Daxinganling, China
On the Way Border Zone
19.30 P.M CST
Satu jam perjalanan telah Mark dan Wendy tempuh. Tidak ada percakapan diantara keduanya. Bagaimanapun juga, mereka dilingkupi kecemasan saat ini. Wendy yang mengkhawatirkan keselamatan Mark, dan Mark yang mengkhawatirkan kesuksesan agenda penangkapan targetnya itu.
Pemandangan jalan menuju perbatasan itu terasa sunyi, hanya terlihat perkampungan warga yang rata-rata rumahnya terbuat dari kayu atau semipermanen. Lampu jalan yang minim membuat suasana semakin sunyi, yang jelas terdengar hanyalah suara mesin mobil SUV milik Dejun yang dikendarai Wendy.
Tak lama kemudian, tampak pemandangan berupa pagar besi beserta plang besar bertuliskan aksara Rusia dan Cina di jarak 500 meter. Wendy mengurangi kecepatan mobilnya, berusaha mencari lokasi dimana seharusnya Ia berhenti.
"Apa Kau sudah menghubungi mereka kembali?" tanya Wendy.
"Sudah, mereka mengatakan Somi sudah di depan gerbang masuk wilayah Rusia," jawab Mark.
"Ah, itu dia, gerbangnya,"
"Kau benar,"
Beberapa menit kemudian, Wendy menghentikan mobilnya tepat di sebuah gerbang cukup besar, tampak dua orang petugas berseragam lengkap berdiri disana. Selain itu, tampak seorang wanita melambaikan tangan begitu mereka tiba.
"Itu Somi," ujar Mark menunjuk seorang wanita berjaket kulit disebrang sana.
"Baguslah. Kau berhati-hatilah, kembali dengan selamat, selalu hubungi Aku," ujar Wendy tegas.
"Pasti. Tunggu saja, dan percayakan pada kami," jawab Mark sembari menepuk pelan bahu Wendy. Ia lalu segera turun dari mobil itu dan menghampiri Somi hingga tak tampak punggungnya oleh Wendy.
Chita, Rusia
On the Way Markas Darurat 2
29 April 2016
20.30 P.M MSK
"Bagaimana Kau bisa mengenal mereka?" tanya Mark kepada Somi yang tengah mengemudi disampingnya. Ia mengingat kembali bagaimana wanita itu berbicara dalam bahasa Rusia kepada petugas sembari tertawa akrab, lalu mengajaknya keluar dari area perbatasan.
"Aku pikir orang sepertimu tidak memahami hal-hal seperti itu, Mark, haha," balas Somi sembari tertawa, membuat Mark mengerutkan dahinya. Rupanya rekannya itu tidak berubah, justru semakin aneh.
"Terserah. Tapi Aku cukup tidak menyangka akan terlibat cukup jauh dalam kasus yang sama setelah lima tahun lalu," tukas Mark.
"Hah, karena Aku menekuni bisnis ilegal, bukan berarti Aku melupakannya Mark, akhir kasus itu yang menggantung, tepatnya terpaksa diakhiri mengotori pikiranku selama ini,"
"Lalu apa rencanamu dengan berada di timku sekarang?"
"Membantumu?"
"Jika Kau ingin membantuku, tekan semua asumsi dan egomu, dan bertindak hati-hati,"
"Tentu saja, Aku mempercayakan urusan strategi padamu. Aku akan membantumu dalam hal seperti ini, bukankah itu impas?"
Chita, Rusia
On the Way Lokasi Target
05.00 A.M MSK
Shin Yugie berhasil mengunci lokasi keberadaan target mereka dua jam lalu. Mereka tidak tidur semalam suntuk. Tentu saja mereka sudah terbiasa. Saat ini mereka sedang memeriksa persenjataan dan keamanan mereka untuk menyasar lokasi target. Tampak berbagai senjata api laras panjang, pendek, hingga bom dihadapan mereka. Terimakasih kepada Jeon Somi yang bisa menyediakan AK-47 hingga M14, Fn 57 hingga Colt 1911, bahkan peledak C4 sebagai bekal mereka.
"Somi, Aku harap Kau tidak bangkrut memberikan senjata ini," canda Jaehyun sembari mengeratkan rompi antipelurunya.
"Ini bukan apa-apa," jawab Somi.
"Bersemangatlah, Aku akan mentraktirmu makan malam setelah kita kembali ke Korea," ujar Mark yang sudah selesai mengenakan rompi dan sarung tangannya.
"Menyenangkan sepertinya jika Aku kembali ke Korea,"
"Apa semua sudah siap?" ujar Jackson yang baru saja muncul dari belakang. Pria itu sudah siap sedari tadi. Tentu saja, karena dia yang akan memimpin operasi hari ini.
"Nah, perhatikan!" titahnya. Ia menggelar sebuah peta diatas meja.
"Kita akan membagi operasi kali ini menjadi dua tim, Tim 1 adalah Aku dan Somi, Tim 2 adalah Mark dan Jaehyun. Sementara itu, Yugie Kau mengontrol komunikasi dan pergerakan target. Kau akan terhubung kepada kami semua melalui wireless," jelasnya panjang lebar. Semua orang menyimak Jackson dengan serius.
"Setelah diamati melalui citra yang lebih jelas, lokasi itu berada di sebuah kampung tidak jauh dari lokasi kita saat ini,"
"Tim 1 akan bergerak ke arah timur laut setelah berhenti di point 1 yang berjarak 500 meter dari lokasi terakhir target yang telah dikunci,"
"Tim 2 akan bergerak ke arah barat daya setelah berhenti di point yang sama. Setelah bergerak 300 meter, kita akan bertemu di point B, yang diperkirakan berjarak sekitar 100 meter,"
"Melewati point B, semua pertahanan stand by, karena sepertinya lokasi itu dijaga ketat. Sebisa mungkin kita bertahan, namun jika tidak memungkinkan, kita akan menyerang,"
"Kita akan membawa target ke arah selatan, disana Yugie akan stand by. Setelah itu, kita akan keluar wilayah Rusia, menuju Rumah Sakit Kun Qian Centre,"
"Apa sudah jelas?"
"Jelas!"
"Laksanakan!"