webnovel

Sidang Untuk Aiden

Jangan mudah percaya beberapa hati kadang hadir hanya untuk bercanda.

*** 

"Gue akan terlalu jahat kalau hal itu sampai terjadi saat ini. Satu hal yang pasti dan nggak mungkin untuk gue elakkan—"

"Apa?" pangkas Dylan dengan sangat cepatnya atas apa yang baru saja dikatakan oleh Aiden. Aiden juga tidak merasa marah atas ini semua, dia sadar betul kalau hal ini dia terlalu lamban dalam memberikan penjelasan atas hal ini. Aiden hanya menghela napasnya dengan sangat berat saat mendengar apa yang dikatakan oleh Dylan, satu hal yang harus mereka yakini dalam hal ini semua sahabatnya sedang menuntut Aiden memberikan penjelasan yang sangat jelas tanpa ada yang terlewat sedikit pun.

"Rasa gue untuk Kay udah habis." Apa yang dikatakan oleh Aiden barusan adalah hal yang memang telah diperkirakan oleh Ares sehingga lelaki dengan manik mata teduh itu pun sama sekali tidak ada raut terkejutnya sama sekali. Sungguh kuda-kuda yang dipasang oleh Ares sangatlah kuat. 

"Dan sekarang pindah ke Azura?" Tanpa mau pikir panjang untuk waktu yang lama Aiden pun memberikan anggukan kepala atas apa yang dikatakan oleh Morgan. 

"Gan ... jatuh cinta itu Tuhan yang pilihkan, kita semua ini hanya korban." Tidak ada yang salah memang dari apa yang dikatakan oleh Aiden, yang salah ini hanya keputusannya yang terlalu mudah untuk berubah. 

"Tapi tanpa lo sadari kalau apa yang lo lakukan saat ini adalah hal yang sangat tidak adil baik untuk Azura apalagi Kay. Azura tentu saja tidak ingin menjadi kedua, bukan hanya Azura bahkan semua orang normal pun tidak ada yang ingin memiliki cinta terbagi. Sedangkan Kay dia tentu saja tidak ingin kalau apa yang menjadi miliknya harus terbagi dengan orang lain. Gue nggak minta lo untuk bertahan ama Kay."

Sebelah alis milik Aiden tampak terangkat naik saat mendengar apa yang dikatakan oleh Oka. Sangat jarang untuk cowok itu berkata dengan sangat serius seperti saat ini, tapi kalau hal itu sampai terjadi maka bisa dipastikan kalau saat ini semesta sedang tidak baik-baik saja. 

Aiden sangat tahu kalau apa yang dikatakan oleh Oka belumlah mencapai garis akhirnya sehingga jalan ninja terakhir yang diambil oleh Aiden pada akhirnya hanya diam.

"Gue hanya mau pesan satu hal ama lo. Antara Azura dan Kay lo harus memilih salah satunya nggak mungkin dua-duanya akan bisa lo genggam bersamaan." 

Aiden tidak bisa lagi untuk berkata-kata saat mendengar apa yang dikatakan oleh Oka, seakan-akan cowok itu sedang menutup celah agar orang yang paling disegani di geng motor Ganesha itu tidak bisa untuk membantah apa dikatakannya. 

"Sampai di sini lo paham kan harus apa dan bagaimana, Den? Gue percaya bahkan kita semua yakin kalau lo itu nggak memiliki potensi sebagai cowok brengsek. Lo kalau mau selesaikan hubungan lo ama Kay bicara baik-baik sama seperti saat lo minta dia untuk jadi salah satu bagian di hidup lo." Aiden hanya mengangguk saat mendengar apa yang sedari tadi diminta oleh Oka. 

"Lo jangan kasar ama cewek. Ingat lo itu hadir ke dunia juga karena makhluk yang bergelarkan wanita." Kali ini Pasha yang angkat bicara dan apa yang dia katakan itu sungguh sukses untuk membuat Aiden kini mengalihkan atensinya dengan sangat baik dan juga cepat. 

"Sha ... lo lupa apa bagaimana sih kalau gue ini adalah orang yang paling memiliki nilai tertinggi apalagi kalau hal itu tentang wanita. Memangnya kapan juga aku pernah kasar ama wanita, hah?" Mungkin pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Aiden tersebut adalah cara kalau secara tidak langsung dia sedang terpancing dengan apa yang dikatakan oleh Pasha. Iya, sejatinya Pasha memang orang yang diciptakan minim rasa takut dalam hidupnya bahkan ketika dia sedang dihadapkan oleh Aiden Ramadhan Makalela. 

"Iya, iya si yang paling," ledek Morgan yang mungkin saat ini dia seperti menegaskan kalau dia sedang berada di pihak Pasha Pranata Mandala. 

Tidak ada lagi percakapan yang melibatkan para anggota inti dari Ganesha. Mereka hanya terdiam, tapi titik atensinya hanya berpusat pada Aiden. Melihat Aiden yang hanya menjadikan gawai miliknya sebagai titik atensi terbaik menimbulkan banyak sekali argumen yang pastinya sulit untuk mereka semua pecahkan. Jika ada yang sulit maka itu adalah Aide dan semua isi kepalanya yang penuh dengan kejutan. 

"Lo mau ke mana, Den?" tanya Ares. Yang mana pertanyaan itu sudah lebih dari cukup untuk mewakili para sahabatnya yang lain tanpa terkecuali. 

"Jemput Kay!" Karena jawaban yang dilontarkan oleh Aiden, kini membuat para sahabatnya itu saling bertukar pandangan satu sama lain. Entah apa yang sedang mereka pikirkan hanya mereka yang tahu tentang hal ini. 

"Harus sekarang, Den?" tanya Oki dengan nada yang terdengar terbata-bata satu hal yang sangat mereka yakini kalau Aiden memang berniat untuk mengakhiri hubungannya bersama Kaylani. 

Sama yang seperti dipertanyakan Oki, apakah harus secepat ini?

Satu hal yang harus digaris bawahi di sini kalau apa pun yang telah terlontar dari kedua bibirnya Aiden baginya itu adalah hal yang sangat matang. Memang terkesan cepat, tapi dia telah memikirkan untung dan juga ruginya seperti apa ke depannya. 

"Lebih cepat lebih baik, Ki." Kalau Aiden sudah mengambil keputusan seperti ini maka sangat sulit pastinya untuk mengubah hal tersebut. Tidak sembarang orang juga yang bisa untuk membuat Aiden berubah pikiran.