Yuu sudah mengumpulkan semua darah yang berubah. Dan darah itu berwarna kuning, merah.., putih dan hijau.
Warna itu selalu berubah seiring makanan yang dimakan. Anehnya Yuu tidak pernah sadar bahwa makanan yang ibu masak selalu berulang ulang.
Bentuknya dan rasanya sangat mirip. Sudah sekarang Yuu ingin menyimpan semua darah itu yang dibilang akan menjadi senjata.
Tentu saja, karena ia sangat percaya pada kakek itu. Tampak nya ia adalah pemilik rumah atau tuan rumah keluarga ini. Tetapi ia terasa tidak ada...atau...
ter....asingkan....?
Kali ini Yan sama sekali tidak melihatnya. Kini Yuu sangat tertarik pada pagar putih itu.
Ia ingin mencoba menyentuhnya hanya menyentuh saja. Tetapi wajah yan tiba tiba menatap ngeri pada Yuu.
Yuu tercekat dan hanya menatap wajah yan yang semakin lama semakin rusak.
"Kakak...jangan macam macam ya"
- seru adiknya , disambut anggukan Yuu. ia sangat ketakutan.
Adiknya hanya menutup matanya dan membawa Yuu kesuatu tempat.
Disitu, ia bertemu ayah , ibu dan kakek itu tidak ada??
Deg....deg...
kini rasanya tidak akan ada yang menyelamatkan nya.
Ibu menatap Yuu dan menoleh tajam dari tempat duduknya.
"y--yan"
seru ku aku sangat ketakutan.
"Terima saja kesalahan mu kakak , jawab dengan jujur ya..."
- seru Yan tersenyum, wajah manis khas anak kecil nampak jelas. Dan dia berbalik.
Kali ini ia menoleh dengan wajah seram sama rusak sekali..."jangan tipu aku..."
Aku menelan ludah, apa ini ada apa apa ini karena kakek itu...??
"jangan sampai mereka menemukanmu"
-- Yuu teringat perkataan kakek, atau jangan jangan ia telah ketahuan mencoba mencari rahasia keluarga ini!!
"Nak, jawab sejujurnya ya"
- sahut ibunya, kali ini ia menoleh sekeliling tidak ada siapa siapa selain ayah dan ibu yang nampak terdiam seperti mayat.
"Apa kau .. mencurigai kami..."
Tanya ibu kali ini ucapan nya membuat kerongkongan Yuu tercekat.
"ti--tidak...kalian adalah keluarga ku!!"
-- seru Yuu menyakinkan meskipun kedua kakinya semakin goyah.
"Bagus, dan kau tau resiko mu ketika berbohong...."
deg deg
"mati...."
Yuu kembali menelan ludah kasar, tatapan ibu seolah sangat serius padanya. Dan perlahan wajahnya menghitam persis seperti orang mati.
Yuu memegang kepalanya yang tiba tiba sakit , dan ketika membuka mata ibu sudah menghilang. Dan ia tidak mengingat apa apa..."
Ayah memukul kepalaku sangat keras dan membuat kepalaku puyeng dan di hantui sosok ayah dan ibu yang kini menatap ku tajam seolah boneka berharga.
Mereka semakin mencurigai ...dan mengurungku....."