Rosangela adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal bersama dengan keluarga angkatnya di London. Suatu malam, ketika hendak menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya, Rosanne, begitu ia biasa dipanggil, diculik oleh sekelompok vampire dan dibawa ke kerajaan mereka. Rosangela pun menemukan fakta mengejutkan bahwa dia sebenarnya adalah cucu dari sang raja vampire yang telah lama menghilang.
Malam ini hujan lebat mengguyur kota London. Angin menderu kencang. Kilat melintas di langit, dan kemudian guntur menggelegar.
Berjalan di tengah derasnya hujan adalah seorang pria dengan jas hujan cokelat. Dia memegang sebuntel selimut yang dia tutupi dengan jas hujannya.
Langkah pria itu terhenti di depan gerbang sebuah bangunan. Dia melihat papan nama yang dipaku di dinding di samping gerbang. Di papan tersebut tertulis: PANTI ASUHAN.
Pria itu membuka gerbang yang tidak terkunci dan mulai berjalan menuju pintu depan. Begitu dia mencapai ambang pintu, dia membunyikan bel.
Layla McCarthy, seorang wanita berkulit putih di usia paruh baya dengan rambut pirang yang mulai beruban di kedua sisinya, terbangun oleh suara bel yang berdering. Menyingkirkan selimutnya, dia turun dari tempat tidur dan bergegas ke pintu depan.
Nyonya McCarthy membuka pintu dan nampak takut begitu melihat seorang lelaki kekar dengan jas hujan cokelat berdiri di ambang pintu.
"Si—siapa kamu?" Nonya McCarthy tergagap.
Pria itu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sebagai gantinya, dia menarik tudung yang menutupi kepalanya untuk memperlihatkan wajahnya kepada wanita itu.
"Oh Dexter, kau mengejutkanku." Nyonya McCarthy terkekeh.
"Maaf karena aku sudah membuatmu kaget," lelaki dengan jas hujan cokelat, Dexter meminta maaf.
"Tidak apa-apa," kata Nyonya McCarthy.
"Apa yang kamu lakukan di sini di tengah malam? Dan apa yang kamu bawa?" Perempuan paruh baya itu menunjuk ke bundelan selimut di lengan lelaki itu yang telah menarik perhatiannya sejak pertama kali dia datang.
Dexter menarik selimut dan terlihatlah seorang bayi perempuan cantik yang sedang tertidur nyenyak.
"Ya ampun, ini seorang bayi!" seru Nyonya McCarthy.
Dexter memberinya anggukan singkat.
"Bolehkah aku menggendongnya?" tanya Nyonya McCarthy penuh harap.
"Tentu." Dengan hati-hati, Dexter menyerahkan bayi itu kepada Nyonya McCarthy.
"Bayi siapa ini?" tanya Nyonya McCarthy sambil menimang bayi tersebut di pangkuannya.
"Dia bayinya Claribelle," jawab Dexter pelan.
Mata Nyonya McCarthy membelalak. Wajahnya tiba-tiba berubah menjadi pucat. Dia melihat ke sekeliling dengan waspada dan akhirnya mengucapkan, "Ayo masuk!"
Layla McCarthy berdiri menyamping dan membiarkan Dexter memasuki rumahnya. Beliau memandang ke sekelilingnya sekali lagi dan akhirnya menutup pintu. Setelah itu, Nyonya McCarthy membawa Dexter ke ruang tamu. Dan akhirnya, mereka duduk berhadap-hadapan di sofa.
Membelai rambut cokelat bayi itu, Nyonya McCarthy bertanya, "Apa yang terjadi? Mengapa kamu membawa anak Claribelle ke rumahku?"
"Orang-orang itu sudah menemukan mereka," jawab Dexter.
Jawabannya mengejutkan Nyonya McCarthy.
"Mereka sudah tahu tentang bayi itu dan mencoba menculiknya," lanjut Dexter.
"Ya ampun!" Nyonya McCarthy menaruh tangannya ke mulut.
"Claribelle dan suaminya menyuruhku membawa bayi mereka ke tempat yang aman sebelum orang-orang itu datang untuk menangkap mereka. Itu sebabnya aku membawa bayi mereka ke sini. Aku tidak bisa memikirkan tempat lain yang lebih aman daripada tempatmu," Dexter menjelaskan.
"Kau telah membuat keputusan yang tepat untuk membawanya ke sini, Dexter. Bayi ini aman sekarang," ucap Nyonya McCarthy, mencium kening bayi itu.
"Nyonya McCarthy, maukah anda melindungi anak ini?" tanya Dexter.
"Jangan khawatir! Aku berhutang nyawa pada Claribelle. Oleh karena itu, aku berjanji aku akan melindungi putrinya dengan sekuat tenaga," janji Nyonya McCarthy.
Dexter mengeluarkan liontin emas dari sakunya dan memberikannya kepada Nyonya McCarthy. "Liontin ini milik Clary. Dia mengatakan liontin itu akan melindungi bayinya dari mereka."
Nyonya McCarthy membuka liontin itu dan memasangkannya di leher bayi yang mungil.
"Aku akan memastikan bayi kita tidak akan pernah melepasnya," Nyonya McCarthy meyakinkan.
"Bagus!" adalah satu-satunya jawaban yang Dexter berikan.
"Aku harus pergi sekarang." Dexter bangkit dari kursinya dan mulai berjalan menjauh.
"Tunggu!" panggil Nyonya McCarthy.
Dexter mendadak berhenti dan berbalik untuk menghadap Nyonya McCarthy. "Iya?"
"Siapa nama bayi ini?" Nyonya McCarthy bertanya dengan penasaran.
Dexter menatap bayi yang sedang tidur di buaian Nyonya McCarthy. Sebuah senyuman mengembang di wajahnya, dan akhirnya dia memberitahu nama bayi tersebut.