webnovel

|| TARUNA || orang bodoh dilihat sebelah mata

Bagaimana rasanya ketika kita sebagai orang bodoh hanya dipandang sebelah Mata !! Rasanya menyakitkan tidak pastinya IYA Nah ini kisahku Asyana Candra Maya ketika menjalani sekolah di SMA TARUNA bersama sesok lelaki humoris yang selalu membuatku tertawa. Ini baru Awal kita terlihat tertawa lihatlah kisah kami selanjutnya semua terjadi di SMA ini. Masa muda yang seharusnya itu menyenangkan hanya karna kegilaan orang pintar orang orang bodoh menjadi sengsara dan tertekan Ini kisahku kisah Nyata dari sesosok gadis desa yang ingin bahagia di sekolahnya.....

NILA_KURNIAWATI · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
7 Chs

Lelaki Aneh

- mencintai itu.... tidak perlu banyak yang tau termasuk orang yang dicintai. Cukup Allah aja yang tau, karena dialah pemegang dan pengatur segalanya -

Yogyakarta, 16 Juni 2019

Hari ini hari dimana aku memulai perjalananku menuju SMA. Aku tersenyum lebar memandangi gedung sekolah yang memancarkan warna biru tua bercampur biru muda rasa banggapun juga terpancarkan dari wajah diriku yang sedang berbalut seragam abu abu putih masih terlihat bersih karna baru dan jas almater biru tua bertag nama Arsyana C.M dan sebelahnya terdapat logo SMA Taruna. Jas itu pun ku pegang di salah satu tanganku. Sebelum aku masuk kesekolah. dikepala aku berdoa semoga di SMA ini nanti, tak ada lagi pelajaran bahasa jawa karna aku benci pelajaran itu meskipun aku orang jawa, akupun tak paham kenapa begini. Kata ibu dulu saat dia SMA katanya pelajaran bahasa jawa sudah tidak dipelajari lagi entah itu benar atau salah ditempat ini akan aku buktikan omongan ibu itu benar atau salah

Aku terus melangkah menuju pintu gerbang mengerumuni papan pengumuman sudah banyak murid baru lainnya yang berkrumunan di depan papan. Aku berusaha mengikuti kerumunan itu untuk melihat kelas mana aku harus belajar akhirnya nanti

Ditunjuklah ruangan IPA 4 dimana aku akan belajar di setiap detik menitku nanti tak lama seseorang berbisik di samping telingaku "masuk kelas apa lo" katanya membuat aku terkejut sekilas aku menoleh kesamping

"Nis lo kok disini gue kira lo mau daftar di sekolah lain"

Anisa Dwi, dua nama singkat yang selalu aku dengar setiap hariku dulu di SMP. Gadis cantik berambut gelombang lebih pendek dari diriku. Dia adalah sahabatku dari kelas tujuh sampai kelas sembilan. Lama sekalikan -menurutku-

"Yah kita gak sekelas gue masuk kelas IPA 6"

"Syukurlah gue bisa pisah sama lo" ucapku dengan nada meledek "udah gue masuk kelas dulu by nanti pulang sekolah bareng Yaa" Nisa mengagguk pelan menyertakan kata Yaa kemudian Aku berjalan meninggalkan Nisa sampai tak terlihat lagi olehnya, akupun mengikuti lorong lorong sekolah yang serba baru itu akhirnya menemukan ruangan kelas IPA 4 letaknya bagian ujung dari kelas lainnya terdapat juga pohon rindang di depannya yang membuat suasana tempat itu sedikit lebih sejuk dari kelas yang lainnya.

Hari ini aku melangkahkan kakiku untuk pertama kalinya di tempat ini. Tempat dimana nanti selama satu tahun ini akan selalu menjadi rumah keduaku "Aku duduk sama kamu yaa" ucapku kepada seorang perempuan yang duduk sendiri di barisan kedua. Dia memgaguk pelan memandakan dia mau berjejeran denganku. Akupun menapakan bokongku di atas kursi kosong. duduk manis memandangi sekitarku menatap kerumunan orang baru menatanpnya canggung meskipun ini terlihat aneh tapi akhirnya nanti tiga tahun aku akan bersama mereka bejuang melawan pejajah materi "hay salam kenal aku Asyana paggil aja Yana" kataku memulai perbincanggan dengan teman sebelahku

"Salam kenal juga panggil aja aku Aci" jawabnya singkat padat dan jelas. Karena hari ini hari pertama kita di sekolah jadi kita belum terlalu akrab kalau menyapa hanya memakai hay kamu, Aku, Kamu, bukan lo, gue.

"Ohh" Angguku pelan "kamu---" kataku terputus karna sesorang yang

Tiba tiba memukul pundakku pelan akupun kaget dan segera menoleh menghadapnya

"Heh kamu disukai Fahri" Katanya dia tiba tiba entah kepada siapa ia berbicara tetapi ia seperti mengarah kepadaku

"Siapa?" Tanya ku kepada seorang lelaki yang duduk di samping kiri ku

"Kamu lah yang aku tepuk kan kamu" Jawabnya sebari terseyum manis hingga terlihat lesung pipinya. Dilihat dari wajahnya orang ini hurmorin tak terlihat seperti wajah orang nakal. Kelihatan dari awalnya dia menyapa tak seperri lelaki lain ketika pertama kali bertemu

"Siapa Fakri?" Tanyaku lagi kepada orang itu. Diapun menunjuk kan jarinya ke seorang lelaki di sebelahnya. Lelaki berkulit coklat manis berambut sedikit keriting menggunakan kaca mata dilihat dari penampilannya sepertinya dia anak pintar.

Aku terdiam membiarkan cowok itu tertawa menurutku itu gak lucu tapi cowok itu terus saja tertawa seakan ia melihat film lucu sedangkan orang yang ada di sebelahnya juga ikut terdiam meliriknya sinis. Tak lama anggota osis pun datang menghapiri kelas kami membagikan tugas tugas yang harus kami lakukan semasa orientasi sekolah ini dimulai dari yel yel sekolah sampai pentas seni penutupan acara

---●○●---