Mereka berenam bersepakat untuk secepat dan sejauh mungkin mengumpulkan semua yang ada di sepanjang rute penelusuran mereka, sambil berusaha menghindari semua pertarungan yang tidak perlu atau pun sulit untuk dimenangkan sebisa mungkin, dan segera kembali ke tempat mereka berdiri sekarang ini setelah menghubungi kelompok lainnya dengan sihir [Message] setelah mengumpulkan semua yang bisa mereka dapatkan.
Vivadhi Ranata juga menetapkan bahwa batas waktu paling akhir sebelum mereka semua harus kembali ke tempat ini adalah empat jam, dan juga jika mereka tidak bisa menemukan apa pun setelah lebih dari satu kilometer berjalan agar juga segera kembali dan berkumpul di tempat bekas pertarungan mereka ini.
Akhirnya setelah mereka semua sepakat, keenam orang tersebut berangkat dan melesat dalam perjalanan mereka masing - masing.
Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane menyesuaikan kecepatan berlari mereka yang sudah hampir mampu menembus kecepatan super sonic dengan kecepatan berlari yang dimiliki oleh Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang berada satu tingkat evolusi di bawah mereka.
Kedua orang gadis tersebut mengambil posisi pemandu di paling depan dan memebuka jalan serta menghabisi semua makhluk yang ada di jalan mereka.
Sementara itu, si kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang berada beberapa ratus meter di belakang mereka dengan secepat mungkin berusaha mengumpulkan segala apa yang ada di sepanjang jalan mereka.
Dengan kerja sama yang kompak dari keempat orang gadis tersebut, dimana dua orang "memanen" dan dua orang lagi mengumpulkan, maka semua mayat dan harta benda yang ditinggalkan di sepanjang perjalanan Tetua dari Sekte Golok Naga tersebut mampu dikumpulkan dengan cepat, efektif dan efisien.
Hewan - hewan purba yang ada di sepanjang mereka yang rata - rata masih berada di Ranah Xiantian atau pun Inti Emas Tahap Awal semuanya dengan mudah dapat dibabat habis oleh Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane yang kekuatan maksimalnya sudah mampu menandingi makhluk - makhluk di Ranah Nascent Soul.
Malah si kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang agak kerepotan di beberapa tempat saat mereka menemukan beberapa titik yang dipenuhi oleh mayat - mayat para kultivator dan binatang purba seperti bekas pertempuran besar.
Agar tidak menghambat perjalanan mereka, di saat itu lah Faladhina Kiseki dan Myradhia Chikane ikut turun tangan menyimpan segalanya di kantung dimensi mereka masing - masing.
Hingga akhirnya tiga jam pun berlalu dan kantung dimensi mereka berempat pun semuanya sudah hampir penuh dengan mayat - mayat dan harta benda yang mereka kumpulkan dan mereka juga sudah tidak menemukan apa pun setelah satu kilometer berjalan.
Akhirnya setelah beristirahat selama lima belas menit sambil menghubungi Vivadhi Ranata dan mengabarkan kalau mereka akan segera berangkat kembali ke tempat pertemuan mereka, keempat orang gadis itu pun kembali melesat menelusuri balik perjalanan mereka.
Kali ini karena sudah tidak ada lagi lawan yang menghadang dan segala macam benda yang ada di jalan sudah dikumpulkan semua, perjalanan keempat orang gadis tersebut pun berjalan mulus dengan tanpa hambatan.
Hingga akhirnya setelah menempuh perjalanan dengan kecepatan penuh selama satu jam, keempat orang gadis muda nan cantik tersebut pun akhirnya telah sampai di tempat pertemuan mereka dengan Vivadhi Ranata dan Saladhina Olivia yang sedari tadi ternyata sudah menunggui mereka di tempat bekas pertarungan mereka dengan Tiga Tetua Cabul tersebut.
Dengan kecepatan dan kekuatan yang dimiliki oleh Vivadhi Ranata dan Saladhina Olivia, mereka berdua hanya membutuhkan waktu dua jam saja untuk mengumpulkan semuanya sebelum mereka harus kembali ke tempat pertemuan mereka.
Waktu ekstra yang mereka berdua miliki sebelum Faladhina Kiseki mengabarkan kalau kelompoknya akan segera kembali pun akhirnya digunakan oleh Vivadhi Ranata dan Saladhina Olivia untuk mencari dan mengumpulkan berbagai macam harta berharga yang tersebar di berbagai tempat yang tidak begitu jauh dengan rute penelusuran mereka.
Kebanyakan benda yang mereka kumpulkan tersebut adalah berbagai macam tumbuh - tumbuhan dan mineral yang secara alami terkumpul di Hutan Purbakala tersebut.
Akhirnya setelah keenam orang tersebut semuanya telah berkumpul kembali di tempat yang telah mereka tetapkan, masing - masing secara bergiliran saling membuka kantung dimensi mereka masing - masing dan mengeluarkan segala macam hal yang mereka kumpulkan di sepanjang perjalanan mereka.
Semua mayat yang ada, baik dari para pendekar, kultivator mau pun hewan - hewan purbakala semuanya diubah menjadi santapan Ajian Ilmu Seni Kekayaan Pixiu milik Vivadhi Ranata.
Walau pun sang lelaki hanya mampu mendapatkan setengah atau bahkan kurang dari energi yang bisa dikumpulkan jika saja para korbannya tersebut dihabisinya hidup - hidup, namun dengan akumulasi jumlah korban yang luar biasa banyaknya yang telah mereka kumpulkan, maka dengan mulus sang lelaki pun berhasil naik menembus ke Tingkat Evolusi Elite Tahap Delapan, yang setara dengan Ranah Spirit Lord Tingkat Menengah.
Dengan kekuatan barunya ini, sang lelaki kini mampu untuk sedikit banyak mempengaruhi lingkungan sekitarnya hanya dengan niatan batinnya saja, tidak perlu lagi menggunakan mantra - mantra dari Kitab 1001 Mantra sebagai perantara.
Walaupun kalau menggunakan mantra - mantra hasilnya juga tentu akan lebih baik lagi.
Hal ini dapat diibaratkan seperti orang yang ingin mengambil air.
Walau pun air itu bisa diambil dengan menggunakan tangan yang dicakupkan seperti mangkuk, namun air yang dapat diambil jumlahnya sedikit dan terbatas.
Tentu akan lain halnya jika air tersebut diambil dengan menggunakan alat bantu seperti cangkir, gelas atau bahkan gayung maupun ember.
Hal tersebut juga berlaku dengan mantra - mantra gaib.
Walaupun hanya dengan niatan - niatan batin dan usaha - usaha yang cukup saja seseorang sudah mampu untuk mencapai apa yang diinginkan oleh dirinya.
Namun jika menggunakan bantuan dari mantra - mantra dan perkakas magis maka hasil yang dapat dicapai akan lebih baik lagi dari pada dengan tanpa menggunakan bantuan yang bersifat ghaib tersebut.
Setelah puas akan peningkatan kekuatan dirinya, Vivadhi Ranata pun melanjutkan kegiatan mereka dengan membagi - bagikan Koin Emas dan Spirit Stone yang dia hasilkan dari Ajian Ilmu seni Kekayaan Pixiu miliknya setelah melahap korban - korban mereka.
Lalu setelah beristirahat selama tiga puluh menit, keenam orang tersebut pun kini melanjutkan perjalanan mereka menembus hutan purbakala di Padang Harta tersebut.
Kali ini mereka maju ke depan sambil menelusuri bekas jejak Tetua dari Sekte Merpati Hitam.
Dengan Vivadhi Ranata dan Saladhina Olivia yang memiliki tingkat evolusi paling tinggi memimpin di depan dan membersihkan rute perjalanan mereka, keempat orang gadis lainnya dengan cepat membereskan dan mengumpulkan segala hal yang tersisa di sepanjang perjalanan mereka.