"Lu yang ngelakuin?" tanya Iqmal.
Yuki menggeleng, "Bukan gua" sorot matanya menandakan ucapannya jujur.
"Apa ini balas dendam karena gua nolak kerjasama?" Iqmal menatap sinis kearah Yuki, "Kalo bukan lu lalu siapa?" desak Iqmal menginginkan sebuah jawaban
"Bukannya Yuki udah ngasih tau bakal ada kambing hitam tapi lu gak percaya" sela Elsa, emosi melihat temannya dituduh.
Mereka kini tengah berada diatap sekolah membicarakan video rekaman yang beredar. Iqmal, Sodikin, Agnes, Yuki, dan Elsa berbicara perihal video rekaman yang tersebar.
"ARGHT" Iqmal menendang botol yang berada disebelahnya membuat isinya yang tinggal sedikit membasahi lantai, dibelakang seorang teman mendekati Iqmal berusaha menenangkannya.
"Sorry boleh gua tanya sesuatu, Mal" ujar seorang teman berambut ikal, dengan wajah frustrasi Iqmal menoleh kearah Sodikin temannya. "Apa?"
"... Ke.. Kenapa lu datang lebih pagi hari ini?" dahi Iqmal mengerut mendengar pertanyaan dari Sodikin, "Maksud gua.. gak biasanya lu datang di jam segitu, kayak bukan lu" ujar Sodikin memperbaiki kalimatnya.
Iqmal menarik sebelah bibirnya keatas "Lu nuduh gua nyuri soal?"
"Gua gak nuduh, gua cuman nanya kenapa lu bisa ada disekolah di jam yang sepagi itu. Bahkan murid-murid pinterpun belum pada datang.."
"WOI SODIKIN!" Iqmal menarik kerah baju Sodikin, semua orang yang berada disana melihat hal tersebut dengan cepat melerai mereka berdua Agnes juga berusaha melepaskan cengkraman tangan Iqmal dari seragam Sodikin.
"Kalo lu emang gak ngelakuin itu.." Sodikin melepas paksa pegangan tangan Iqmal dari kerah seragamnya "..Lu gak perlu marah". Setelah mengatakan itu Sodikin pergi meninggalkan mereka semua.
"Lu mau kemana?" tanya Agnes menahan Sodikin berjalan pergi.
"gua gak mau ikut terlibat dalam kasus ini" jawab Sodikin yang memutuskan untuk pergi. Agnes memandangi Iqmal lalu melihat kearah Sodikin yang telah terlebih dahulu pergi, dia bingung harus stay disini atau mengikuti langkah Sodikin.
"Sodikin bener, lu gak perlu ikut terlibat" ujar Iqmal menepuk pundak Agnes pelan.
Agnes hendak protes namun Iqmal telah terlebih dahulu menyelanya "Gua udah sering dapat SP, tenang aja" ujar Iqmal menenangkan.
Dengan terpaksa Agnes akhirnya menuruti perkataan Iqmal "huh.. Sorry".
Yuki dan Elsa masih berdiri ditempat mereka menyaksikan ketiga lelaki tersebut tanpa berkomentar apapun.
"Kalian berdua juga harus pergi" ucap Iqmal tiba-tiba kepada kedua wanita yang masih berdiri ditempatnya, "Gua gak mau kalian ikut terlibat"
Elsa menoleh kearah Yuki menunggu persetujuan dari temannya tersebut.
"Iqmal?" tegur Yuki
Iqmal menjawab singkat tanpa menoleh kearah gadis tersebut "Hm".
Yuki maju selangkah dibelakang Iqmal, "Sebelumnya gua pernah bilang 'kalo gua percaya orang itu bukan pelakunya' dan.." Yuki terdiam sejenak matanya menangkap wajah Iqmal yang terlihat dari pantulan air yang menggenang dibawah, "..Gua masih percaya kalo lu bukan pelakunya"
Iqmal berbalik melihat Yuki yang tersenyum kepadanya, perasaan Iqmal sedikit tenang mengetahui jika ada seseorang yang percaya kepadanya meskipun saat ini dia belum bisa membuktikan tuduhan tersebut.
"Iqmal semangat" ujar Elsa memberikan semangat, Iqmal menoleh tersenyum melihatnya.
"Lu tahu kan gua ngefans sama lu jadi semangat, idola gua gak boleh nyerah gitu aja" Elsa meninju pelan bahu Iqmal
***
Didalam bilik toilet wanita bergelang pink sedang melihat video rekaman disana dia bisa melihat dengan jelas sebuah bayangan dirinya dalam video meskipun semua orang tidak menaruh curiga kepadanya namun hatinya tetap saja khawatir.
Kreek..
Suara pintu toilet terbuka beberapa siswi masuk kedalam melakukan aktivitas seperti pada umumnya wanita didalam toilet, salah seorang siswi berkuncir satu hendak membuka bilik toilet yang berada diujung namun belum sempat dia buka wanita bergelang pink keluar membuatnya terkejut
"Astaga, ngagetin aja!"
Wanita bergelang pink menunduk "Sorry".
Saat hendak pergi wanita berkuncir satu itu mencegahnya "Hei, lu anak Bahasa kan?" tanyanya. Wanita bergelang pink tersebut mengangguk sebagai jawaban
"Ah.. apa ini punya lu?" tanya wanita berkuncir satu lagi sembari memberikan sebuah note kecil kepadanya, "Ibu kantin belakang menitipkannya kepadaku, didalamnya ada nama pemiliknya.. Mia.." wanita berkuncir satu itu melirik kearah nametag wanita didepannya, keningnya berkerut, sedetik kemudian dia tersenyum "..Itu nama lu?"
Wanita bergelang pink yang bernama Mia buru-buru mengambil note miliknya sebelum akhirnya pergi keluar toilet
"Hei" panggil wanita berkuncir satu tersebut melihat sikap orang didepannya yang menurutnya tidak sopan, "Dia bahkan tidak bilang 'terimakasih', ck.."
***
Tahun 2039
Felicia berada didalam ruangannya sedang melihat beberapa file, salah seorang asistennya masuk kedalam memberitahu jika Prof. Alfa sedang menunggu dirinya diluar.
"Biarkan dia masuk 5 menit lagi, aku ingin membereskan file ini dulu" ujar Felicia, tangannya mulai bergerak cepat merapikan file-file yang dia anggap tidak perlu ada diatas mejanya. Lima menit kemudian Prof. Alfa sudah berada didalam ruangan Felicia dengan raut wajah serius.
"Ada apa?" tanya Felicia
Prof. Alfa tidak langsung menjawab pertanyaan dari Felicia tersebut, dia memperhatikan Felicia dengan tatapan yang penuh dengan selidik, "Aku dengar kamu minta untuk membatalkan subjek" ucap Prof. Alfa tanpa basa-basi.
"Duduklah dulu" ucap Felicia mempersilahkan temannya untuk duduk sebelum membicarakan hal yang serius.
"Semua baik-baik saja?" tanya Prof. Alfa langsung. Felicia mengangguk kecil sebagai jawaban. Prof. Alfa mengambil sebuah file yang berada diatas meja Felicia, "Jika semua baik, kenapa harus dibatalkan?"
Felicia menarik napas pelan sebelum menjelaskannya, "Semuanya baik namun kita gak bisa meneruskan penelitian ini"
"Why? Hasil penelitianku sempurna, subjek sukses kembali ke masa lalunya dan berinteraksi dengan orang-orang dimasa itu kita hanya butuh satu penelitian lagi saat dia kembali.. dan kamu minta ini untuk dibatalkan? ARE YOU CRAZY?" papar Prof. Alfa
"itu adalah troublenya, saat dia kembali ceritanya akan berubah. Entah sesuai yang dia harapkan atau menjadi yang sangat dia sesali" jawab Felicia memberikan pengertian.
"I DON'T CARE! Itu adalah keputusan dari si subjek. Dia sudah mengetahui apa yang akan terjadi sebelumnya dan jika dia ingin mengubahnya itu adalah pilihannya, tugas kita hanya memantaunya saat ini" kekeh Prof. Alfa dengan pendiriannya
"Lalu bagaimana dengan masa depannya? Bagaimana dengan teman, saudara, keluarga dan orang-orang yang mengenalnya dimasa depan?" berondong Felicia tidak mau kalah, Felicia mengambil dokumen yang sebelumnya dia simpan dan membantingnya kehadapan Prof. Alfa, "Look! Apapun yang dilakukan semuanya akan kembali ke titik nol"
Prof. Alfa mengambil dokumen tersebut membacanya dengan cepat, lalu ia kembali melihat kearah Felicia yang masih menunggu jawaban darinya, "Kita belum selesai melakukan penelitiannya.."
"Prof.."
"Keputusanku tetap sama, projek ini tetap dilanjutkan" ucap Prof. Alfa tegas. Felicia mengetahui akan menjadi seperti ini, dia menghembuskan napas perlahan perdebatan antara dia dan Prof. Alfa akan berlangsung sangat sengit pastinya.
***
Tahun 2012
Guru BK memasuki ruangannya didalam sudah menunggu Iqmal yang sedari tadi duduk dengan santai meskipun jantungnya kian berdegup kencang, namun Iqmal selalu mengatakan dalam hati jika dirinya tidak bersalah
[ Lu gak ngelakuin itu tenang ]
Guru BK yang merupakan seorang wanita memperhatikan Iqmal yang berada didepannya, siswa yang tidak asing lagi baginya itu sesekali tersenyum saat melihat dirinya.
"Iqmal kamu tahu apa masalahnya sekarang?" tanya guru BK dengan lugas. Iqmal menatap wajah guru tersebut yang telah berubah garang hanya dalam sepersekian detik.
"Kalo saya bilang bukan saya pencurinya, ibu percaya?"
Guru BK memicingkan matanya "Lalu kenapa kamu datang pagi-pagi? Kamu juga masuk lewat area terlarang sekolah"
"saya datang kepagian gerbang sekolah belum dibuka dan saya kebelakang karena saya pengen ke warung bukan ingin masuk ke sekolah.." Iqmal melihat ekspresi guru BK tidak puas dengan jawabannya ".. Jika Ibu tidak percaya, ibu bisa mengecek CCTV depan gerbang sekolah kembali. Disitu pasti terlihat jika saya masuk lewat sana"
Guru BK menghela napas berat "Kamu pikir saya tidak tahu hal itu?"
"Lalu?" Iqmal mengernyit tidak paham jika tahu kenapa dia masih dituduh
"Masalahnya kamu bisa saja keluar kembali dan masuk bersama dengan siswa yang lain"
Iqmal berusaha membantah argumen yang disampaikan oleh guru BK "Bu saya gak pernah masuk ke ruang kepsek"
"Tidak ada saksi jika kamu tidak masuk kesana" Guru BK menggeleng "Maaf Iqmal".
Setelah melakukan perbincangan tersebut Guru BK meminta Iqmal agar tetap menunggu didalam ruangan BK selama proses rapat yang sedang berlangsung.
Yuki tengah menunggu Elsa yang berada didalam toilet karena bosan dia sembari memainkan handphone miliknya, Yuki membuka menu video dan melihat beberapa video dirinya dan Elsa bersama hingga video tentang Iqmal muncul dilayar yang membuat Yuki tanpa sengaja melihatnya lagi namun saat diperhatikan Yuki melihat ada sebuah keganjilan dalam video tersebut, Yuki mengulang video itu dan mulai serius memperhatikan setiap menitnya.
Garis bibirnya terangkat keatas membentuk sebuah lengkungan yang indah "Ketemu", dengan segera Yuki mengirim pesan kepada Iqmal.
Semua telah berkumpul di ruangan serbaguna menunggu hasil dari kasus yang membuat satu sekolah heboh dibuatnya, Yuki maju kedepan dia menunjuk salah satu guru dan mengatakan sesuatu yang membuat semua orang mendengarnya terkejut
"Pelakunya adalah.. Dia"