Boni kembali ke tempat penyimpanan, dengan diikuti oleh Jefri yang tak tahu apa yang dilupakan oleh temannya itu. Sekotak es batu yang sudah disiapkan oleh Sinta, diambil Boni. Jefri pun ikut lupa akan hal itu, padahal tugas mereka yang utama adalah mengganti es batu yang menjadi alat untuk mengawetkan tubuh jasad sang ibu muda.
"Pelan-pelan Pri!" sergah Boni, karena Jefri berjalan terlalu cepat.
Jefri lantas memelankan langkahnya.
"Kayak ngangkat batu," ujar Boni.
Kotak yang mengepulkan asap putih halus itu memang begitu berat, karena ada lebih dari 20 es batu berukuran lumayan besar, yang sedang mereka angkat dengan tangan kosong.
"Hahhh," desah lega Boni setelah kotak itu turun dari tangannya, bekas kemerahan terlihat jelas di sana.
"Gitu aja masak berat," ejek Jefri.
"Ya beratlah, kayak ngangkat batu," sahut Boni.
"Makanya olahraga, biar lebih kuat," tutur Jefri dengan menunjukan otot-ototnya yang kian menonjol, karena dia sering berolahraga selama di pengungsian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com