Sepulang dari kantor, keduanya pulang ke rumah dalam diam. Bahkan saat makan malam Resa sama sekali mengabaikan keberadaan Zhu Zheng, Resa menganggap hanya dirinyalah yang tinggal di rumah besar berlantai tiga ini.
"Kenapa kamu mengabaikanku lagi?"
"Aku tidak mengabaikanmu."
"Lalu kenapa kamu tidak tidur di kamarku malam ini?"
"Kita bukan muhrim. Tidak pantas tidur sekamar."
Zhu Zheng, "..."
Resa menarik selimut hitam putihnya dan menutupi seluruh tubuhnya hingga tidak ada yang tersisa untuk di lihat.
Zhu Zheng memasuki selimut Resa dan tidur di samping si ulat kepompong kesayangannya, tidak lupa Zhu Zheng memberikan pelukan hangat pada Resa dari belakang.
Tidak ada perlawanan dan penolakan dari Resa, dia terlihat nyaman-nyaman saja di peluk oleh Zhu Zheng.
Terkadang cinta tanpa kepastian yang jelas, membuat salah satu pasangat merasa takut dan selalu berpikir negatif untuk pasangan mereka. Seperti mudah cemburu ketika melihat pasangan yang di cintainnya lebih dekat denga orang lain, atau salah satunya seperti yang di alami Resa saat ini. Dia sangat cemburu ketika mendengar Anita dan Zhu Zheng akan melakukan pertemuan keluarga, yakni membahas perihal kelanjutan hubungan mereka.
Siapa yang tidak merasa cemburu mengenai hal itu(?)
Siapapun itu yang berada di posisi Resa, aku yakin 99,9% akan merasa sangat cemburu.
"Tian..."
"Hmm."
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"
"Apa yang ingin kamu tanyakan?"
Resa membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan hanya menyisahkan selimut tersebut menutupi setengah dari bagian tubuhnya.
Resa membalikan tubuhnya ke arah Zhu Zheng.
"Apa kamu mencintai Resa?"
Zhu Zheng menatap Resa lekat, "Sangat... Aku sangat mencintainya."
Resa menelan ludah sulit, kedua tangannya meremas kuat selimunya.
"Dan karena itu, kamu sampai menyimpan mayatnya?"
"Hmm... Apa kamu cemburu?"
"Tentu saja tidak." Kata Resa semangat.
"Kamu terlihat bahagia mendengarnya?"
"Tentu saja aku bahagia... Eh, maksudku... Aku lupa." Kata terakhir di ucap Resa dengan suara pelan.
Zhu Zheng, "..."
Sebenarnya banyak hal yang ingin Resa tanyakan pada Zhu Zheng perihal rasa suka dan cinta Zhu Zhrng pada Resa. Tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal tersebut, Resa ingin mencari waktu yang tepat untuk bertanya pada Zhu Zheng mengenai cintanya pada Resa.
Resa, "..." Sejak kapan dia mencintaiku?
Zhu Zheng menarik Resa ke dalam pelukannya, dan membelai sayang si ulat kesayangannya.
Beberapa saat kemudian ketukan pintu dan bunyi gagang pintu yang di mainkan terdengar lagi di pintu kamar Resa. Hal itu membuat Resa selalu terkejut dan takut.
"Tian..."
"Tidur. Jangan di perdulikan."
"Tapi aku sangat takut."
"Jangan takut, aku di sampingmu."
.....
Beberapa hari ini Zhu Zheng selalu membawa Resa kemanapun ia pergi, termaksud beberapa hari perjalanan bisnis ke luar negeri.
Zhu Zheng merasa khawatir dan takut jika meninggalkan Resa sendirian di rumah, apa lagi di lihat dari kondisi rumah yang sangat tidak memungkinkan bagi Resa untuk tinggal sendirian, khawatirnya, jangan sampai saudara dan saudari Resa ikut mengambil Resa dari hidupnya. Maka Zhu Zheng memutuskan untuk kembali ke rumah pribadinya yang berada di distrik A. Distrik yang terkenal dengan kumpulan rumah mewah.
Resa dan Zhu Zheng merapikan pakaian milik mereka di dalam ruangan yang di sebut lemari besar.
Saat pindah Zhu Zheng meminta Resa untuk sekamar dengannya, dan hal itu di setujui Resa dengan sangat cepat.
Mungkin Resa tidak lagi berpikir dua kali saat menjawab.
Namanya juga cinta. Siapa yang ingin berpisah dengan pasangan yang dicintainya saat tidur nanti(?!)
"Kepompong, bisa bantu aku menggantung beberapa pakaianku di dalam lemari?"
"Ok. Tapi jangan memanggilku dengan nama itu!" Kata Resa dengan wajah gelap.
"Kenapa?"
"Itu sangat memalukan."
Zhu Zheng berjalan ke arah Resa dan memeluk Resa dari arah belakang, karena tubuh Resa yang terlalu pendek membuat Zhu Zheng langsung menggendong Resa seperti seorang gadis, dan menaruhnya di atas meja aksesoris yang ada di dalam lemari besar.
Zhu Zheng mendekati wajahnya ke arah Resa, "Tapi nama itu sangat cocok denganmu."
"Ta–tapi, tapi nama itu terdengar sangat aneh." Ucap Resa gugup.
"Mungkin itu hanya perasaanmu saja."
Hening beberapa saat, keduanya hanya saling menatap satu sama lain dengan jarak yang sangat dekat.
"Tian." Panggil Resa pelan dengan suara lembut.
"Boleh aku menciumu?" Tanya Zhu Zheng pada Resa, dan di balas anggukan kepala oleh Resa.
Zhu Zheng pun meraih bibir merah cherry milik Resa.
Keduanya berciuman mesra sampai terdengar suara basah di antara penyatuan bibir mereka.
Resa melingkari kedua tangannya di leher Zhu Zheng dan sesekali terdengar tarikan napas berat di antara keduanya.
Merasa belum cukup dengan bibir, Zhu Zheng pun mengarahkan ciumannya ke arah telinga dan leher Resa.
Tanda merah di leher Resa yang putih terlihat sangat jelas dan menggoda. Dan itu membuat Zhu Zheng merasa sangat puas dan bangga karena telah membuat karya luar biasa banyak di leher si ulat kepompong miliknya yang saat ini sudah terlihat kehabisan napas.
Zhu Zheng menggendong Resa seperti koala dan membawa Resa keluar dari lemari besar.
Zhu Zheng naik ke tempat tidur dan membaringkan Resa.
"Tian kamu, kamu mau apa?" Kata Resa panik.
"Aku ingin melakukannya..." Jawab Zhu Zheng dengan wajah bernapsu yang terlihat tidak berdaya.
"Ta–tapi aku belum siap. Ini terlalu mendadak."
Zhu Zheng membenamkan kepalanya di ceruk leher Resa dan berkata pelan, "Aku tidak akan memasukan miliku ke dalam gawangmu..."
Resa, "..." 😑
Zhu Zheng menatap Resa, "... Hanya satu jariku yang akan masuk di dalammu. Tidak lebih. Mau yah??" 😈
Resa menjadi tidak berdaya saat mendengar permohonan Zhu Zheng yang di lengkapi dengan wajah kasihannya.
Dan pada akhirnya Resa pun mau mengikuti keinginan Zhu Zheng.
Tapi Resa sama sekali tidak menyadari apa yang di katakan Zhu Zheng hanya omongkosong belakang.
Zhu Zheng ingin melakukan lebih. Tidak hanya sekedar memasukan jari.
Tapi dirinya ingin memasuki miliknya ke dalam gawang sempit Resa.
Siapa yang akan menolaknya jika napsu sudah memenuhi kepala(?!)
.
.
.
Bersambung ...
Selesai pengetikan pada hari –
Selasa, 14 – 07 – 2020
Pukul, 04.14 wita.