Ini sangat aneh, sebenarnya apa yang sedang terjadi padaku saat ini. Saat aku membuka mata, aku melihat tiga orang yang tertawa bahagia di depanku, mereka memanggilku adik RanRan, setauku itu bukan namaku.
Dan salah satu dari tiga orang yang tertawa bahagia di depanku saat ini adalah Lili, aku mengenalinya, dia adalah Lili, sahabat dari Anita. Tapi kenapa. Kenapa dia memanggilku adik RanRan(?) Bukankah aku dengannya seusia(?) Aku merasa sangat bingung
"Lili jangan terlalu berisik. Lihat wajah adikmu, sudah terlihat kebingungan."
"Maafkan aku bunda. Lili terlalu bahagian."
"Sudah-sudah, semuannya minggir dulu, biar Yuda memeriksa keadaan adik RanRan."
"Kakak Yuda periksa yang benar yah...?!"
"Ia, ia. Emangnnya selama tiga bulan ini kakak Yuda nggak bener meriksa dan merawat adik RanRan?"
"Umm hehehe... Lili hanya khawatir saja."
"Oh astaga, bunda hampir saja lupa. Bunda lupa memberi tahu ayahmu kalau RanRan sudah siuman."
"Biar Lili saja yang memberitahu Ayah."
Situasi macam apa ini(?) Aku jadi sangat takut sekarang. Kenapa Lili memanggilku adik(?) Kenapa dokter yang bernama Yuda ini juga memanggilku adik(?) dan Ibu yang saat ini sedang mengelus kepalaku adalah Ibu baruku(!?)
ADA YANG BISA MENJELASKAN SITUASI YANG SANGAT ANEH INI PADAKUUUU...!!!!!!
"Bagaimana keadaan adikmu?"
"Tanda-tanda vitalnya semua sudah kembali normal. Tapi dua atau tiga jam kemudian, Yuda akan memantau kembali untuk memastikan keadaan RanRan lebih lanjut, dan baru setelah itu RanRan bisah di pindahkan ke ruang rawat inap."
Yuda, "Bunda, Yuda akan ke ruang sebelah dulu, jika ada apa-apa bunda tekan saja tombol di samping tempat tidur."
"Ia, ia... Sudah sepuluh kali kamu mengatakan itu pada Bunda, kuping bunda sampai terasa panas mendengarnya."
"Yuda hanya mengatakannya saja, siapa tahu saja Bunda lupa."
"Sudah sana pergi."
Dokter Yuda itu menatapku sambil tersenyum, kemudian ia maju dan mencium dahiku seringan bulu, "Kakak Yuda pergi dulu yah, dek."
Akupun menjawab dengan mengedipkan kedua mataku.
Aku menatap seorang Ibu yang sangat cantik di sampingku.
"Lain kali RanRan jangan ulangi yah! RaRan tahu tidak, betapa khawatirnya Bunda saat lihat RanRan terkulai lemas di kamar dengan tangan yang di penuhi darah! Apa RanRan tidak sayang lagi sama Bunda sampai ingin meninggalkan Bunda? Ok. Baiklah, Bunda izinkan RanRan untuk mengejar Zheng, tapi Bunda hanya memperingati RanRan saja, Zheng tidak akan pernah mencintai RanRan."
Apa maksud Ibu ini(?) Aku sama sekali tidak mengerti. Apakah pria yang bernama RanRan ini memiliki cinta bertepuk sebelah tangan(?)
Kenapa hidupku selalu berakhir seperti ini(!)
"Bunda sudah menelpon Zheng untuk datang kemari... (menghembuskan napas) ... Walaupun dengan sedikit paksaan dari orangtuannya."
Tok, Tok, Tok ... (ketukan pintu)
"Oh itu mungkin Zheng... Masuk."
Siapa orang yang ibu baruku ini maksud(?)
Aku hanya bisa menghembuskan napas pasrah.
Kenapa di setiap kehidupanku selalu mengalami cinta sepihak. Di kehidupanku yang dulu (Resa) bahkan saat aku tersadar kembali di tubuh orang lain. Cinta yang aku dapatkan sepihak lagi. Mungkin aku ini sudah di takdirkan tuhan untuk mengalami kepahitan cinta.
Sangat malang.
Cleekk... (membuka pintu).
Aku menatap seseorang yang muncul di balik pintu, dan ini sangat gila. Ini benar-benar sangat gila.
Aku terkejut bukan main. Itu Zhu Zheng(!!) Takdir macam apa yang sedang aku alami saat ini Tuhan.
Jadi orang yang di cintai adik yang bernama RanRan ini adalah Zhu Zheng(!) Bahkan adik ini sampai mengakhiri hidupnya seperti apa yang terjadi padaku.
😑Tapi adik ini masih lebih baik dari pada aku. Aku kehilangan semuannya, kehilangan cinta, teman, kakak dan adik, bahkan kedua orangtuaku.
Sudahlah lupakan saja. Mungkin saat ini Tuhan belum mengizinkanku untuk kembali ke alam sana agar aku bisa menyelesaikan apa yang tidak bisa aku selesaikan di kehidupan sebelumnya atau di kehidupan masa laluku. Buktinya saat ini, aku terlahir di keluarga yang sangat harmonis seperti apa yang aku inginkan.
Lili sangat beruntung sekali bisa memiliki keluarga seperti ini.
Dan aku juga menjadi penasaran wajah wanita yang aku rasuki sekarang(!) Aku ingin melihat wajahnya di cermin, tapi seluruh tubuhku masih terasa lemas.
(info : belum menyadari)
"Ibu akan tinggalkan kalian berdua sebentar di dalam. Zheng bicara baik-baik dan jangan terlalu menekannya."
"Hilangkan wajah jijikmu itu dari anak tante." ( – _ – ) Bisik Mirna sebelum meninggalkan ruangan.
Zhu Zheng tidak pernah berubah dari segi kepribadian.
Ekspresi itu juga yang pernah dia tunjukan padaku sepuluh tahun yang lalu, dan itu adalah ekspresi wajah yang paling aku takuti darinya.
Saat ini Zhu Zheng menatapku tanpa mengatakan apa-apa. Dia hanya menatapku.
Menatapku...
Menatapku...
Dan menatapku. 😑
Lalu apa gunanya kamu datang kemari jika tidak mengatakan apa-apa(?!) Oh aku lupa, Zhu Zheng datang kemari karena unsur paksaan kedua orangruannya.
15 Minutes Later.
"Ti–tian, apa ada yang ingin kamu katakan?" Ucapku dan malah di tatap aneh oleh Zhu Zheng.
Eeeehhh... Kenapa Zhu Zheng menatapku aneh(?)Tunggu dulu, apa aku salah berbicara(?) Aku merasa tidak ada yang aneh dari ucapanku barusan(!)
"Kamu memanggilku apa tadi?!"
"Ti–tian." Ucapku ragu-ragu.
"Ulangi."
"Tian."
"Ulangi."
"Tian..." Ucapku dengan suara yang sangat pelan.
"Ulangi."
Resa, "...???" Apa kamu sakit?
"Sudah lupakan. Istirahatlah dengan baik. Semoga cepat sembuh." Ucap Zhu Zheng dan kemudian meninggalkan aku sendirian di dalam ruangan.
.
.
.
Kurang lebih dua minggu Resa di rawat di RS dan kemudian di bolehkan pulang.
Seminggu yang lalu Resa merasa tertekan dengan penampilan barunya. Pada saat melihat cermin untuk pertama kalinya, awalnya Resa berpikir semua terlihat baik-baik saja. Gadis yang terlihat di cermin ini sangatlah cantik, dia memiliki rambut pendek yang sangat halus, alis yang sangat cantik, mata bulat kecil, hidung mancung dan kecil, bibir tipis semerah buah ceri, wajah yang putih dan halus bahkan tanpa bekas jirawat dan pori-pori wajah. Sungguh benar-benar seperti sorang dewi.
Yang membuat Resa merasa tertekan adalah gadis cantik di depan cermin ini adalah seorang pria, pria yang memiliki wajah dan tubuh mungil seperti seorang wanita, bahkan lebih cantk dari seorang wanita.
Pria ini lebih pendek dari tubuh lamanya. Pikir Resa.
Di rumah barunya, tepat di dalam kamar milik pria yang bernama RanRan, Resa masih setia berdiri di depan cermin sambil memperbaiki rambut yang terangkat di atas kepalanya.
"Rambut Apel ini membuatku sangat marah. Apa aku mengguntingnya sajayah dua cabang rambut yang terangkat ini. Terlihat sangat merusak suasana saja."
Resa mengambil gunting di dalam laci nakas dan kembali ke depan cermin untuk menggunting rambut apel yang terangkat itu.
"Eeeeeeeee.... Apa yang kamu lakukan naaaakkk...!!"
Suara teriakan yang muncul tiba-tiba mengagetkan Resa dari aktifitas jahatnya.
(aktifitas jahat : memotong rambut orang lain)
"Kenapa kamu mau memotong rambutmu?"
"Aku merasa rambut yang terangkat di atas kepalaku ini sangat mengganggu."
"Sangat mengganggu? Bukannya kamu sangat menyukai rambut itu? Kamu bahkan sangat percaya diri dengan rambut itu, dan Bunda juga sangat menyukainya. Rambut itu juga membuatmu terlihat semakin cantik dan unyu."
"Anak Bunda yang tersayang~~" Sambil memeluk manja Resa.
Resa, "..."
"Ayo kemari, ada yang ingin bertemu denganmu di bawah."
Resa mengikuti ibu barunya ke lantai bawah, di mana sudah ada beberapa orang yang duduk di sana, dan salah satunya adalah Zhu Zheng, Ayahnya dan Lili.
Resa, "..." Apa yang mereka lakukan di sini?
"Ayo duduk di samping Bunda."
Ayah RanRan menghembuskan napas dan mulai masuk dalam pembicaraan.
"Maaf merepotkan kalian mengenai masalah ini."
"Itu sama sekali tidak merepotkan, apa lagi itu sama sekali bukan masalah besar bagi kami."
Resa, "..." Masalah apa?
Resa menatap Lili yang duduk tidak jauh darinya untuk mendapatkan penjelasan, akan tetapi Lili hanya menatap Resa/RanRan sendu, dan kemudian memegang kepalanya sambil menghembuskan napas.
Resa menatap Zhu Zheng yang saat ini sedang menatapnya juga, seketika smrik aneh muncul di bibir Zhu Zheng, dan itu sontak membuat Resa terkejut bukan main.
"RanRan..." Panggil Bunda RanRan.
"Yah...?"
"RanRan jangan menyusahkan Zhu Zheng yah di sana..."
"Ha...?" Kebingungan dan belum mengerti arah pembicaraan.
"Baiklah ganti pakaianmu dan kembali lagi kemari."
"Oh, ok.ok." Resa berjalan menaiki tangga dengan wajah kebingungan.
Sepertinya aku harus mencari tahu bagaimana kehidupan dan kepribadian pria yang bernama RanRan ini(!)
Saat Resa masuk ke dalam kamarnya, tidak lama kemudian di susul oleh Lili yang ikut masuk bersamanya ke dalam kamar.
"Adik RanRan, kakak ingin berbicara denganmu... Kemari duduk dulu."
Resa mengikuti arahan Lili dan duduk di sampingnya.
"Apa yang ingin kakak katakan?"
"...(menghembuskan napas)... Kakak sarankan padamu agar menjaga sifatmu di sana. Jangan melakukan sesuatu yang membuat Zhu Zheng benci dan kesal, seperti memanjat ke tempat tidurnya, duduk di pangkuannya, memeluknya, menggodanya, dan jangan bertelanjang lagi di depannya seperti yang kamu selalu lakukan. Mengerti!!"
Resa, "😱" Apa pria ini melakukan semua hal bodoh itu?! Sangat memalukan, walaupun itu bukan aku yang melakukannya... Sangat gila, aku saja yang mengejarnya secara baik-baik sudah di tatap jijik, apa lagi pria ini. Aku jadi merasa sudah menjual diriku.
Lili, "Hey kamu belum menjawab kakak. Mengerti atau tidak?!"
"Aku mengerti."
"Bagus... Yasudah ganti pakaianmu dan turun ke bawah."
"Ok."
.
.
.
Bersambung . . .
Jumat, 19 – 06 – 2020, Pukul 11.55 wita.
____________________________
Mau minta saran dari pembaca.
.
Sejak SMP sampai masuk ke dunia kerja, sendalku selalu di curi di depan pintu. Bahkan saya hanya meninggalkan sendalku sementara di depan pintu rumah selama 5 menit dan ketika saya kembalik sudah lenyap di telan bumi. Padahal sendalku terlihat biasa-biasa saja, sederhana, tapi cantik dan nyaman.
.
Menurut kalian, apa saya gunakan sendal jelek sajayah supaya tidak lagi di curi(?)
Minta saran saja, soalnya saya lagi marah😡🔥karena sendal kesayanganku baru saja hilang jam 5 sore tadi.
😡😡😡😡😡😡😡😡😡🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥