webnovel

BAB 20

Neji menyesap tehnya, sementara Ino mencermati laki-laki itu, dalam hati dia tidak bisa berhenti mengagumi, di mana Neji sangat terlihat sempurna sebagai kaum bangsawan. Belum lagi tentang kepribadiannya yang pendiam dan irit bicara, terlihat santai menyikapi masalah. Ino jauh lebih tergila-gila melihat cara menyesap teh, terlihat begitu anggun, jari-jarinya lentik seperti jari seorang anak perempuan, rambutnya cukup lurus—jauh lebih lurus dan sepertinya juga lembut daripada rambut Ino. Neji pun berperawakan tinggi dan langsing. Ia mengenakan rompi abu-abu dengan warna suits senada. Kemeja putih yang terlihat pas di tubuhnya, oh demi Tuhan, laki-laki itu seksi luar biasa.

Ino terkesiap, begitu Neji menjatuhkan pandangan ke arahnya. "Menurutmu, apa laki-laki itu bisa disebut sebagai laki-laki yang baik?" Ino membuang pandangannya, mengingat-ingat, sebenarnya Naruto tidak kalah seksi dari Neji, laki-laki itu memiliki kulit agak cokelat, rambut pirang yang dipotong sangat rapi, tapi bukan itu yang ditanyakan oleh Neji 'kan.

"Entah, kami hanya bertemu dua kali, saat dia membeli bunga untuk neneknya, saat dia kembali lagi untuk membawa Hinata. Seharusnya kau bertanya pada Hanabi, bagaimana laki-laki itu." dengan tenang, Ino kembali mengangkat cangkirnya dari tatakan. Lalu kembali meletakkannya setelah dirasa cukup untuk membasahi kerongkongannya. "Tindakannya mungkin sedikit nekat, tapi bisa aku lihat kalau dia sangat tulus, betapa dia sangat sedih—melihat kondisi Hinata seperti itu dia terlihat amat terpuruk. Apa kau berencana untuk mencegah mereka kawin lari?"

Neji termenung sebentar. "Kawin lari?" dia merasa ganjil pada kalimat terakhir itu. "Kau berpikir sejauh itu?" Ino mengedikkan bahunya. "Mereka tidak mungkin berencana kawin lari."

"Kuharap kau bisa berpikir sampai sana."

"Masalahnya akan jauh lebih besar."

Ino membuang tawa. "Kalau aku jadi Hinata, aku akan berpikir untuk kawin lari bersama laki-laki yang mencintainya, mengingat kondisi keluarga kalian teramat mengerikan." Neji tiba-tiba melonggarkan dasinya. "Aku tidak akan menutupi apa yang aku tahu, karena sejujurnya aku tahu semua yang terjadi pada kalian. Hinata layak menemukan kebahagiaannya sendiri. Kau sebagai seorang kakak harusnya mengerti, kalau adikmu sangat menderita."

Neji mejadi sedih, dia tidak bisa berbicara dan sepanjang dia bersama Ino, Neji tidak sanggup berhenti memikirkan kebahagiaan yang dikatakan oleh Ino. Jika dia bertindak demi kebahagiaan adiknya, bukankah tidak masalah? Tapi menutupi keberadaan adiknya mungkin bakal menjadi urusan panjang.

Chương tiếp theo