webnovel

Meminta Restu

"Butuh proses dan ikhtiar untuk menggapainya lantas untuk menggapainya tentu saja perlu restu dari orang tercinta dan Maha Pencipta, Sebagaimana di dalam hadis di jelaskan Ridhonya Allah adalah Ridhonya Orang tua, Begitu pun sebaliknya, Murkanya Allah adalah murkanya orang tua"

Di sebuah rumah yang bisa di katakan sederhana hiduplah seorang gadis kecil manja, sebut saja namanya Alya. Dia adalah anak kesayangan ayahnya. Alya anak yang sangat manja kepada ayahnya. Dia menganggap ayahnya adalah inspirasi yang perlu dijadikan contoh dalam menjalani kehidupannya. Setiap Alya ingin melakukan sesuatu Alya selalu meminta pendapat ayahnya. Jika ayahnya tidak mengizinkan atau tidak menyukainya, maka Alya pun tidak akan  melakukan hal itu. Alya adalah anak yang di bilang patuh dengan apapun perkataan ayahnya. Hingga pada waktu itu Alya sedang  duduk di bangku Aliyah kelas 12.

Alya bisa dibilang anak yang cerdas dan aktif di organisasi sekolah, kala itu seluruh kelas 12 di persilakan untuk mengikuti jalur undangan  untuk memasuki universitas yang diinginkannya untuk mencapai studi dan mendapatkan gelar sarjananya. Saat itu kelas Alya riuh, semua bercerita ingin kuliah dan mengambil jurusan yang disenanginya, sama halnya dengan Alya. Dia pun mempunyai keinginan kuliah dan bercita-cita ingin menjadi seorang guru.

Hingga sesampainya di rumah, hangatnya malam menyelimuti keluarga kecil yang sederhana itu. Alya bercerita kepada ayah dan ibunya tentang pengumuman di sekolah, bahwa sekolah mempersilahkan bagi siswa dan siswi untuk mengikuti jalur undangan. Alya dengan begitu gembira menceritakannya kepada ayah dan ibunya, tetapi ayah tak begitu senang mendengarnya.

Alya pun meminta izin kepada orangtuanya untuk mengikuti jalur undangan itu, dan meminta pendapat kedua orang tuanya, pada saat itu ayah langsung berkata tidak menyetujui Alya untuk kuliah negeri yang jauh dari orangtuanya, ayah Alya hanya ingin alya kuliah  swasta yang berada di dekat rumahnya saja. Ayah tidak bisa melepaskan putri kecilnya itu tinggal jauh darinya. Ayah khawatir dan juga tidak mengizinkan karena masalah ekonomi. Ayah Alya takut ketika sudah di pertengahan jalan kuliah, ayahnya tidak sanggup membiayainya lagi. Hingga pada akhirnya ayah memutuskan untuk tidak mengizinkan Alya. Alya sedih tetapi tidak menghapuskan niatnya untuk bisa kuliah di universitas impiannya itu.

Keesokan harinya, di sekolah teman teman Alya semua bercerita tentang kehebatan kampus yang ingin dimasukinya. Sedangkan Alya hanya diam karena sang ayah tidak mengizinkannya.

Hingga pada siang hari itu teman Alya bertanya kepadanya. "Kenapa termenung?"

Dan Alya pun menceritakannya. Teman Alya tersebut menguatkan Alya dengan berkata "Kau anak cerdas, sayang rasanya berhenti hanya di kota ini, merantaulah jelajahi bumi Allah yang luas ini.  Kau sudah dewasa, kau berhak menentukan masa depanmu sendiri. Yakinlah kamu bisa menghadapinya. Cerita kembali pelan-pelan bersama orangtuamu dan buat mereka yakin."

Perkataan itu membakar semangat Alya dan iapun bergegas membuktikan kepada ayahnya bahwa dia sudah dewasa dan berhak menentukan pilihannya.

Sore hari, Alya pun duduk berdua bersama ibunya, dan menceritakan keinginannya untuk kuliah di universitas yang di inginkannya. Alya menceritakan semuanya, sampai Alya meneteskan air matanya karena ia benar-benar Ingin sekali kuliah di universitas yang di impikannya itu dan ibu pun begitu terharu mendengarkan perkataan Alya yang niat dan semangatnya begitu luar biasa untuk melanjutkan kuliah di universitas yang di inginkannya. Ibunya pun akhirnya mengizinkan Alya untuk mengikuti jalur undangan tersebut.

Malam pun tiba di iringi dengan rintik hujan yang bukan hanya membasahi bumi saja  tetapi juga membasahi pipi Alya. Dia kembali lagi meminta izin kepada ayahnya.

Dengan berkata, "Ayah, Alya kembali meminta izin ayah untuk mengikuti jalur undangan ini, bagaimana mungkin Alya tidak meminta restu dan doamu untuk kesuksesanku kelak. Ayah percayalah Alya akan baik baik saja nanti ketika menjadi anak rantau. Ayah tahu barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalan nya menuju surga.

Sesuai hadis Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699)

"Indah kan yah?"

"Ayah....," Alya menjeda ucapannya. "Alya tidak meminta ayah untuk berhenti khwatir, karena Alya pun juga masih ingin dikhawatirkan oleh ayah. Masalah pembiayaan kuliah Alya tidak usah begitu penat ayah memikirkannya. Ayah tahu tidak? Jika kita yakin dan percaya pada Allah dan menyerahkan semua kehidupan kita pada Allah InSyaaAllah ada jalannya ayah. Ayah, Allah Maha Tahu apa yang di butuhkan hambanya, yang penting kita sudah berikhtiar yah. Allah Maha Tahu isi hati manusia dan apa yang di munajatkan setiap hamba-Nya yah. Ayah yakin kan Allah maha pemberi rezeki kepada siapa yang ingin Dia kehendaki, apalagi Alya pergi untuk menuntut ilmu, pasti Allah mudahkan semuanya yah.

Ayah, Alya akan baik baik saja dan semua akan berjalan dengan indah selama doamu tidak berhenti untuk diriku yah!!!"

Ketika mendengar perkataan Alya,  ayah tidak menyangka kini putri yang selalu di manjakannya sudah mulai tumbuh menjadi gadis yang dewasa. Hingga pada akhirnya hati sang ayah luluh dengan perkataan anaknya dan semangat anaknya itu begitu luar biasa ingin kuliah. Dan akhirnya ayah dan ibu pun mengizinkan Alya untuk mengikuti jalur undangan yang disediakan oleh sekolah untuk memasuki universitas yang Alya sukai.

Setelah Ayah dan ibu mengizinkan Alya untuk mengikuti jalur undangan, Alya bermusyawarah kembali kepada Ayah tentang jurusan yang akan di ambilnya untuk kuliah di perguruan tinggi yang Alya impikan itu.Alya ingin sekali mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam, seperti Abang nya. Tetapi ayah tidak menyetujui pendapat Alya karena Ayah lebih suka Alya mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia dini, Alya mengerutkan keningnya dan bertanya kepada Ayah, kepada Ayah menginginkan Alya mengambil jurusan Pendidikan Islam Anak Usia dini? Tanya ku. Ayah pun menjawab kau wanita nak. Jika kau nanti mengambil jurusan itu kau akan mengajar di Taman kakak- kanak, kan cepat pulang kerja nya jadi bisa mengurus Suami dan anak-anak mu kelak, ujar si Ayah, Alya pun tersenyum dan sambil berpikir kenapa Ayahku sudah berpikir sejauh itu tentang ku.

Menurut Alya pendapat Ayahnya itu tidak masalah bagi dirinya dan Alya pun juga suka dengan anak-anak maka Alya pun menyetujui pendapat Ayah nya dengan mengambil jurusan pendidikan anak usia dini tersebut.

☘️☘️☘️

Cerita ini ditulis oleh : Alya_Zahro_Azhari