Mu Qianxun merupakan seorang anak haram yang tidak diakui oleh keluarga Xin. Sejak kecil, dia ditelantarkan oleh ayahnya yang kaya raya dan hidup serba kekurangan. Suatu ketika, entah harus disebut kesialan atau keberuntungan, hidupnya berubah sejak menyelamatkan Ou Zun, putra ketiga keluarga Ou, yang hampir tenggelam. Peristiwa itu membuat Ou Zun langsung tertarik kepadanya, bahkan ‘memenjarakan’ dirinya di bawah kekuasaan pria itu. Mu Qianxun telah mencoba kabur berkali-kali, tetapi dirinya tetap tidak bisa pergi dari genggaman Ou Zun. Namun, hubungan keduanya belum diketahui oleh masyarakat luas. Jadi, saat Ou Zun mengumumkan akan bertunangan dengan anak gadis keluarga Xin, kesalahpahaman pun muncul. Orang-orang mengira bahwa gadis yang akan bertunangan dengan Ou Zun adalah Xin Xianliang, anak sah keluarga Xin. Hal itu membuat Xin Liao, ayah Mu Qianxun menjodohkannya dengan pria lain.
Seperti yang diketahui orang-orang, Tuan Muda keluarga Ou, Ou Zun, penguasa muda di ibu kota akan bertunangan.
Siapakah Ou Zun?
Keluarga Ou Zun merupakan bangsawan paling kuat dan berpengaruh di ibu kota. Mereka juga menginjak-injakkan kakinya dan menggetarkan semua kalangan di seluruh Huaxia. (Mereka adalah sebuah keluarga besar yang sanggup menginjak-injak seluruh Hua Xia (nama kuno dari Cina) dengan kekuatan/pengaruh mereka)).
Lalu, orang seperti apakah yang mampu menjadi tunangan dari pemimpin muda keluarga Ou yang begitu kuat, liar dan mencintai dirinya sendiri ini?
***
Di sebuah jalan tol, sebuah taksi melaju dengan kecepatan sangat tinggi.
Di kursi bagian belakang duduk seorang gadis cantik. Rambutnya yang panjang diikat sederhana membentuk ekor kuda, membuatnya tampak begitu cerdas dan menarik. Namun, terlihat ada kegelisahan dan rasa panik di dalam matanya yang besar itu. Tangannya yang cantik dan putih itu pun meremas erat-erat kain celana jeans yang dikenakannya.
Mendapati kondisinya yang begitu kebingungan dan panik, sopir yang duduk di depan pun menenangkannya dengan terburu-buru, "Gadis kecil, kecepatan mobil ini tidak begitu tinggi. Kecepatan di jalan tol ini harus 120, jadi kamu jangan takut. Kalau kamu merasa kecepatannya tinggi, aku akan mengemudikannya lebih pelan."
Wajah kecil Mu Qianxun begitu panik dan gelisah, namun dia selalu memasang senyuman cantik. "Tidak perlu, tidak perlu. Kamu boleh mengendarai dengan lebih cepat," ujarnya.
Sopir itu merasakan keanehan. Dia berpikir, padahal sudah terlihat jelas kalau gadis itu begitu panik dan dia juga merasa kalau kecepatannya begitu tinggi, namun malah menolak untuk menurunkan kecepatan.
Belum sempat sopir tersebut mengatakan sesuatu lagi, dia mendapati rona wajah gadis itu berubah pucat dari kaca spion di dalam. Sesaat kemudian, dia pun mendapati keadaan yang ada di depan sana dan menginjak pedal rem dengan kencang.
Rupanya, di atas jalan tol terdapat pasukan orang yang tampak terlatih dan mengenakan pakaian hitam, Mereka berdiam diri dan melintang di depan dan memblokir badan jalan. Selain itu, tampak ada sekitar lusinan orang yang berdiri di sana dan merokok dengan malas. Mendapati taksi itu berhenti, mereka lantas tertawa.
Sopir itu pun langsung berubah ketakutan saat melihat apa yang ada di depannya. Dia berpikir, sepertinya saat ini mereka sedang berhadapan dengan perampok.
Salah seorang dari mereka memadamkan rokok di tangannya, lalu menghampiri tempat duduk di bagian belakang taksi tersebut sambil tersenyum dengan intensi jahat. Dia mengetuk-ngetuk kaca pintu dan menyodorkan ponselnya pada Mu Qianxun.
"Hai gadis... terima telepon ini," ucap pria itu.
Mu Qianxun pun mengulurkan tangannya dengan sedikit gemetar. Baru saja ponsel itu ditempelkan di telinganya, tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari seberang, "Gadis manis, kalau sekarang kamu kembali dengan baik-baik, maka Tuan Muda akan menganggap tidak terjadi apa-apa."
Rona wajah Mu Qianxun pun menjadi merah, sangat merah seperti dipoles riasan yang tebal. Setelah beberapa waktu lamanya, dia lantas membuka mulutnya dan berbicara dengan suara pelan, "Ou Zun, aku cuma ingin pulang untuk menjenguk keluarga, bisakah kamu untuk tidak terlalu bersikap posesif seperti ini?"
"Bukankah Tuan Muda sudah bilang padamu, tanpa seizinnya, kamu tidak bisa meninggalkan ibu kota selangkah pun! Tuan sedang menunggumu kembali untuk makan dan memberimu waktu satu jam untuk kembali. Apa kamu tahu, kalau Tuan tidak punya kesabaran, jadi jangan memaksanya untuk berbuat kasar!"
Mu Qianxun menggertakkan giginya, lalu menjawab, "Aku tahu. Aku akan segera kembali."
Lalu, terdengar sedikit tawa dari suara di seberang sana, "Baguslah, aku akan memesankan daging kepiting dan sirip hiu untukmu, jadi cepatlah kembali dan temani aku makan."