webnovel

Aarav Alkatiri, sembilan tahun lalu

Salah satu teman Mikha bernama Natasha menatap kearah Ali bukan kearah Mikha.

"Tunggu! tunggu! inikan Aarav Alkatiri seorang S. Psikologi dan juga anak bungsu pengusaha terkaya se-Eropa. Tetapi kudengar kabarnya, kamu mengalami kecelakaan pesawat. Semua orang mencarimu! karena diperkirakan semua penumpang pesawat telah tiada," celetuk Natasha.

"Iya betul, Nat. Nyokap gw pernah cerita tentang Aarav Alkatiri, memang tampan juga sih. Pak, ke kantor polisi gih! biar di konfirmasi lagi masalah kecelakaan pesawat sembilan tahun yang lalu, meskipun ya sudah lama sih," ujar Rose.

"Mikha, lo kok bisa ketemu sama dia sih? dimana memangnya? ini idola gw dari umur delapan tahun. Makanya waktu denger pesawat yang ditumpanginya kecelakaan, gw sedihnya minta ampun," ucap Nina.

Mikha menatap wajah Ali yang terlihat seperti bingung harus berkata apa. Karena dari tadi Ali tidak mengucapkan sepatah katapun.

"Guys, sudah ya lebih baik kita masuk ke kelas aja sebelum terlambat. Oke?" Mikha mengalihkan perhatian.

Setelah itu Mikha dan lima temannya tersebut pergi meninggalkan Ali, tetapi tiba-tiba...

"Tunggu!" teriak Ali membuat Mikha dan lima temannya tersebut terhenti.

"Bisa ceritakan mengenai peristiwa kecelakaan pesawat?" tanya Ali.

Lima temannya Mikha termasuk Mihka membalikkan badannya lalu menatap kearah Ali yang ada dibelakang mereka. Tetapi mereka tidak bisa menjawab sepatah katapun karena tidak ada satupun dari mereka yang tahu bagaimana detik-detik pesawat itu terjatuh secara langsung. Mereka hanya menonton dari rekaman video saja.

"Pak Ali, lebih baik kita tidak usah bahas ini ya. Lagipula ini sudah kejadian sembilan tahun yang lalu, umurku juga masih sebelas tahunan. Terus kata pak Ali meskipun pak Ali mempunyai kembaran yang terkenal dan fansnya mengejar-ngejar pak Ali, pak Ali akan mengatakan bahwa saya adalah seorang dosen bukan kembaran pak Ali," jawab Mikha.

"Iya tahu tapi saya..." seketika ponsel Ali berbunyi. Ali pun langsung berhenti bicara dan mengangkat telepon tersebut.

Sedangkan Mikha langsung berlari bersama temannya masuk kedalam kelas. Tak lama, Ali pun pergi meninggalkan kampus tersebut.

***

Tiga puluh menit kemudian...

Ali sampai di universitas Indonesia. Iapun masuk kedalam parkiran mobil lalu memarkir mobil yang dibawanya disana. Setelah itu ia turun dan langsung bergegas masuk ke ruang dosen.

Saat didalam ruang dosen...

Ali membuka pintu ruang dosen sembari menyapa hangat para dosen yang sudah berada didalam.

"Pagi," sapa hangat Ali sembari berjalan ke mejanya.

"Pagi juga, pak Ali," jawab Azzahra.

Azzahra adalah salah satu dosen wanita yang mengajar mata pelajaran bahasa Inggris. Dia dekat dengan pak Ali saat dikantor, bahkan saking dekatnya dia dikira memiliki hubungan khusus dengan Ali.

"Pak Ali, nanti jam tujuh langsung masuk kelas ya. Anak-anak sudah nunggu," saut Ahmad, dosen yang mengajar pelajaran Agama.

"Iya, pak," jawab singkat Ali.

Setelah itu Ali meletakkan tasnya dikursi. Iapun duduk sebentar dan membaca materi pelajaran hari ini.

"Hmm setahun belakangan ini, dosen yang disorot pak Ali, ya? karena anak-anak kampus pada mengira pak Ali itu adalah Aarav Alkatiri. Tetapi kan semua sudah tahu bahwasanya Aarav Alkatiri itu sudah tiada karena kecelakaan pesawat sembilan tahun yang lalu. Memang enak ya kalau punya wajah mirip orang terkenal," celetuk Marto, dosen yang mengajar pelajaran Sistem & Teknologi Informasi.

"Haduh pak Marto selalu saja iri dengan pak Ali. Ada apa sih dengan dirimu?" celetuk Sinta, dosen yang mengajar pelajaran Pancasila & Kewarganegaraan.

"Gimana saya gak iri, Bu Sinta. Guru yang mengajar selama tiga tahun sudah jadi primadona satu sekolah, sedangkan saya sudah sepuluh tahun lebih tidak pernah jadi sorotan," jelas Marto tanpa basa-basi.

"Cukup!" Ahmad memukul mejanya, menghentikan Marto yang terus bicara.

"Kamu itu dosen paling tua disini, pak Marto. Harusnya kamu mengajarkan yang baik-baik bukannya malah yang buruk kepada kami. Kamu juga harus jadi panutan siswa/i. Masa dosen iri sama dosen lainnya, keliatan banget lagi!" bentak Ahmad yang membuat Marto terdiam.

Ali pun berdiri dari kursinya dan menatap Marto serta dosen lainnya.

"Maaf, sepertinya saya duluan ke kelas. Karena jam pelajaran dimulai sebentar lagi," ucap Ali.

Setelah itu Ali keluar sembari membawa buku mata pelajaran yang akan ia bahas hari ini.

Masih didalam ruang dosen, terlihat para dosen menatap tajam Marto. Azzahra pun memutuskan untuk membaca buku daripada melihat dosen-dosen yang kesal dengan ulah Marto.

***

Lima menit kemudian...

Ali masuk kedalam kelas tepat jam tujuh. Iapun berjalan kearah meja pengajar lalu meletakkan semua buku yang dibawanya disana.

"Selamat pagi semua," sapa Ali.

"Akhirnya pangeran tampanku datang juga," celetuk salah satu mahasiswi yang ada didalam kelas tersebut.

Setelah itu Ali pun mulai mengajar pelajaran Matematika kepada siswa-siswi yang ada didalam kelas.

***

Malam hari...

Terlihat Mikha sedang mencatat sesuatu di buku tulisnya. Tak lama, Angelina pun masuk kedalam kamar Mikha lalu mendekati Mikha yang dari tadi asik sendiri.

"Mikha sayang, lagi ngapain? dari tadi kok kayaknya Mikha sibuk sendiri terus," ucap Angelina sembari mengelus-elus rambut Mikha.

"Ini, ma. Aku ada tugas tapi tadi pas pulang dari kampus bukannya ngerjain malah nonton bioskop sama Lirna dan lainnya," jawab Mikha.

"Oh begitu, ya sudah lanjutkan lah ngerjain tugasnya. Mama mau ke kamar sebentar, ya," jawab Angelina.

Setelah itu Angelina pergi meninggalkan Mikha yang berada didalam kamar. Mikha kembali melanjutkan aktivitasnya yakni mengerjakan tugas.

Namun saat Mikha ingin menjawab pertanyaan terakhir, ponselnya berdering sangat nyaring. Awalnya ia membiarkan saja sampai pada akhirnya Mikha menjawab telepon tersebut.

"Halo, ini dengan Mikhailovna Azkadina. Ada apa ya?" ucap Mikha.

"Halo Mikha, ini pak Ali. Kamu sedang sibuk, ya?" jawab Ali.

"Eh, halo pak Ali. Enggak kok pak, Mikha gak sibuk! ada apa memangnya pak Ali?" tanya Mikha.

"Gini, besok pas hari weekend kamu libur kan? saya mau ajak kamu pergi. Dan untuk beberapa hari sebelum menjelang weekend, saya mau keluar kota. Ada urusan penting," jelas Ali.

"Bapak mau kemana? nitip oleh-oleh dong, pak. Hehehehe," canda Mikha.

"Saya mau ke Semarang karena ada saudara ibu yang meninggal. Aku dan ibu mau kesana, besok pemberangkatannya. Paling aku dan ibu akan menginap dari hari kamis hingga Jum'at pagi setelah itu pulang ke Jakarta," jawab Ali.

"Oh begitu, ya sudah hati-hati di jalan ya pak. Jangan lupa oleh-oleh nya khas sana ya!" ujar Mikha.

"Iya, Mikha. Ya sudah saya tutup teleponnya, Assalamualaikum," Ali menutup teleponnya.

"Walaikumsalam," jawab Mikha.

Setelah itu Mikha kembali mengerjakan tugas-tugasnya setelah selesai ia beristirahat.

Keesokan harinya...

Ali menggendong tas ranselnya lalu membantu Mira membawa tas ransel yang berisi barang-barang Mira.

Chương tiếp theo