnya berada saat ini. Tapi apa itu Perlington Hold? Siapa Greta? Siapa Kaisar Ghent? Pertanyaan itu menuntut penjelasan, tapi lihatlah Asle, lebih lagi Noah, mereka seolah dapat memaki siapapun yang mempertanyakan hal-hal dasar seperti itu.

KRIEKK ...

Pintu kembali dibuka, kali ini Madam Sofie, membawakan hidangan untuk Tyra dan Noah, mungkin juga untuk Asle yang baru datang. Merasa agak tahu diri, Tyra membantu Madam Sofie menata makanan di meja.

"Silakan dimakan, Gadis Cantik. Maaf menunggu lama, belakangan cukup sulit menemukan rusa di hutan," ujar Madam Sofie seraya memotong daging rusa bakar bagian kaki.

"Ahm ..."

"Bagaimana bisa penduduk Kestrea kesulitan mendapatkan daging rusa, Madam? Kemana rusa-rusa itu pergi memangnya?" Noah memotong ucapan basa-basi Tyra, membuat gadis itu mencebik, lanjut saja makan.

"Selain tempat keberadaan portal menuju dunia manusia yang waktu itu Kau lewati dan membuatmu hampir mati, Grass Falcon Forest telah banyak kehilangan isinya, termasuk para rusa, dan hewan-hewan yang biasa diburu, bahkan yang hidup liar sekalipun," jawab Madam Sofie.

"Itu benar. Kestrea, dan Lyminael ... benar-benar dalam masa krisis saat ini, Noah," tambah Asle.

Noah menghela nafasnya berat, membuat Tyra semakin memperhatikan wajah frustasi penuh beban itu sembari mulutnya asik mengunyah daging. Meski ragu dan takut, akhirnya Tyra memberanikan diri untuk menimbrung pembicaraan, "Bagaimana caranya keluar dari kriris?" tanyanya kemudian, mengundang seluruh pandangan cepat terpusat padanya.

"Noah, Kau tidak memberitahunya?"

"Belum."

"Ah, begitu. Baik, biar kujelaskan. Begini, Elleanor ..."

****

Tyra dan Noah membuka mata mereka usai merasakan sesuatu mendorong mereka ke belakang nyaris terhempas. Sebelumnya kedua telapak tangan mereka menengadah ke celah antara dua pohon oak, kembali berusaha membuka portal entropi ke dunia manusia. Seluruh titik di Grass Falcon Forest telah mereka susuri, dan kali ini, mereka menemukannya.

"Wah, apa lagi ini? Apakah Kita baru saja bekerja sama?" Tyra memeriksa telapak tangannya yang terasa ajaib.

"Hm. Kita berhasil memadukan dua entropi, dan beruntungnya itu cukup kuat hingga portal ini terbuka," jawab Noah.

Tyra mengangguk-ngangguk, "Begitukah?"

"Ya, jadi silakan Kau kembali ke duniamu. Kau sudah tahu caranya," titah Noah, membuka jalan setapak lebih lebar untuk Tyra. Namun gadis itu tak kunjung beranjak melangkah, malah mematung, memandang kosong dedaunan kering di tanah yang tertiup angin dan tergerak energi portal.

"Elleanor ..."

"Kenapa Kau memintaku kembali?"

"Karena tempatmu bukan disini."

"Tapi Ayahku ada disini. Setidaknya dulu, dan Aku keturunannya, yang temanmu sebut sebagai 'Ieves terkuat dan termurni'. Juga bagaimana dengan misiku?"

"Itu belum dimulai."

"Lantas kapan?"

Noah terdiam, tak menyangka seorang Elleanor Tyra yang disebutnya bodoh itu bisa juga berbicara serius. "Aku akan kembali ke duniamu jika sudah waktunya," ujarnya tak terdengar pasti, membuat Tyra menghela nafasnya panjang, mengangguk kemudian, "Baiklah, Aku akan menunggumu ..."

"Tapi Kau perlu tahu ..." lanjutnya, mendekatkan diri pada pria di depannya, "Jika Aku jauh lebih siap daripada yang Kau kira, Noah Clodio."

Chương tiếp theo