"Glen, gue percaya sama lo," Arjun tersenyum kecil, "Guys, kita akhirnya bisa bareng lagi, tapi kali ini tanpa Hendry sama Keynan,"
"Gue gimanapun nggak akan pernah mau semobil sama dia lagi," Deva memekik kesal, "Udah kapok gue nyaris mati gara-gara dia! Belom lagi dramanya! Minta di lindes kepalanya emang tuh cewek! Si Hendry juga main iyaiya aja, kalo mau bunuh diri ya biarin lah, dia mati juga gue seneng kok, nggak bakalan sedih,"
"Astagfirullah Deva, maneh teh jangan gitu, dosa," Yuda memegang dadanya dramatis.
"Lo nggak tau aja ya Yud! Gara-gara dia mobilnya itu nyrusuk jurang tau nggak! Gila aja," Galang melotot marah, "Cuma gara-gara mau duduk di depan, dia drama mau bunuh diri,"
"Astagfirullah teman-teman jangan ghibahin orang, nggak baik mending--"
"Lo juga sering ghibah Ki," Yeri terlebih dahulu menyela, "Biarin aja pada marah-marah dulu, biar puas,"
"Tapi bersyukur sih gue," Mark tersenyum lebar, "Kan jadinya gue bisa confess ke Yeri,"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com