webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
275 Chs

Memulai

Zen dan Asuna akhirnya tiba disebuah taman dimana mereka berjanji untuk berkumpul bersama Lisbeth, Silica dan Suguha untuk berjalan bersama menuju sebuh bar yang dikelola oleh Agil.

Zen dan Asuna masih berpegangan tangan mereka sambil duduk dibangku yang berada ditaman tersebut, sambil meununggu sahabat – sahabatnya tersebut.

Namun belum beberapa waktu mereka menunggu seorang wanita dengan seragam sekolahnya datang dan mulai menyapa Zen dan Asuna yang masih duduk dibangku taman tersebut.

"Maaf aku terlambat Zen, Asuna-san" kata Suguha.

"Kami juga baru sampai Sugu-chan" kata Asuna sambil tersenyum kearah wanita tersebut.

Lalu Zen mulai menggeserkan tempat duduknya bersama Asuna dan memberikan tempat untuk Suguha untuk ikut duduk pada bangku tersebut.

"Sugu, bisakah aku menanyakan sesuatu?" kata Zen setelah melihat Suguha yang sudah duduk disebelahnya.

Asuna yang berada disebelah Zen juga penasaran pertanyaan apa yang akan ditanyakan oleh Zen, sambil menoleh kearahnya.

"Tentu Zen, apakah sesuatu mengganggumu?" tanya Suguha.

"Bukan seperti itu, aku hanya ingin menanyakan apakah kau mempunyai tanda disekitar tubuhmu yang menyerupai sebuah tato dengan bentuk lingkaran dengan bagian bawahnya tidak terhubung?" tanya Zen.

Asuna yang mendengar ini sangat terkejut akan pertanyaan Zen kepada Suguha tersebut. Zen saat ini menyebutkan tato yang sama seperti apa yang dimilikinya kepada Suguha. Sedangkan Suguha saat ini lebih terkejut karena Zen mengetahui hal tersebut.

"D-Dari mana kau mengetahuinya Zen?" kata Suguha.

Mendengar ini mata Asuna melebar dengan apa yang didengarnya.

"Zen jangan bilang?" kata Asuna.

"Ya, kemungkinan besar kalian mempunyai tato yang sama." Kata Zen

"Dan bisakah kamu menjelaskan tentang tato yang berada ditubuh kami ini Zen?" tanya Asuna.

"Aku akan mengatakannya saat waktunya tiba, jadi kuharap kalian sabar menunggu" kata Zen kepada mereka berdua.

Suguha dan Asuna yang mendengar ini sebenarnya sangat penasaran, namun mereka mencoba bersabar dan menunggu Zen memberitahukan kepada mereka berdua.

Akhirnya mereka mulai mengobrol ringan sampai kedua orang yang mereka tunggu selanjutnya tiba ditempat ini.

"Maafkan keterlambatan kami" kata Lisbeth kepada orang yang berada didepannya.

"Baiklah, bagaimana kalau kita mulai menuju bar Agil" kata Zen dan dibalas anggukan oleh semua wanita yang saat ini bersamanya saat ini. Mereka berlimapun mulai berjalan menuju tempat tujuan mereka dengan Zen, Asuna dan Suguha berada didepan Lisbeth dan Silica.

"Sepertinya Zen-san sudah mulai melupakan kami" kata Silica yang melihat Zen yang berjalan sejajar dengan Asuna dan Suguha.

Mendengar ini Zen hanya tersenyum dan mulai menghentikan langkahnya dan mulai berbalik kearah dua wanita yang berada dibelakangnya.

"Tunggulah" kata Zen sambil menepuk kepala Silica dan memberikan senyum manisnya kepada Lisbeth.

"Hmph.. Sebaiknya saat itu kau akan mengungkapkan perasaanmu dengan cara yang sangat romantis Zen, kalau tidak aku tidak akan menerimamu" kata Lisbeth dan dibalas anggukan oleh Silica.

"Baiklah, baiklah" kata Zen sambil tersenyum kearah mereka berdua. Asuna dan Suguha yang mendengar ini hanya tersenyum dan ikut bahagia dengan perkataan Zen tersebut kepada kedua wanita itu.

"Baiklah, mari kita melanjutkan perjalanan kita" kata Asuna.

Akhirnya mereka berlima mulai melanjutkan perjalanan mereka dengan mengobrol ringan hingga mereka tiba disebuah bar yang mereka tuju. Bunyi lonceng pintu bar itu menandakan ada orang yang memasuki tempat itu.

Setelah melihat orang – orang yang memasuki bar tersebut, senyum dari semua orang yang berada dibar tersebut mulai melebar.

"Selamat datang" kata semua orang yang berada dibar itu dengan semangat.

Bar Agil pada hari ini direncanakan untuk tempat berkumpulnya beberapa player yang selamat dari insiden Sword Art Online untuk berkumpul bersama ditempat ini. Setelah kelompok Zen menyapa semua orang ditempat ini, akhirnya mereka mulai berpisah masing – masing.

Para wanita mulai bergabung dengan kelompok wanita yang sedang minum disatu meja, sedangkan Zen langsung menuju kearah meja bar tempat dimana sebagian pria berkumpul.

"Yo Zen, sepertinya kamu masih sepopuler seperti biasanya" kata pria berotot yaitu Agil.

Mendengar ini Zen hanya tersenyum dan mulai memesan minuman bersoda kepada Agil yang berada dibalik meja bar ini.

"Yo Kirito, bagaimana kabarmu?" tanya Zen.

"Tentu aku baik – baik saja Zen, kudengar kau semakin dekat dengan adikku" kata Kirito.

"Hahahaha.. tentu saja, lalu bagaimana dengan hubunganmu dengan Sachi?" tanya Zen kemudian.

"Seperti yang dilihat, kami baik – baik saja" kata Kirito.

Lalu setelah itu munculah seorang pria dengan menggunakan seragam kantornya datang dan duduk disebelah Kirito yaitu Klein. Lalu mereka mulai mengobrol hingga beberapa orang datang berkumpul bersama mereka.

"Jadi bagaimana dengan The Seeds itu Agil, Kirito?" tanya Zen.

Setelah Zen mendapatkan The Seeds dari Kayaba, Zen lalu memberikannya kepada Kirito dan menyuruhnya untuk melakukan apapun yang dia mau kepada data tersebut. Lalu setelah Kirito menerimannya dia langsung menghubungi Agil dan mulai menyebarkan data dari The Seeds itu di internet.

"Sudah banyak yang mendownload data itu Zen" kata Agil menjawab pertanyaan Zen sambil menunjukan data dari laptopnya kepada Zen.

"Apakah masih ingat rencana kita malam ini Zen?" tanya Klein kepada Zen yang melihat data yang diberikan Agil tersebut.

"Tentu, aku akan mengajak semua kelompokku untuk mengikuti acara tersebut" kata Zen.

"Huh... betapa irinya, setidaknya bisakah kau menyisakan satu untukku Zen? Atau kau bisa mengenalkan pada teman wanitamu?" kata Klein yang saat ini merasa depresi.

Melihat ini, kelompok yang berada ditempat itu mulai mengejek Klein satu persatu tentang nasib yang dialaminya tersebut. Namun saat Zen melihat sekeliling, dia melihat Suguha yang duduk sendirian dipojokan tempat ini.

Zen lalu beranjak dari tempat ini dan mulai menuju kearah Suguha.

"Mengapa kau sendiri Sugu?" tanya Zen yang duduk tepat disampingnya.

"Aku hanya tidak bisa mengikuti percakapan mereka semua Zen" kata Suguha sambil meminum minuman yang sedang dipegangnya tersebut.

"Baiklah kalau begitu aku akan menemanimu disini" kata Zen.

"Tapi bukankah kau akan mengobrol dengan teman – temanmu disini Zen?" kata Suguha.

"Aku lebih memilih mengobrol dengan orang yang kucintai saat ini." kata Zen sambil tersenyum kearah Suguha.

Mendengar ini Suguha mulai merona dan tersenyum akan perkataan Zen tadi. Dan akhirnya mereka berdua mulai mengahabisakan waktu dengan mengobrol hingga mereka pulang kekediaman mereka masing – masing.

"Kalau begitu sampai jumpa didalam game nanti" kata Zen dan dibalas anggukan oleh semua wanita yang saat ini bersamanya menuju ke halte yang akan mengantarkan mereka kerumah mereka masing – masing.