Tangan Andrea perlahan turun kebawah menarik celana Istrinya hanya dengan sekali tarikan, sekarang hanya tersisa selembar kain yang menutupi inti permainan mereka malam ini.
Dengan tidak sabar Andrea langsung menarik kain terakhir yang Fely gunakan , Sekarang Fey tidak memakai sehelai benang pun , Andrea memperhatikan tubuh Fely tanpa berkedip , walau Istrinya itu sudah melahirkan seorang anak tapi tubuhnya masih seperti seorang pera**n.
Andrea turun dari ranjang dan melepaskan kain terakhir yang menutupi tubuhnya , saat ini mereka sama sama Na**d ,Fely sangat ketakutan saat ini , Kejantanan pria didepannya yang notabennya adalah suaminya sudah berdiri tegak siap memasuki sarangnya, Fely merapatkan kakinya ia tidak bisa ,rasa sakit itu kembali muncul , ia semakin ketakutan saat Andrea membuka kakinya lalu menaiki ranjang merangkak diatas Fely, Ia bisa merasakan sesuatu bergelayutan diatas inti bawahnya. Andrea kembali melumat bibir Fely, Tak lama kemudian ia merasakan sesuatu menusuk nusuk bagian bawahnya berusaha menerobos masuk inti tubuhnya , Fely menggeliat rasanya sangat sakit dan nikmat ,entah ia tidak bisa mendefinisikan nya.
"Panggillah namaku sayang, tarik rambutku kalau aku menyakitimu" Dengan sekali hentakan kepada kejantanan Andrea sudah memasuki inti tubuh Fely,Fely mengerang kesakitan, rasanya masih sama seperti dulu. "Ternyata masih sangat sempit sayang" Andrea berusaha memasukkan kembali lebih dalam.
"Tolong hentikan ini sangat sakit" air mata Fely tak henti hentinya mengalir, semakin deras saat Andrea semakin berusaha mendorong kejantanannya masuk kedalam tubuh istrinya.
Fely menarik rambut Andrea keras saat pria itu menghentakkan kuat tubuhnya membuat Kemaluan pria itu masuk sempurna kedalam tubuh Fely. Andrea menghentikan gerakannya sebentar agar Istrinya dapat mengatur nafasnya terlebih dahulu.
"Ini tidak akan sakit lagi sayang, justru akan semakin nikmat saat kau menikmatinya juga, aku akan lebih pelan lagi" setelah merasa kalau Istrinya sudah tenang Andrea menggerakkan badannya baju mundur secara perlahan dan semakin kencang.
"Hentikan, sakit" Fely berteriak , Andrea menggoyangkan tubuh istrinya untuk membangunkannya.
"Sayang kamu kenapa ,apa yang sakit" Andrea khawatir karena Fely sedari tadi resah dalam tidurnya, berteriak dan menangis. Fely langsung terbangun saat Andrea semakin kencang menggoyangkan badannya keringat dingin mengucur deras di dahinya.
"Akhirnya kamu bangun, kamu mimpi apa ,apa yang sakit" tanya Andrea. ia tidak tahu apa yang diimpikan oleh istrinya.
Fely terdiam setelah mengecek apakah pakaian masih lengkap ,ia bernafas lega saat mengetahui pakaian masih lengkap.
"Tidak apa, aku hanya bermimpi" jawab Fely, entah apa yang dia pikirkan kenapa ia bisa bermimpi melakukan hal menjijikkan seperti itu. 'bodohnya kamu Fely kenapa bisa memimpikan hal seperti itu' umpatnya sembari membaringkan tubuhnya kembali karena hari masih gelap.
Andrea tidak tau pasti apa yang diimpikan oleh istrinya tapi yang ia dengar istrinya terus berteriak untuk berhenti dan mengatakan bahwa itu sakit. Andrea memeluk istrinya dari belakang karena Fely membelakangi nya.
Pagi pagi sekali Fely sudah bangun lebih dulu ia ingin mandi untuk menetralkan pikirannya sejak mimpinya semalam otaknya tidak bisa berfikir jernih, mimpi itu seperti nyata apa yang terjadi padanya dalam mimpi itu masih terlelap jelas dalam otaknya.
"Kenapa otakku mesum sekali" Kesal Fely pada dirinya sendiri , ia harus segera mamasukan diri kedalam Bathtup .
Andrea meraba raba kasur disampingnya, kosong, ia membuka mata tidak ada Istrinya disana.
"Dimana dia ini masih jam 5.00" Andrea mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan tapi kosong hanya ada dirinya.
Andrea bangun dan melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi lalu mengetuknya.
"Sayang kamu didalam?" tanya Andrea. tidak ada jawaban. Fely tertidur di Bathtup tidak mendengar kalau Andrea terus memanggilnya dan menggedor pintu dengan keras.
"Terkunci dari dalam" ucap Andrea memutar clop pintu"
"Sayang jawab aku ,jangan membuat ku panik" Andrea terus menggedor pintu itu tapi tetap tidak ada jawaban, ia tidak bisa berfikir lagi takut terjadi apa apa pada istrinya, ia langsung mendobrak pintu kamar mandi dan mencari dimana Istrinya.
Fely masih tertidur ia bahkan tidak mendengar keributan yang ditimbulkan oleh suaminya.
Andrea menemukan Fely didalam Bathtup panik langsung berlari menuju Istrinya.
"Sayang ada apa denganmu"Andrea menggoyangkan badan Fely dan hendak mengangkat tubuhnya namun Fely membuka mata karena terganggu dengan gerakan yang dibuat oleh Andrea.
"Aaa, kenapa mas disini" Fely berteriak saat melihat suaminya sudah berada didepannya, bagaimana dia bisa masuk,seingatnya tadi sudah mengunci pintu.
"Mas gedor gedor panggil kamu tapi kamu tidak jawab ,mas khawatir sayang" ucap Andrea.
"Kamu kenapa gak jawab tadi, aku kira kamu kenapa kenapa" ucap Andrea.
"Aku ketiduran, kamu keluar" usir Fely sat menyadari kalau ia tidak memakai sehelai benang pun.
"Keluarrr" teriak Fely mengusir Andrea, ia malu kalau suaminya melihatnya tanpa busana apa lagi setelah mimpi yang ia alami semalam.
"Ok,ok aku tunggu diluar, panggil aku kalau kamu membutuhkan bantuan ku" ucap Andrea meninggalkan istrinya dengan terpaksa, sejujurnya ia sudah tergoda dengan tubuh istrinya yang dipenuhi busa, terlihat sedikit gundukan itu saat ia akan mengangkat tubuh istrinya tadi.
"Ais kenapa pikiranku kotor sekali" Umpat Andrea kesal pada dirinya sendiri ya walaupun Fely Istrinya sendiri dan ia berhak atas tubuh istrinya tapi ia tidak mau menyakitinya. Ia melangkahkan kakinya menuju kasur . membuka beberapa dokumen yang harus dia periksa sembari menunggu Fely menyelesaikan mandinya.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu yang dibuka , Andrea mengalihkan pandangannya menuju sumber suara, Istrinya sudah selesai dan sudah menggunakan pakaian santai.
"Apa mas mau mandi sekarang?" tanya Fely pelan. Andrea tak menjawab ,ia justru mendekati tempat Istrinya berdiri. Memeluk Fely dari belakang. Saat Fely ingin menolak suaminya itu justru semakin mengeratkan pelukannya.
"Diamlah ditempat, sebentar saja aku suka harum tubuhmu" Andrea menempelkan dagunya kepundak Fely, Fely tidak dapat menolak permintaan suaminya , ia juga nyaman dengan posisi seperti ini ia dapat menghirup aroma tubuh suaminya yang selama ini ia rindukan.
Beberapa menit kemudian Andrea mengangkat kepalanya tanpa melepas pelukannya. "Kenapa mandi sepagi ini, apa kamu tidak bisa tidur nyenyak semalam?" tanya Andrea, sebelum ia tidak pernah melihat istrinya mandi sepagi itu kecuali saat sedang datang bulan.
"Ya aku tidak nyenyak tidur jadi aku bangun dan mandi" ucap Fely gugup berusaha melepas pelukan suaminya. Andrea melepaskan pelukannya tapi langsung membalikkan tubuh istrinya untuk menghadapnya.
"Morning kiss" Andrea langsung mencium bibir Fely, kali ini hanya ciuman selamat pagi saja tidak lebih.
"Kamu tidurlah lagi, aku akan turun kedapur menyiapkan sarapan" ucap Fely menjauh dari Andrea.
"Tidurlah lagi biar bibi yang siapkan" ucap Andrea saat Fely akan membuka pintu kamar.
"Tidak,aku ingin memasak pagi ini, aku ingin merasakan suasana saat memasak dirumah kakek" tolak Fely segera keluar dari kamar, Andrea menatap pintu yang sudah tertutup kembali. Ia tidak ingin melarang Istrinya melakukan sesuatu yang dia inginkan selagi tidak membahayakan kesehatannya.
Andrea kembali merebahkan tubuhnya ke kasur. Tak butuh lama ia sudah berada di alam mimpi, sesungguhnya ia tadi masih sangat mengantuk tapi karena merasakan tidak ada orang lain yang tidur disampingnya ia jadi terbangun.