webnovel

KEBENARAN YANG SALAH

Didalam kelas Iqmal tengah tertidur dengan menyilangkan tangannya diatas meja kepalanya dia tenggelamkan diantara kedua tangannya tersebut, disaat yang lain heboh berencana melakukan demo Iqmal tidak peduli yang terpenting baginya dia tidak ada hubunganya dengan kejadian hari ini dan terlebih lagi dirinya berharap segera pulang. Langkah kaki terdengar berirama seperti ada ketukan disetiap langkahnya, beberapa orang yang berada didalam kelas memperhatikan dua orang siswa yang seharusnya tidak ada didalam kelas mereka, samar-samar Iqmal mendengar langkah kaki tersebut namun dia tidak peduli, Iqmal pikir itu mungkin langkah kaki teman-temannya yang lain. Dua wanita tersebut berhenti didepan sebuah meja dengan Iqmal yang masih tertidur.

Tukk.. Tukk..

Salah satu wanita tersebut mengetukkan meja dengan jari telunjuknya membuat Iqmal sedikit bereaksi.

"Apa sih, kalo udah boleh pulang baru bangunin gua" keluh Iqmal merasa tidurnya diganggu.

Tuk..tuk..

Wanita tersebut mengulang gerakannya diawal namun kali ini ketukannya lebih keras

"Woii berisik tahu!" kesal Iqmal akhirnya terbangun mengangkat kepalanya dan mendapati dua orang wanita tengah berdiri didepannya

"Hai partner" sapa wanita tersebut tersenyum manis. Iqmal mengangkat sebelah alisnya bingung "Hah"

***

Tahun 2039,

Meeting pada pagi hari ini perihal peluncuran teknologi terbaru, Rich mendengarkan namun pikirannya tidak fokus ada banyak hal yang sedang dipikirkannya. Seorang pemimpin meeting memberikan isyarat kepada Rich apakah ada yang harus diperbaiki atau tidak "Pak apa ada yang harus diperbaiki?". Rich yang sedari tadi hanya mendengarkan tanpa berkonsentrasi tergagap "Ehem.. Tidak lakukan saja sesuai rencana" ucap Rich berusaha terlihat profesional.

"Jika tidak ada pembahasan lagi kita akhiri meeting hari ini" sambungnya mengakhiri meeting, dengan segera Rich keluar dari ruangan diikuti oleh yang lain. Rich berjalan terburu-buru ke ruangannya tanpa memedulikan yang lain

"Rich tunggu!" panggil seorang pemimpin meeting yang merupakan Yohan asisten sekaligus teman baiknya. "Urus semua sesuai rencana ada yang mau gua kerjain, nanti kita bicara lagi" ujar Rich tanpa mengurangi ritme jalannya.

"Bukan itu, ada yang mau gua kasih tahu" sahut Yohan sembari berusaha menyamakan jalannya dengan Rich. Rich berhenti saat dia sudah tiba didepan pintu ruangannya, dia melihat kearah Yohan "Ada apa?". Yohan menyerahkan sebuah map merah kepada Rich "Data yang lu minta dan.. "

"Oke thank's" sela Rich memotong dia membuka pintu ruangan dan saat pintu terbuka seorang wanita yang sudah menunggunya sedari tadi tersenyum, berbeda dengan Rich yang justru terlihat bingung

"Felicia?"

***

Tahun 2012

"Lalu apa hubungannya sama gua?" tanya Iqmal tidak mengerti.

"Kunci ruangan CCTV ada dimeja guru olahraga, kalo lu yang mengambil guru tidak ada yang curiga karena lu salah satu siswa berprestasi dibidang olahraga disekolah ini" terang Yuki

Iqmal mengerutkan keningnya tidak percaya dengan yang dikatakan oleh dua orang wanita yang berada didepannya, mereka meminta tolong dirinya agar mencuri "Gila, lu nyuruh gua nyuri".

"Bukan gitu"

"Itu sama aja kayak gua ngasih tahu kalo gua yang ambil soal tersebut" semburnya. Iqmal berbalik arah meninggalkan mereka berdua. "Ada orang yang harus kita selamatkan dari kejadian ini karena dia gak bersalah" ujar Yuki menghentikan langkah Iqmal. Pria bertubuh atletis itu menoleh kearah Yuki, mengangkat sebelah alisnya ekspresi wajahnya meminta sebuah penjelasan.

"Gua gak bisa jelasin, tapi nanti jika berita itu tersebar.." Yuki menghembuskan napas pelan sebelum melanjutkan kalimatnya. "Gua percaya kalo dia gak bersalah. Itu sebabnya gua butuh bantuan lu"

Iqmal menatap Yuki dengan ekspresi tidak mengerti namun sedetik kemudian ekspresinya berubah. "Aneh" cibirnya.

"Iqmal.."

"Udahlah gua gak mau ikutan" sela Iqmal saat Elsa hendak mengatakan sesuatu. Iqmal melambaikan tangannya malas seraya pergi dari hadapan mereka. Yuki mendesah melihat Iqmal pergi sedangkan Elsa terlihat kesal.

"Lu yakin kalo dia.." ujar Elsa ragu tidak melanjutkan kalimatnya. Yuki menoleh kearah Elsa "Lu salah satu fansnya seharusnya lebih tahu daripada gua"

Elsa bergumam saat mendengar jawaban tersebut. "Kita gak pernah tahu apa yang orang lakukan saat tidak terlihat". Merekapun pergi dari tempat itu dengan perasaan yang tidak menentu. Dari balik dinding tidak jauh dari tempat dimana Iqmal, Yuki dan Elsa berbicara tanpa disadari ada seorang siswi dengan gelang pink dipergelangan tangannya yang sedari tadi mendengarkan obrolan mereka.

***

Para guru masih sibuk memeriksa handphone setiap murid dan mengecek ulang CCTV namun sayang karena hanya ada satu kamera yang terpasang membuat mereka kesulitan dalam menemukan pelaku kebocoran soal. Sedangkan diluar para murid menuntut agar pihak sekolah segera menemukan solusi dari permasalahan yang terjadi, mereka juga meminta agar handphone milik mereka dikembalikan. Disisi lain Yuki tengah melamun memandangi buku cokelat usang miliknya, dia tengah berpikir bagaimana cara menyelesaikan permasalahan ini.

Dikejauhan sekumpulan siswa dan siswi tengah asyik bermain dengan handphone mereka. Beberapa diantaranya ada yang membaca sebuah buku, sepertinya mereka salah satu murid yang juga tidak peduli dengan insiden yang terjadi. Yuki memperhatikan siswa-siswi yang bermain handphone, sebagian siswa memang telah mendapatkan handphonenya kembali. Yuki teringat oleh sebuah kertas yang dia temukan ditempat sampah ruangan guru.

Flashback

"Kertas apa itu?" tanya Elsa mendekati sahabatnya tersebut. Yuki memberikan kertas tersebut kepada Elsa agar dia dapat membaca isinya.

"Inikan.." ucapan Elsa tertahan saat membacanya

"Daftar pemenang perlombaan nasional yang biasa diadakan enam bulan sekali" sambung Yuki melanjutkan kalimat Elsa

"Tapi, bagaimana? Gua hampir tiap hari lihat mading dan gak pernah nemuin ini, bahkan informasi adanya perlombaanpun gak ada". Yuki mendesah kecewa "Ada guru yang melakukan kecurangan dengan memberikan informasi ini hanya kepada beberapa murid saja". Elsa meremas kertas tersebut menahan kekesalannya, Yuki tahu jika Elsa berjuang mencari perlombaan untuk mengasah kemampuannya dan untuk menambah daftar prestasi untuk buku raportnya namun dilain pihak ada oknum yang dengan mudahnya mendapatkan hal tersebut.

"Jika pihak sekolah mengumumkan perlombaan ini di mading maka mereka harus melakukan penyeleksian untuk menentukan siapa yang berhak menjadi perwakilan sekolah" terang Yuki

".. Dan itu sebabnya mereka menyembunyikan hal ini, agar mereka tidak perlu melakukan penyeleksian" timpal Elsa

"...Atau membantu murid-murid khusus untuk meningkatkan poin mereka agar bisa masuk ke perguruan tinggi terbaik" sambung Yuki. Mereka saling bertatapan "Argh.." geram Elsa meluapkan kekesalannya.

Flashback off

Yuki mengambil kertas tersebut dari balik saku kemejanya dia membaca ulang nama-nama murid yang tertulis dikertas tersebut. Yuki memicingkan matanya melihat kearah siswa-siswi yang berkumpul memastikan jika mereka merupakan orang yang namanya tertulis.

"Nih. Handphone lu" tegur seorang teman wanita yang sekelas dengannya memberikan handphone milik Yuki.

"Oh iya sekalian punya Elsa" lanjut teman wanita tersebut. Yuki mengambil handphone tersebut mengangguk "Thank's". Dia kembali memperhatikan sekumpulan murid yang tadi namun mereka telah pergi dari tempatnya entah kemana.

***

Tahun 2039

Rich, Felicia dan Yohan berada didalam ruangan yang sama, ruang kerja Rich. Mereka masih diam tidak ada yang ingin memulai percakapan.

"Kenapa lu gak ngasih tahu kalo dia ada disini?" senggol Rich kearah Yohan disebelahnya. Yohan mengaduh pasalnya Rich bukan hanya menyenggol tapi juga menyikut perutnya "Gua tadi mau bilang, lu potong mulu"

"Ekhem.." dehem Rich memecah suasana canggung, sebenarnya suasana canggung hanya dirasakan oleh Rich dan Yohan karena sejak kepulangan Rich dari Seoul mereka memeriksa data pribadi wanita didepan mereka sembunyi-sembunyi dan kini wanita tersebut ada disini.

"Ada keperluan apa kamu kesini?" tanya Rich memulai obrolan. Felicia tersenyum tipis mendengar pertanyaan tersebut "Sepertinya kamu sudah mengenal ku". Rich terkejut mendengar jawaban tersebut seperti telah tertangkap basah.

"Kamu salah satu dari tim Prof. Alfa tentu saja aku tahu, dia memiliki tim terbaik" ujar Rich dengan tenang menghilangkan wajah terkejutnya. Felicia mengangguk paham, Rich menuju kursinya dan juga mempersilahkan tamunya untuk duduk "Silahkan duduk". "Ada yang ingin aku sampaikan, tapi aku tidak bisa mengatakannya kepada yang lain" ujar Felicia melirik kearah Yohan, Rich memberikan isyarat agar Yohan menunggu diluar.

"Jadi?"

Felicia tersenyum "Melihat bagaimana kamu berbicara sepertinya kamu sudah banyak mencari tahu tentang saya". Felicia melihat sekitar dan pandangannya terfokus kepada sebuah map merah yang berada diatas meja kerja Rich.

"Kamu datang kesini bukan hanya untuk bahas ini kan?" sindir Rich

"Lebih dari itu" Felicia menyerahkan sebuah file kepada Rich. "Itu adalah project rahasia yang Prof. Alfa jalankan. Aku rasa kamu harus mengetahui soal ini" terangnya. Rich mengambil file tersebut dan melihat-lihat sekilas "Time machine" tatapannya menyorot ke arah Felicia meminta sebuah penjelasan.

"Sesuai dugaanku, kamu tidak tahu soal ini" ujar Felicia menatap Rich datar.

"Hahaha" tiba-tiba Rich tertawa. "Are you kidding me? Kamu pikir ini dunia novel? Mesin waktu, hahaha.. yang benar saja" ledeknya. Felicia masih bersikap datar, tidak terbawa emosi dengan ledekkan yang dilontarkan oleh anak dari pimpinan perusahaan. Felicia mengeluarkan gadget nya, dia membuka sebuah galeri dan menampilkannya secara 4d membuat Rich dapat juga melihatnya. "Kamu mengenalnya?" tanya Felicia. Rich sedikit terkejut dengan foto yang Felicia tampilkan namun dia bisa menutupi wajah keterkejutannya. "No" jawab Rich datar.

"Dia adalah orang yang dijadikan objek dalam penelitian ini"

"Lalu?"

"Kamu harus menghentikan project ini, dan bawa dia kembali.."

"Kenapa aku harus melakukan itu?". Rich berjalan menuju lemari pendingin mini yang berada disudut ruangan. "Jadi projectnya berhasil? Jika berhasil bukankah itu bagus untuk perusahaan?". "Project ini tidak bisa dilanjutkan lagi, kamu harus membawanya kembali" desak Felicia. Rich menuangkan air bersoda kedalam gelasnya "Kenapa aku harus melakukannya? Mau minum? Jika dia bersedia...". "Dia adalah kekasihmu" sela Felicia. Rich menoleh mendengar perkataan tersebut "Hah". Felicia berjalan kearah meja kerja Rich dia mengambil map merah yang berada disana, Rich yang tidak suka berusaha mencegahnya "Hei.."

"See, kamu mencari tahu tentang ku dan juga tentang wanita ini bukan? Kamu merasakan ada perasaan yang aneh saat melihat dia kan?" sembur Felicia memberondong banyak pertanyaan. Rich hanya terdiam mendengar semua pertanyaan tersebut dia tidak tahu harus menjawab yang mana atau harus menjawab apa.

"Kamu tidak ingat?" tanya Felicia ketir

"Tentu saja. Tentu saja kamu tidak ingat, karena dia tanpa sengaja mengubah kejadian yang gak seharusnya". Felicia mendekati Rich menatap wajah pria yang lebih muda darinya "Hentikan semua ini sebelum semuanya terlambat. Sebelum kamu benar-benar tidak mengingatnya lagi" pintanya. Setelah selesai mengatakan hal tersebut Felicia ijin pergi sedangkan Rich masih terdiam berusaha mencerna semua perkataan wanita itu.

"Apa-apaan dia" Rich melepas kepergian Felicia dari ruangannya dengan raut wajah aneh. Setelahnya Felicia pergi Yohan segera masuk kedalam ruangan Rich "Kenapa dia kesini?" serobot Yohan tanpa permisi.

"Cari tahu soal ini dan apa saja yang sedang dilakukan Prof. Alfa" perintah Rich kepada Yohan

"Apa ini?" tanya Yohan heran melihat nama Time Machine dalam file yang diberikan oleh Rich

"Cari tahu saja. Lakukan secara diam-diam" perintah Rich. Yohan mengangguk "Okay"

"Kekasih?" gumamnya seorang diri memandangi foto wanita yang dikatakan sebagai kekasihnya

***

Tahun 2012

Setengah hari dilalui para murid tanpa aktivitas apapun, mereka hanya menunggu sesuatu yang tidak pasti. Banyak murid yang sedari tadi sudah mengeluh agar dipulangkan saja tapi pihak sekolah masih takut jika berita ini tersebar itu pasti akan mencoreng nama baik sekolah. Pihak sekolah baik guru ataupun staff yang lain tengah berusaha untuk menemukan petunjuk dan juga menahan murid agar tidak pergi meninggalkan lingkungan sekolah untuk mencegah berita bocoran soal terungkap. Salah seorang guru wanita tengah memandangi layar dengan amat teliti, dengan kacamatanya dia memperhatikan dengan sangat cermat setiap menit dari video yang dia lihat.

"Coba mundurkan. Majukan beberapa menit" ucapnya mengulang setiap video kepada petugas keamanan

"Bu kita sudah lakukan ini berjam-jam dan hasilnya tetap sama" keluh petugas tersebut merasa jenuh dengan aktivitas yang dilakukannya tidak membuahkan hasil.

"Apa tidak ada CCTV lagi yang belum di cek?" tanya guru wanita yang terlihat berumur 40an

"Ini udah semua CCTV yang terpasang disekolah"

Guru wanita itu melihat kaset rekaman berjumlah 3 buah "Tunggu, bukankah seharusnya ada 5 rekaman, kenapa hanya ada 3?". "Satu CCTV yang berada diruang kepala sekolah rusak, sepertinya pelaku yang merusaknya dan satu CCTV lagi berada diarea jalan gapura masuk sekolah. Hanya ada orang-orang yang melintas disana" terang petugas tersebut.

"Berikan aku rekaman yang berada diarea gapura!" pinta guru wanita tersebut. petugas keamanan tampak bingung "Untuk apa?"

"Mungkin saja kita bisa menemukan sesuatu yang mencurigakan dari sana, cepat" desak guru wanita itu. Petugas keamanan menurut dia segera mencari rekaman yang diminta "Baiklah"

Siswi bergelang pink tersebut memasuki ruangan guru. Para guru tengah sibuk membuat kehadiran siswi tersebut tidak mendapat banyak perhatian, salah seorang petugas keamanan berlari terburu-buru memasuki ruangan namun sayang karena tidak hati-hati petugas tersebut tanpa sengaja menabrak seorang siswi yang berada didepannya

BRUKK..

Box yang dibawa oleh petugas keamanan tersebut terjatuh kelantai membuat isinya berantakan, beberapa kaset dan buku-buku catatan terjatuh dari dalam box, siswi yang ditabrak petugas mengaduh kesakitan "Aduh.." namun tidak lama dia bangkit berdiri ikut membantu membereskan box yang dibawa petugas "Maaf ya neng gak sengaja" ucap petugas tersebut merasa bersalah. Siswi bergelang pink tersebut tersenyum "Gak apa-apa Pak". Saat petugas tersebut hendak pergi menuju mejanya siswi bergelang pink tersebut mencegahnya dengan sebuah pertanyaan "Ini kaset apa Pak?". "Oh ini, rekaman didepan jalan gapura semoga aja pelakunya ketahuan disini" ujar petugas tersebut, dia mengambil kaset itu dari tangan siswi bergelang pink, saat siswi tersebut hendak mengikuti petugas keamanan tiba-tiba seorang guru yang tidak jauh darinya memanggil "Neng kamu kelas berapa?". "03 Bahasa-2" jawab siswi bergelang pink. "Bapak minta tolong, tolong kasih ini ke anak 02 IPS-2 ya" tolong guru tersebut ke siswi bergelang pink yang masih asyik memperhatikan interaksi petugas keamanan dan guru wanita. "Neng?" tegur guru itu saat siswi didepannya hanya diam. Siswi bergelang pink sedikit terkejut dia memalingkan pandangannya dan tersenyum ramah kepada guru didepannya "Baik Pak nanti saya serahkan ke anak IPS-2". Siswi bergelang pink tersebut pergi dari ruangan guru dengan membawa box kecil, saat keluar telinganya menangkap sebuah obrolan singkat antara petugas keamanan dan guru wanita disebelah petugas.

"Bukankah ini jaket anak bola?" tanya guru wanita tersebut

"Iya bener, tapi untuk apa dia datang pagi-pagi buta seperti itu?" curiga petugas

"Sepertinya kita menemukan pelakunya"

***

Drett.. Drett..

Handphone Yuki bergetar dilihatnya sebuah notif pesan yang masuk, sebuah broadcast berisi video, Yuki membuka video tersebut ekspresinya terlihat sangat terkejut.

"YUKI" dari jauh Elsa berteriak memanggil namanya, dia berjalan dengan cepat menghampiri Yuki. "Lihat ini!" desak Elsa saat telah tiba. Yuki beranjak dari tempat duduknya wajahnya pias "Elsa, apa yang harus..". belum sempat Yuki meneruskan kalimatnya seorang siswa dan beberapa orang mengahampirinya dengan kasar salah seorang siswa menarik tangan Yuki membuat kedua orang tersebut saling berhadapan "Lu yang nyebarin video ini?". Yuki terdiam tidak berkata apa-apa, handphonenya bergetar lagi sebuah notif masuk dan diikuti dengan handphone yang lain sebuah notif pesan yang sama. Mereka yang berada disana secara bersamaan membuka handphone masing-masing dan menemukan sebuah fakta dari pesan video sebelumnya. Didalam video terlihat seorang siswa berjaket hijau lambang jaket ekstrakurikuler bola tengah berjalan melewati gerbang sekolah namun video juga menangkap siswa yang sama masuk melalui jalur belakang dimana tidak tertangkap CCTV disana. Dalam video juga tertulis sebuah judul yang membuat orang lain salah paham dibuatnya 'Pelaku Bocoran Soal Masuk Melalui Jalur Belakang'. Masalahnya adalah wajah siswa tersebut terlihat sangat jelas dan orang tersebut merupakan salah satu siswa yang menghampiri Yuki.

"Bukannya ini lu?" tanya pria berambut ikal kepada temannya

"Iq.. Iqmal" bisik Elsa tidak percaya melihat wajah pria yang berada disebelah kanannya, sedangkan Iqmal melihat gadis yang berada didepannya dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.

Chương tiếp theo